menerka logika

308 30 0
                                    

Hal ini sudah tak dapat diterka dengan logika manusia biasa. Hal ini memerlukam kekuatan non manusia. Kekuatan ekstra. Tetapi logika apa yang akan digunakan untuk menerka persoalan ini? Tak ada yang tahu. Begitu juga dua sejoli Kim Taehyung dan malaikat maut.

" Kira kira, dari mana kita harus memulai pencarian ini ahjussi?" Tanya Taehyung pada sang malaikat maut. "Entah. Aku juga tak tahu harus bagaimana. Aku sama bingungnya seperti dirimu. Aku tak paham akan situasi ini. Mungkin kita harus menelisik dari tempat gubug itu. Gubug tempat kita pertama kali bertemu. Apakah ada sesuatu yang membantu. Kau juga tanyakan pada salah satu teman hantumu yang sudah bereinkarnasi lebih dari 5 kali. Pastikan ia roh tua yang telah mengalami kehidupan di beberapa masa." Ucap Jimin dengan tegas dan berwibawa. "Itu ide bagus ahjussi, aku akan mulai melakukan pencarian tentang hal itu." Ucap Taehyung.

Di sisi lain nampak seorang namja pucat yang tengah memandangi dua sejoli yang sedang merencanakan sesuatu. "Rencana yang unik. Aku akan melakukan sesuatu untuk mendukung rencana mereka." Ucap pria pucat itu sambil tersenyum miring.

Pria pucat itu lantas menyeberangi pintu antara dimensinya dan dimensi para manusia. Di dunia biasa, ia nampak seperti orang orang pada umumnya. Tidak bersayap, tidak sepucat seperti biasanya, tidak mengenakan pakaian serba hitam yang aneh. Normal, sangat normal.

Si dunia manusia, pria pucat itu akrab di panggil august. Bukan seseotang yang berasal dari barat sana. Dia juga orang Korea, namun ia mengenalkan dirinya sebagai seseorang yang tumbuh besar di Amerika.

Sekarang, ia nampak sedang duduk di bar sambil meneguk cocktail. Ia nampak bingung dan gelisah. Efek alkoholnya membuat kesadarannya buyar. Maklum, toleransinya akan alkohol rendah.

Di tengah kepengaran akibat alkohol, ia membayangkan dan visualisasi atas rencananya untuk mendukung dua sejoli itu. Di tengah kegiatannya, ada seorang yeoja. Ia tinggi dan memancarkan aura cerah dan bersahabat.

" Apa maumu?" Tanya si pria pucat.
" Hanya satu permintaanku. Janganlah kau menunjukkan keberadaanmu terlalu sering pada mereka. Aku memiliki ketakutan kalau ketika kau melakukannya, luka lama yang mereka belum ketahui sekarang, luka masa lampau itu. Aku tahu kalau kau tidak perlu saran dariku. Aku hanya ingin memberi saran padamu." Ucap yeoja itu.

Setelah beberapa menit, yeoja itu pergi meninggalkan pria pucat itu. Proa pucat itu sekarang hanya duduk termenung merencanakan apa yang harus dilakukan untuk membantu dua sejoli itu. Namun nihil, dalam otak jeniusnya, tak ada setitik ide pun yang muncul. Ia frustasi dan langsung meninggalkan bar itu.

Ia memutuskan untuk pergi ke taman dan menjernihkan otaknya. Ha, orang gila mana yang pergi ke taman pada pukul 3 pagi. Tentu saja pria pucat ini.

Ia mengingat kembali janjinya untuk menjaga dua sejoli  atas hukuman dari perbuatan yang ia lakukan di masa lalu. Dosanya membuatnya mengemban tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab untuk menjaga dan mempertemukan kembali dua sejoli yang telah terpisah selama beberapa ratus tahun.

Hanya dia yang mengingat dosanya. Hanya dia yang mengingat apa yang terjadi kepada sepasang kekasih malang itu. Ia ingat detil dimana sebuah perpisahan yang berakhir dengan ajal yang memisahkan dua sejoli itu.

Keadaan yang memaksanya melakukan hal sekotor ini. Melakukan hal yang sekhianat ini. Sehingga dua nyawa polos itu melayang dan terpisah. Salah satu lahir kembali dan satunya lagi menjadi salah satu tangan tuhan.

Ia telah berkhianat. Mengkhianati temannya, keluarganya, dan seluruh rakyat demi mendukung kehidupan adik kesayangannya yang nyaris berada di ujung.

Mata mata kita.
Logikanya lah yang sebaiknya dipakai untuk menghubungkan hal hal yang terjadi pada dua sejoli favorite kita

till We Meet againWhere stories live. Discover now