26. Rasanya sakit hati

1.2K 143 5
                                    

Jam menunjukkan pukul 15.15 wib, Gista masih berada di sekolahnya. Padahal, lomba sudah berakhir satu jam lalu, bahkan sejak berakhirnya lomba semua murid bisa pulang. Tetapi, Gista belum ingin beranjak dari duduknya untuk pulang. Sejak tadi Gista duduk di bangku taman sekolah sendirian.

Hampir semua teman-teman sekelasnya membujuk Gista untuk mau pulang, tetapi Gista menolaknya. Bahkan, ajakan Lili yang notabenenya adalah sahabatnya juga ia tolak. Gista sama sekali tidak mau beranjak dari bangku itu, padahal yang dilakukan Gista hanya duduk dengan tatapan lurus ke depan.

Dulu, Gista pernah melihat Nadin -teman sekelasnya- yang nangis sendirian di pojok kelas, karena sakit hati pacarnya selingkuh. Saat itu, Gista bingung apa sakit hati rasanya sesakit itu sampai-sampai Nadin bisa menangis sesegukan dan tidak ada obatnya sama sekali.

Dan, sekarang Gista bisa merasakan apa yang pernah Nadin rasakan saat itu. Rasa sakit hati, yang memang kenyataannya memang sakit. Meski hatinya tidak mengeluarkan setetes darah pun, nyatanya lebih menyakitkan daripada luka yang mengeluarkan darah. Meskipun sakit hatinya bukan karena diselingkuhi, Bara. Tetapi, rasa sakitnya ini lebih sakit daripada orang yang diselingkuhi.

"Gista," panggilan itu, membuat Gista mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Gista berdiri dari posisi duduknya, lalu memeluk orang yang barusan memanggilnya. Dan, detik itu juga tangisnya kembali pecah.

"Sakit, By. Rasanya sakit, Gigi nggak pernah merasakan ini sebelumnya. Dan, di saat Gigi merasakannya. Kenapa harus sesakit ini?" tanya Gista, membuat Debby sedih saat melihat Gista yang menangis seperti ini.

Dan, ya. Orang yang baru saja memanggil Gista adalah, Debby. Gista tak tahu kenapa Debby bisa datang ke sekolahnya, tapi Debby datang di waktu yang tepat. Di saat ia membutuhkan pelukan untuk menguatkannya.

"Jangan nangis, Gi. Gue nggak bisa lihat lo nangis kayak gini, lo sahabat terbaik gue. Dan, gue nggak mau lihat sahabat terbaik gue menangis seperti ini," ujar Debby, ia bisa lihat bagaimana rapuhnya Gista kali ini.

"Semuanya salah, Gigi. Kalau aja Gigi nggak ikut-ikutan mereka buat jahilin, Bara. Mungkin sekarang Bara nggak akan marah sama, Gigi. Gigi cuma bercanda, By. Gigi cuma bercanda putusin, Bara. Tapi, Bara bener-bener putusin, Gigi." Debby meneteskan air matanya begitu saja, melihat Gista yang menangis seperti itu membuatnya tak tega. Apalagi, ia belum pernah melihat Gista menangis hanya karena satu cowok.

Sekarang, Debby bingung harus apa? Ingin mengatakan sesuatu pada, Gista. Tetapi, Bara sempat melarangnya. Ia jadi serba salah sekarang, di sisi lain Bara adalah kembarannya dan di sisi lain juga Gista adalah sahabatnya. Bagaimanapun, Debby sangat berharap jika keduanya akan terus bersama-sama.

"Gigi tau Gigi salah, tapi apa harus Bara beneran putusin Gigi? Apalagi, Bara bilang kalau dia berharap nggak akan pernah ketemu Gigi lagi," ucap Gista dengan isak tangisnya yang sudah sesegukan.

Debby melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata yang sudah membasahi wajah Gista. "Jangan nangis lagi, lo nggak boleh kayak gini. Jangan jadi cewek lemah cuma gara-gara, Bara. Apa pun yang terjadi lo harus ikhlas, jangan salahin diri lo juga," ucapnya.

"Nanti gue akan bicara sama, Bara. Dia nggak mungkin ngelepasin lo gitu aja, Gi. Karena, dia itu cinta banget sama lo. Mungkin, sekarang dia masih belum percaya aja kalau lo cuma putusin dia hanya pura-pura. Karena, beberapa hari ini dia masih kepikiran kenapa waktu itu lo tiba-tiba putusin dia. Sekarang lo tenang, jangan nangis lagi. Kalau nanti abang lo tau lo abis nangis, nanti dia bisa khawatir," bujuk Debby, ia tahu kenapa Gista bisa menangis seperti ini. Gista pernah merasakan kehilangan, dan tentunya Gista tak ingin lagi merasakan kehilangan orang yang dicintainya.

"Sekarang kita pulang, ya, udah sore," ajak Debby yang langsung diangguki Gista. "Sini mana kunci motor lo, biar gue yang bawa motornya. Lo gue bonceng."

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Where stories live. Discover now