B.D.B 03

6.9K 263 21
                                    

Alexy langsung membuka matanya saat dalam mimpinya ia mendapat tembakan tepat di perutnya. Alexy memijat pelipisnya yang berdenyut karena mimpi buruk sialannya. Mimpi itu terus datang didalam mimpinya seperti sebuah tali kusut.

"Kepalaku." Keluhnya.

"Jam berapa sekarang!" Alexy melihat jam di dindingnya baru menunjukan pukul enam. Dia pun memilih meninggalkan tempat tidurnya untuk membasuh muka agar lebih segar.

Alexy melihat pantulan dirinya dikaca. Wajahnya pucat pasi dari pantulan itu. Kepalanya juga berdengung, mungkin karena mimpi buruk itu. Alexy memilih untuk mengambil lipstik natural untuk menutupi bibir pucatnya. Alexy tidak mau Jean dan Dominic khawatir melihat anaknya seperti itu. Karena Alexy tahu, Jean tipikal ibu yang berlebihan takut anaknya kenapa-kenapa.

Alexy mencium aroma masakan dari lantai bawah. Ia sudah pastikan jika Jean sedang memasak untuk sarapan keluarganya. Dia pun turun kebawah untuk melihat dan memang perutnya langsung minta diisi saat mencium masakan yang dibuat Jean.

"Morning, Mom." Alexy menghampiri Jean dan mencium pipi Mommy nya dengan sayang.

"Morning sayang." Jean membalas sapaan anaknya.

"Ehmm!! Dad tidak dapat morning kiss juga?" Ternyata Dominic datang kedapur dan kembali kesal karena Alexy lagi-lagi hanya mencium Jean.

Alexy terkekeh melihat tingkah Daddy nya yang seperti bayi besar tidak memiliki dapatkan apa yang dia mau. Alexy pun mendekati Dominic dan mencium pipi Daddy nya.

"Morning Daddy." Alexy akhirnya mencium Daddy nya dari pada merajuk kembali seperti semalam.

"Tumben sekali bangun pagi. Apa terjadi sesuatu? Wajahmu pucat." Dominic menyentuh dahi putrinya. Dan benar saja, suhu badan Alexy lumayan panas.

"Aku baik-baik saja, Dad." Alexy menenangkan Dominic.

"Morning semua.." Datang Darren, kembaran Dimitri dengan gaya tengilnya.

Jika Dimitri lebih cool dan cuek, lain halnya dengan Darren yang lebih hiperaktif. Perbedaan cukup menonjol diantara mereka. Dan untuk wajah pun mereka bukan kembar identik. Jadi siapapun bisa menebak mana Darren, dan mana Dimitri.

"Morning, Dad, Mom." Kali ini datang Dimitri.

"Anak Mom sudah bangun semua. Yuk makan bersama." Ajak Jean kepada ketiga anaknya.

Mereka pun makan dengan diselingi canda dan tawa saat Darren yang memang pencair suasana. Sedangkan Dominic dan Dimitri memilih diam tidak menanggapi tingkah konyol Darren yang tiada habisnya. Jean memandang

"Lexy mana ada yang mau. Tingkahnya kaya serigala betina. Makannya dari jaman zigot sampai sekarang masih menjomblo. Dasar Jomblo. Haha!!" Darren meledek kakak nya.

"Diam kamu, Arren. Mau aku buka kartu kamu sama Daddy." Ancam Alexy.

"Kartu apa? Mohon maaf kakak ku tercinta. Aku masih polos dan suci, tidak tahu apa-apa." Ucapnya bangga.

"Oh.. Okay!! Biar aku bongkar. Dad.. Masa di ponselnya Arren-" Belum Alexy menyelesaikan ucapannya, Darren langsung menyumpal mulut kakaknya dengan roti.

"Wanita ular ini berbohong Dad, Mom. Sungguh, Darren masih suci. Diam Lexy." Darren membela diri.

"Siapa yang ular, adik kurang asupan vaksin. Benar Dad, Mom, lihat ponsel Arrent, banyak foto cewek-cewek cantik tidak mengenakan pakaian." Alexy melebih-lebihkan. Di dalam ponsel Darren memang banyak foto wanita, tapi tidak telanjang. Memang seksi tapi masih mengenakan pakaian, meskipun lingerie tipis.

"Diam kau Medusa. Jangan dengarkan dia Dad, Mom." Darren kalang kabut karena Alexy benar-benar membuka kartunya.

"Benarkah seperti itu, Darren Archer?" Dominic bertanya kebenaran.

BILLION DOLLAR BABY 21+Where stories live. Discover now