B.D.B 10

4.4K 178 12
                                    

Kai mengantar Alexy ke kamarnya. Setelah sampai, Kai menyuruh Alexy untuk beristirahat karena wajahnya nampak pucat. Kai sebenarnya bingung dengan rasa takut Alexy dengan suara nyaring. Kai bertanya-tanya, apakah Alexy memiliki trauma dengan bebunyian nyaring.

Oke, untuk suara tembakan siapapun akan takut. Tapi Alexy pada taraf yang sangat para. Suara kembang api pun Alexy sangat takut. Jangankan itu, suara barang jatuh yang nyaring pun Alexy langsung bereaksi menutup matanya dan menutup kedua kupingnya dengan tangannya.

Pernah pada saat acara sekolah saat mereka berada di bangku menengah atas, acara merayakan kemenangan Olimpiade olahraga, dan sekolah menyalakan kembang api. Saat itu Alexy langsung berjongkok sambil menutup kupingnya rapat-rapat.

Kai lah orang pertama yang akan menenangkan Alexy pada saat seperti itu. Alexy memang terlihat kuat diluar, tapi Kai sangat yakin jika wanita memiliki sisi rapuhnya meskipun berusaha keras untuk menyembunyikannya.

Wanita terlihat kuat hanya untuk menutupi luka di dalam hatinya. Terkadang meskipun wanita ingin terlihat kuat, tapi  wanita juga butuh untuk terlihat rapuh. Karena, sejatinya wanita itu spesies paling rapuh dibanding yang lain. Tapi meskipun begitu, wanita adalah spesies paling pintar menutupi rapuh, sakit, kecewa hanya dengan mengatakan 'i'm ok.'

Saat ini Kai merasa bersalah karena pada saat adanya perampokan bersenjata, Kai malah kehilaseopngan Alexy. Kai mencari keberadaan kekasihnya seperti orang gila karena merasa khawatir. Meskipun Kai merasa lega karena ada Dimitri yang menjaga Alexy. Tapi tetap saja Kai merasa bersalah karena bukan dirinya lah yang ada disamping Alexy saat kekasihnya itu sedang merasa takut.

"Kamu baik-baik saja kan, Lex? Mau aku ambilkan sesuatu? Seperti minum? Atau kamu merasa lapar? Kamu belum makan malam ini." Kai memberondong Alexy dengan beberapa pertanyaan.

"Aku baik-baik saja, Kai. Sudah berapa kali kau bertanya apakah aku baik-baik saja atau tidak. Kau tahu bukan, aku ini wanita kuat." Ujarnya jengah mendengar rentetan pertanyaan Kai kepadanya.

"Ok, fine!! Sekarang kamu istirahat." Kai menyerah dan mengiyakan ucapan Alexy. Percuma saja Kai berbicara panjang lebar karena Alexy tipe wanita yang hanya ingin mendengar apa yang ingin dia dengarkan saja.

Kai menyelimuti Alexy yang sudah berbaring dan siap untuk beristirahat. Di kecup nya kening sahabat yang kini sudah berganti status menjadi kekasihnya. Setelah itu berdiri hendak pergi dari kamar Alexy.

"Aku pergi dulu." Kai pamit. Tapi Alexy malah memegang tangan Kai.

"Apa?" Tanya Kai bingung.

"Temani aku sampai aku tertidur." Pintanya.

Right? Alexy tetaplah wanita. Sekeras apapun dia terlihat dari luar, didalam dirinya tetap wanita yang juga butuh perlindungan dari seseorang.

Ingin sekali Kai berteriak didepan wajah kekasihnya yang cantik itu jika bukan dari tadi saja minta ditemani.

"Kamu marah?" Alexy memasang wajah imutnya.

Kai hanya menahan diri untuk tidak menyerang Alexy yang terlihat sangat menggemaskan saat sedang meminta sesuatu atau merajuk. Sayangnya Kai terlalu takut untuk menghadap Dominic yang sangat menakutkan itu.

"Tidurlah, aku akan menemani kamu sampai tidur." Kai duduk ujung kasur dan mengelus-elus lembut rambut Alexy agar cepat tertidur.

Alexy menggegerkan tubuhnya dan menepuk-nepuk kasur kosong disebelahnya. "Kai, sini." Alexy meminta Kai untuk berbaring disampingnya.

Lagi-lagi kali hanya bisa menggerutu dalam hati nya melihat betapa tidak pekanya Alexy yang tidak bisa melihat sikon yang ada. Di dalam kamar dan hanya mereka berdua saja disitu, seolah nyali Kai benar-benar sedang diuji. Tapi Kai yang selalu menurut dengan permintaan Alexy pun ikut berbaring disamping Alexy.

BILLION DOLLAR BABY 21+Where stories live. Discover now