B.D.B 13

7.3K 234 29
                                    

Kini Alexy dan Kai berada di restoran Jepang populer yang ada di New York. Alexy sedang menyantap sushi tuna, sedang Kai hanya melihat kekasihnya yang sedang makan dengan lahapnya.

"Kamu makan pelan-pelan Lex, tidak ada yang mengambil makananmu." Kai tertawa geli melihat Palestina dengan lahapnya memakan makanannya tanpa ada malu sedikitpun.

"Kamu tidak takut gendut?" Goda Kai.

"Memang kalau aku gendut kamu tidak mau lagi denganku?" Balas Alexy.

"Gendut atau pun kurus, aku tetap mau sama kamu." Kai mengacak-acak rambut Alexy gemas.

"Dasar tukang rayu!! Sudah berapa banyak wanita yang kamu rayu Kai?" Ejeknya.

"Kamu tahu betul kalau aku menyukai kamu dari dulu." Kai memutar bola matanya malas.

"Aku tahu, tapi bagaimana dengan Lucy? Grace? Anna? Jennie? Mereka kan mantan kekasihmu." Cibir Alexy.

"Hehe.. Itu kan hanya mantan, Lex. Kamu tetap di hati aku." Kai memajukan bibirnya ingin mencium Alexy, tapi dengan cepat ditahan dengan tempura yang dimasukan kedalam mulut Kai.

"Bulshit." Ucapnya.

"Kamu cemburu aku punya mantan kekasih banyak, Lex?" Tanya Kai.

Alexy tidak menjawab. Karena dia pikir pertanyaan Kai tidak bermutu.

"Kalau kau cemburu, berati kamu juga menyukaiku dari dulu?" Tanya Kai antusias. Jika memang seperti itu, berati cintanya selama ini tidak bertepuk sebelah tangan.

Alexy hanya mengangkat bahunya tidak tahu. Jika boleh jujur, sampai saat ini pun Alexy tidak memiliki perasaan apapun terhadap Kai. Alexy menerima permintaan daddynya semata-mata ingin membuat mereka senang.

"Tapi Lex, apa kamu tidak curiga dengan permintaan mendadak Daddy kamu yang mendadak ini?" Kai sebenarnya merasa aneh dengan permintaan Dominic secara tiba-tiba, tapi dia enggan bertanya lebih jauh.

Alexy lagi-lagi hanya mengangkat bahunya tidak tahu.

"Kamu tidak takut jika dengan permintaan tiba-tiba Daddy kamu ini ada sesuatu yang direncanakan dibelakang kita?" Kai berpikir jauh.

"Diam Kai, kau mengganggu selera makanku." Kesal Alexy karena Kai terus berceloteh tanpa henti.

"Lagi pula, kalaupun Daddy merencanakan sesuatu, aku yakin Daddy sudah mempersiapkan nya matang-matang. Aku menerima permintaan Daddy karena yang menjadi pendamping aku itu kamu, bukan orang lain. Jadi stop berpikir yang tidak-tidak." Alexy berbicara serius.

"Sekarang kau hanya perlu pikirkan bagaimana malam pertama kita nanti." Seperti biasa, Alexy selalu berbicara semaunya meskipun berada di tempat umum.

"Kau ini." Kai selalu bereaksi malu-malu saat Alexy menggodanya.

"Kau lucu saat blushing." Alexy mencium cepat bibir Kai.

"Apa si Lex, ini di tempat umum tahu." Kai melihat sekeliling yang memang cukup ramai dengan pengunjung.

"Kenapa? Kau kan calon suamiku, memang salah mencium calon ku." Alexy dengan cuek memakan makanannya meskipun ada pengunjung yang memperhatikannya.

Kai hanya tersenyum mendengar ucapan Alexy. Kai banyak berharap tentang hubungannya. Dapat bersama dengan cinta pertamanya adalah impiannya. Menjadi pendamping Alexy adalah salah satu impiannya. Dan sekarang sudah terwujud, tidak, maksud Kai hampir terwujud. Sekarang Kai hanya akan berfokus agar impiannya benar-benar terwujud.

****

Alexy sudah berada di dalam kamarnya, memainkan ponsel untuk mengecek apa saja berita yang ada di internet. Tidak lama Alexy membanting ponsel disampingnya karena merasa bosan. Dia ingin sesuatu yang lebih menyenangkan. Sudut bibirnya terangkat. Alexy pun berlari menuju lemari pakaiannya. Memilih-milih pakaian yang pada untuk dia kenakan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BILLION DOLLAR BABY 21+Where stories live. Discover now