[4]. When You Like Someone

553 107 72
                                    

Bel pulang sekolah terdengar, Jessica berlari menghampiri Taeyeon yang sudah berada di lapangan. Gadis Kim itu sudah menenteng ransel besar yang berisi alat-alat panah, padahal bel pulang sekolah baru saja berbunyi lima menit yang lalu.

"Hari ini kau latihan lagi?" tanya Jessica.

"Ya," jawab Taeyeon singkat sambil mengeluarkan alat panahnya dari ransel.

"Aish, tak bisakah kau meluangkan waktu untukku sebentar?" Jessica menggerutu, bibirnya mengerucut sebal.

Taeyeon menatap Jessica sebentar, lantas menggeleng. Ia memposisikan dirinya untuk mulai memanah.

"Kau ada janji dengan orang lain, ya?" tanya Jessica lagi.

Taeyeon melepaskan anak panahnya. Saat benda itu mendarat tepat di titik target, gadis itu menoleh kepada Jessica. "Apa aku terlihat ingin pergi dengan seseorang?"

Jessica menggaruk tengkuk, "lalu itu siapa?"

"Apa maksudmu siapa?"

"Lelaki itu temanmu bukan?" Jessica menunjuk seorang lelaki yang mendadak mondar-mandir di belakang mereka. Taeyeon menoleh, ekspresinya mendadak masam saat menyadari seseorang itu.

"Oh, bukan. Aku tidak kenal dia siapa,"

Jessica menyipitkan matanya, "Itu lelaki yang bersama Jiyong di foodcourt kemarin, 'kan?"

Taeyeon bergeming, Jessica yang merasa diabaikan lantas mendecakkan lidah.

"Hei kau, kemari!" Jessica berteriak, orang yang mondar-mandir tadi seketika terdiam dan menunjuk dirinya.

"Aku?"

"Iya kau, cepat kemari!"

Sesuai dengan instruksi Jessica, orang itu berjalan ke arah mereka berdua. Dengan polos ia mengerjap-ngerjapkan matanya. "Ada apa?"

"Kau yang kemarin bersama Jiyong, 'kan?" tanya Jessica.

"Iya," jawabnya.

Jessica mengangguk. "Siapa namamu?"

"Byun Baekhyun,"

"Baiklah Byun Baekhyun, kau mengenali dia?" Jessica menunjuk Taeyeon, dengan refleks Taeyeon membuang muka dan kembali memanah.

Jantung Baekhyun berdetak dengan cepat. Ia ingin berteriak girang, tapi rasanya sangat malu saat menyadari gadis-gadis ini adalah seniornya. Baekhyun menatap ke arah Taeyeon yang mengabaikannya, tidak peduli. Baekhyun kecewa dalam hati, sepertinya ia selama ini tidak dianggap.

Baekhyun menghela napas gusar. Setelah menimbang-nimbang cukup lama, ia berkata, "tidak, seonbae."

Taeyeon terkejut dalam diam.

💮💮💮

Seharian ini Taeyeon merasa diikuti oleh seseorang dari belakang, entah perasaannya saja atau memang ada orang kurang kerjaan yang mengikutinya. Bahkan hingga pergi ke toilet pun masih terasa hawa-hawanya.

Taeyeon yang tengah berjalan di koridor itu membuka ponselnya dan menyalakan fitur kamera depan, berpura-pura menata penampilan padahal mengincar seseorang.

"Byun Bebek!" Taeyeon berseru. Ia menurunkan ponselnya dan menatap tajam ke belakang. "Aku tahu itu kau,"

Baekhyun mendadak salah tingkah, lelaki itu membungkuk berkali-kali.

"Kemari!"

Dengan langkah ragu ia berjalan menghampiri Taeyeon. Kepalanya menunduk karena malu. Tapi karena Taeyeon lebih pendek darinya, Baekhyun jadi dapat dengan mudah melihat wajah gadis itu yang sedang menatapnya. Akhirnya Baekhyun memutuskan untuk menenggadah ke atas.

Taeyeon berkacak pinggang. "Kenapa membuang wajahmu? Kau kira aku tinggi?"

Baekhyun beralih menundukkan kepalanya.

"Apakah ada sesuatu yang ingin kau bicarakan padaku?"

Baekhyun menggeleng.

"Lalu kenapa kau mengikutiku?"

Baekhyun menggeleng lagi.

"Jawab dengan benar!" seru Taeyeon.

"Ini sudah kujawab!" Baekhyun balas berseru, saat menyadari bahwa suaranya terlalu besar ia membungkuk berkali-kali lagi. "Maafkan aku, noona ..."

Taeyeon mengangkat sebelah alisnya. "Noona?"

"Maaf sudah berlaku tidak sopan padamu selama ini," Baekhyun membungkuk lagi.

"Hentikan, jangan membungkuk lagi. Jadi kau mengikutiku hanya untuk meminta maaf padaku?" tanya Taeyeon.

"Ne, noonim!" angguk Baekhyun semangat.

"Benar-benar kurang kerjaan!" Taeyeon menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sebenarnya ada yang ingin kutunjukkan padamu juga ..." jawab Baekhyun ragu.

"Apa?"

Baekhyun membungkuk sebentar dan malah berjalan meninggalkan Taeyeon. Taeyeon melongo saat lelaki itu berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Namun ternyata ia kembali membawa gitar dan Taemin yang sedang berjalan di sebelahnya.

Jreng~

Baekhyun menoleh kepada Taemin, "Kuncinya apa?"

"Begini ..." Taemin menjelaskan detail-nya kepada Baekhyun. Taeyeon yang sudah menyadari hal selanjutnya yang akan terjadi hanya menatap mereka berdua dengan datar.

"Jadi begini ya kelakuan anak zaman sekarang?" Taeyeon membatin dalam hati.

"Aku persembahkan konser musik gratis untukmu, noona ..." Baekhyun mulai menggenjreng gitarnya, Taeyeon merinding.

"Noona neomu yeppeo~"

"Geu geunyeoreul boneun naneun," Taemin ikut menyanyi sebagai suara kedua.

Baekhyun memejamkan matanya dan bernyanyi dengan khidmat. "Michyeo~"

Taemin menyahut. "Ha hajiman ijen jicheo,"

"Replay, replay, replay~"

Taeyeon mendecak, kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan kedua lelaki itu. Benar-benar tidak penting. Mereka yang berbuat, justru malah dirinya yang malu.

"Noonaa!" teriak Baekhyun dengan keras.

Taemin melirik Baekhyun dengan kesal. "Sudah kubilang itu ide yang buruk, Baekhyun."

"Lalu aku harus bagaimana?" Baekhyun menghela napas.

"Kau baru pertama kali menyukai seseorang, ya?" tanya Taemin.

Baekhyun mengangguk pelan. Apa caranya selama ini salah, ya?















A/N:

hai, chapter ini adalah chapter terakhir sebelum aku hiatus karena ujian minggu depan. doakan saja aku kembali secepatnya~

(Visualisasi Baekhyun saat menggenjreng gitar dengan tengil)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Visualisasi Baekhyun saat menggenjreng gitar dengan tengil)

Alexithymia [BAEKYEON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang