29. Cinta terbesar Bara

1.2K 142 0
                                    

"Gista!" teriak Debby saat melihat siapa tamu yang barusan mengetuk pintu rumahnya. "Gue kangen," ucapnya sambil memeluk Gista dengan erat.

Meskipun rumah mereka tidak jauh, tetapi mereka jarang sekali bertemu. Apalagi, semenjak libur sekolah. Mereka belum sempat bertemu lagi, jadi sekarang Debby senang saat Gista datang ke rumahnya. Setelah 1 Minggu tak bertemu.

Gista tersenyum dan berkata, "Gigi juga kangen banget sama, Debby."

"Lo baik-baik aja, kan, Gi?" tanya Debby, ia selalu khawatir dengan keadaan Gista. Apalagi, setelah putus dengan Bara.

Gista melepaskan pelukannya, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanda ia baik-baik saja.

"Oh, ya, sebenarnya Gigi datang ke sini mau nganterin ini," ucap Gista sambil memberikan sebuah undangan.

Debby mengambil undangan itu, lalu membaca nama pasangan yang tertera di depan undangan itu.

"Abang lo mau nikah, Gi?" tanya Debby, yang dibalas dengan anggukan.

"Datang, ya, Bi."

"Iya, nanti gue datang. Masuk dulu yuk," ajak Debby.

"Gigi mau langsung pulang aja," ucap Gista, ia belum siap jika harus bertemu dengan Bara.

"Masa langsung pulang, sih, lo nggak bete apa di rumah terus? Main dulu aja di sini, lagian gue di rumah sendirian. Yang lain pada pergi," ujar Debby.

"Tapi, Deb ---"

"Ayolah, Gi. Gue dari tadi sendirian tau," potong Debby, "gue juga lagi belajar masak. Lo ikutan belajar masak yuk," ajaknya lagi.

Gista berpikir sejenak, ia memang sedang bosan di rumah. Tidak ada salahnya juga kan ia main di rumah, Debby. Toh, Bara juga tidak ada di rumah.

"Yaudah, deh."

Debby tersenyum mendengarnya, lalu menarik tangan Gista untuk masuk ke dalam rumahnya. Dan, langsung mengajaknya ke dapur.

---

Saat sampai dapur rumahnya Debby, ternyata gadis itu tengah belajar membuat kue. Terlihat banyak bahan-bahan membuat kue di meja, ada juga kue yang sudah jadi tetapi terlihat gosong. Sepertinya, kue yang di buat Debby gagal.

"Gue kalau mau belajar masak, lebih enak waktu nggak ada emak gue, Gi," ucap Debby, membuat Gista menautkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Bukannya lebih enak kalau ada mama kamu, ya, Deb? Kan, bisa belajar langsung."

"Tapi, gue pengecualian, Gi. Kalau emak gue tau gue belajar masak, dia bisa ngomel-ngomel karena gue suka ngabisin stok bahan masakan. Iya kalau masakan gue enak, lah ini tiap masak gagal mulu. Kalau udah gitu, pasti uang jajan gue di potong," cerita Debby, menjelaskan apa yang membuatnya lebih suka belajar masak saat tidak ada mamanya.

"Terus, kalau sekarang tiba-tiba ketahuan sama mama kamu gimana?" tanya Gista.

"Nggak bakalan, Gi. Emak gue kalau diajak shopping suka nggak inget pulang, pasti lebih betah nge-mall. Apalagi, kalau yang bayarin belanjaan Babeh gue. Pasti nggak mau pulang," jawab Debby yang membuat Gista terkekeh, terdengar sangat lucu ketika Debby yang cerita padanya.

Debby tersenyum saat melihat Gista yang tertawa, rasanya senang melihatnya. Hanya itu, yang bisa Debby lakukan untuk menghilangkan rasa sedih Gista.

"Ayo, Gi. Kita mulai bikin gue, gue mau bikin kue tart." Gista mengangguk sebagai jawaban, lalu membantu Debby untuk membuat kue.

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum