[5]. She can't

488 107 56
                                    

"Noona, kau tahu hal apa saja yang tidak bisa kuhitung?"

Taeyeon mengalihkan pandangan kepada Baekhyun yang sedang duduk berpangku tangan di depannya. Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan di salah satu meja perpustakaan sekolah.

Sebenarnya Taeyeon sudah disana terlebih dahulu karena ingin menikmati waktu sendirian, tapi pemuda itu selalu saja tiba-tiba hadir tanpa peringatan. Seolah-olah ia memiliki banyak tubuh dimana-mana. Andai ini adalah dunia di Film Naruto, mungkin Taeyeon akan mengira Baekhyun menguasai jurus seribu bayangan.

"Tidak tahu dan tidak mau tahu," Taeyeon menjawab dengan tegas.

"Jawabannya adalah bintang di langit, ikan di laut, dan cintaku padamu," ucapnya sambil tersenyum lebar hingga kedua matanya ikut membentuk sebuah garis lurus. Lelaki itu tetap menjawab, tidak mempedulikan pernyataan Taeyeon.

"Haha, lucu sekali." Sahut Taeyeon dengan raut datar, kemudian kembali membaca bukunya.

"Noona! Noona!" Baekhyun memanggil lagi.

"Apa lagi?" Taeyeon menoleh dengan malas.

"Aku suka padamu, kau menyukaiku juga tidak?"

Taeyeon terpaku mendengar pengakuan adik kelasnya itu. Suka katanya? Ia benar-benar tidak habis pikir mengapa Baekhyun dapat mengakuinya dengan mudah, seolah-olah itu adalah hal biasa baginya.

"Berhenti menggangguku, Baekhyun."

"Wah, akhirnya kau memanggil namaku dengan benar! Haruskah kupanggil kau Taeyeon juga?" tanya Baekhyun dengan gembira.

Menurut Taeyeon pribadi, Baekhyun adalah orang yang memiliki aura menyenangkan. Ia ceria, supel, dan humoris meski terkadang tengil dan tidak tahu malu. Sejauh ini, Baekhyun adalah lelaki pertama yang bisa dekat padanya, entah bagaimana caranya lelaki itu bisa mendobrak masuk ke dalam hidupnya. Ia berhasil menghancurkan dinding kokoh yang dibuat Taeyeon selama ini, dan berakhir menjadi salah satu pemeran di dalamnya.

"Terserah kau," Taeyeon menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Sejujurnya aku lebih suka Tetey, tapi Taengie juga lucu," Baekhyun mulai berbicara aneh, Taeyeon menghela napas gusar.

"Pulang sana!"

Baekhyun mengangguk semangat. "Ayo!"

Taeyeon mendecak. "Maksudku kau saja,"

"Tidak mau, aku akan pulang bersamamu." Baekhyun menggeleng-gelengkan kepala.

Taeyeon berdiri dengan kesal. "Diam disini seumur hidupmu kalau begitu!" serunya, kemudian pergi meninggalkan perpustakaan.

"Noona!"

Baekhyun berteriak-teriak di belakangnya, tapi Taeyeon tetap melangkah tidak peduli. Ia hanya bingung mengapa ada orang aneh seperti Byun Baekhyun.

"Taeyeon!" Baekhyun memegang tangan Taeyeon hingga akhirnya gadis itu menoleh ke belakang.

"Jangan ikuti aku!" Taeyeon melepaskan tangannya dari cekalan jemari lelaki itu. Ia berjalan pergi ke luar sekolah dengan langkah cepat.

Baekhyun berlari mengejar gadis itu hingga ke jalan raya. Ia tidak tahu bahwa menyukai seseorang ternyata bisa serumit ini.

"Tunggu!" seru Baekhyun yang masih berlari.

Taeyeon menghentikan langkah, Baekhyun yang tidak sempat berhenti itu seketika menabrak tubuh gadis itu. Alih-alih kesakitan, Baekhyun malah merasa senang.

"Kau sengaja, ya?" tanya Taeyeon sambil menatap Baekhyun tajam. Ia berusaha menopang kakinya yang mendadak perih setelah lututnya menyentuh permukaan tanah.

"Aku tidak sengaja, sungguh!" Baekhyun berdiri dengan panik.

"Lalu kenapa kau tersenyum?"

"Apa ... aku? Tidak!" Baekhyun tergagap.

"Aku melihatnya tadi!" Taeyeon berseru.

"Aku hanya senang karena kau berbalik menghadapku, bukan karena kau terjatuh!" seru Baekhyun tak kalah keras.

Taeyeon mendengus. "Dasar brengsek,"

"Hei, kau mau kemana?" Baekhyun berteriak saat Taeyeon melangkah pergi.

"Bukan urusanmu!" Taeyeon berteriak kepada Baekhyun. Saat ia menoleh ke arah jalan raya, sebuah lampu sorot dari bis tertangkap oleh netranya. Sepersekian detik, tubuh Taeyeon terpaku karena silau, mendadak tak bisa bergerak. Beruntung sebuah tangan mencekal ranselnya dan menariknya dari jalan dengan cepat. Layaknya adegan slow motion, Taeyeon memandangi Baekhyun yang kini menatapnya dengan napas memburu.

"Kau gila?!" Teriak Baekhyun dengan napas yang terengah-engah. Taeyeon masih terdiam, berusaha mencerna apa yang barusan terjadi.

"Kenapa kau bodoh sekali? Kalau tidak suka, cukup bilang padaku bahwa kau tak suka," ucap Baekhyun penuh emosi. "Kau sebegitu bencinya padaku, ya?"

Taeyeon menolehkan kepala, menatap mata Baekhyun dengan dalam. Kali ini sinar mata lelaki itu tidak seperti biasanya. Hati Taeyeon mencelos saat Baekhyun mengalihkan pandangan.

"Hati-hati di jalan. Maaf selama ini mengusikmu, aku benar-benar minta maaf karena tidak pernah mengerti keadaanmu," ucap Baekhyun. Lelaki itu membungkuk sebentar dan berjalan pergi kembali sekolah.

Taeyeon memandangi punggung lelaki itu hingga menghilang tertelan tikungan jalan.

"Brengsek," gumamnya.

Maaf, Baekhyun. Aku benar-benar tidak tahu harus merespon apa. Aku tidak bisa...





























A/N:
Mari kita akhiri keuwuan mereka berdua sekarang, karena sesungguhnya kehidupan tanpa terjangan itu tidak seru kawan, hiya hiya( ͡° ͜ʖ ͡°)

Sehubungan ada gejala COVID-19 yang menghambat kegiatan sekolah, so yeah aku bisa kembali update. Minta doanya juga ya:)

Mau double up?

Alexithymia [BAEKYEON]Where stories live. Discover now