1

2.3K 155 11
                                    

" I'll find you even if you're at the end of Orion "

----

Aku menatap langit-langit.

Langitnya gelap.

Aku meringis ketika menyentuh dadaku,membuatku sadar kalau aku sudah ada di ambang kematian.

"Rin..."

Suara tangisan temanku terdengar di sebelahku.

"Sudahlah..."

Aku menatap mereka yang berhenti menangis dan melihat seorang lelaki yang tersenyum di belakang mereka.









Apa itu Grim Reaper?

---

Aku merasakan cahaya kecil menyelinap masuk,membuatku membuka mata.

Seseorang tengah membelakangiku.


Ia berbalut putih,serta terlihat seperti patung ukiran yang biasanya kulihat di museum.

Ia berbalik,membuatku melihat wajahnya dengan jelas.

Ia berjalan menujuku,lalu menyejajarkan matanya dengan mataku.




"Kau beruntung,ya"


Aku bingung.



Aku beruntung kalau aku mati?



"Aku baru kali ini melihatnya mengikuti seorang manusia biasa" ujarnya lalu menatapku dari atas ke bawah.



Ia bangkit.





"Aku Orius,dewa di dunia Orion" ujarnya dan menunjukkan sebuah pemandangan.



Beberapa orang menggunakan sihir.





Serta kemampuan yang di luar nalar manusia.




"Apa kau ingin bereinkarnasi di sini?"


Aku mengangguk.









Kenapa tidak?

----

Aku menatap langit-langit putih yang asing.


Aku bangkit dari posisi tidurku,lalu melihat sekeliling dengan cepat.


Ah,sepertinya aku sudah direinkarnasi.



Aku turun dari kasur lalu menghampiri sebuah cermin.

Aku menatap cermin tersebut lalu menatap mata yang tengah menatap cermin.

"Mataku...berbeda warna?"


Tapi aku masih bisa melihat...


Penampilanku layaknya seorang malaikat di legenda dunia manusia.


Warna mata putih serta hitam,menghias kedua mataku.


Aku menatap anak rambut putih yang tumbuh di sekitar rambut cokelatku.

Aku menatap rambutku yang sudah lama tidak dipotong,membuatku sedikit kesulitan berjalan dengan rambutku.

Aku membuka jendela,menatap pemandangan seperti hutan di luar sana.

Aku kembali ke kasur lalu merebahkan diri di kasur.

Tidak lama kemudian,makanan masuk dengan seorang lelaki yang seumur denganku.

"Kapan kau akan bangun,Nona..?"

Suaranya dipenuhi kesedihan,seperti malam di saat aku mati.


Aku berguling dan bangkit ke posisi duduk.

"Nona..."


Ia memelukku ringan dan memberikan makananku di atas meja lipat.

Sebuah sop beserta dengan segelas susu putih.

Aku melahapnya dengan cepat lalu memberikannya kembali ke pelayan tadi.


"Namamu siapa?"


Ia hanya diam.

"Kamu lupa denganku?"

Aku mengangguk.

Ia menghela nafasnya lalu menatapku dengan matanya yang bercampur dengan kesedihan.

"Aku Ivon,pelayanmu nona"

Aku mengangguk dan ia tersenyum.


"Aku akan meninggalkan nona dahulu" ujarnya dan meninggalkan ruanganku.


Ia dewasa untuk anak seumuran delapan tahun.


Aku lebih aneh lagi.

Anak mana yang mempunyai pikiran seusia lima belas tahun?

Mungkin di manga.

----

Aku membaca buku di ruanganku.

Beberapa kata mirip di Jepang,ada kanji dan juga hiragana.


Aku mengerti pembicaraan orang tapi tidak pernah melihat huruf aslinya.


Dewa Orius....


"Kenapa kau memanggilku?"


Eh?

Suara itu...




"Dewa Orius...?"




"Iya,kenapa kau memanggilku?"


Aku hanya terdiam,lalu menatap langit yang sudah mulai gelap di luar.


"Aku akan pergi dahulu"

Suara itu meninggalkanku di dalam kesunyian ruanganku.

---

Aku berjalan menuju dapur,dan mendengar dua suara yang familiar di telingaku.

"Anak itu tidak akan tinggal lama di sini"

DEGH!















Mereka membicarakanku?

Aku terdiam lesu di ruanganku.


"Kenapa mereka berbicara itu..?"


Aku menatap pemandangan di luar,lalu menatap kota yang jauh di sana.

Kegiatanku sehari-hari hanya terdiri dari makan,mandi,duduk dan seterusnya.


Aku keluar dari kamar dan berjalan menuju taman di belakang rumah ini.

"Hei!"


Aku menatap ke belakangku,dimana berdiri seorang anak lelaki berusia lima tahun.

Adikku...


"Kau bahkan tidak patut aku sebut kakak" ujarnya.




Kata-katanya menyakiti hatiku secara tidak langsung.

Aku melempar senyumku ke arahnya,membuatnya pergi meninggalkanku sendirian di taman.



"Aku memang tidak diperlukan di rumah ini..."



Kata-kata yang dilontarkan oleh adikku memang tidak bisa ditolak,karena aku merasa tempatku bukanlah disini.

----























The Hunted [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant