Ia mengepalkan kedua tangannya lalu menggerutu. Tidak ada pilihan selain mengikuti perkataan Arnold.

Ivanna mengambil gaun yang diberikan Arnold tadi. Ia memandangi gaun itu dengan seksama. Gaun yang indah dan tentunya mahal.

Ivanna bersiap dan mengganti pakaiannya. Kemudian ia memoles wajahnya dengan makeup lalu merapikan rambutnya.

 Kemudian ia memoles wajahnya dengan makeup lalu merapikan rambutnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

(Author note: Ivanna numpang lewat gaiss)

Arnold masuk ke kamar Ivanna tanpa mengetuk. Ia menghampiri Ivanna yang duduk membelakanginya.

"Sudah selesai?" Arnold mendaratkan kecupan singkat di sisi bahu Ivanna. Ivanna yang kaget langsung menetralisir rasa keterkejutannya. Entah kenapa ia menyukai atau bahkan merindukan Arnold yang bersikap hangat dan lembut padanya. Tapi ia juga membenci Arnold yang notabenenya masih memiliki kekasih, namun juga tak ingin melepaskannya. Egois sekali.

Ivanna mengangguk. Kemudian Arnold memegang tangan Ivanna. Mereka berdua keluar dari kamar dan meninggalkan mansion.

Pedro tersenyum ramah menyambut Ivanna didepan pintu mobil yang terbuka. Ivanna membalas senyuman Pedro dengan hangat.

"Kita mau kemana?" Ivanna memulai percakapan saat mobil sudah mulai berjalan meninggalkan mansion.

"Kau akan tahu nanti." Arnold tersenyum.

Ivanna mengangguk lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela. Sedangkan Arnold sedang memeriksa ponselnya karena banyak sekali email yang masuk.

Mereka diam dan tidak ada yang memulai pembicaraan satu sama lain, hingga mereka sampai di mansion besar, besar dan luasnya hampir sama seperti gedung konser berkapasitas 20.000 ribu orang. Megah dan mewah!

Mansion itu sangat luas, interior ruangannya bergaya klasik  dan modern. Ditengah-tengah ruangan itu terdapat meja bundar yang besar dan juga kursi untuk para tamunya.

Arnold duduk di kursi yang lebih tinggi dari pada yang lainnya. Didepannya ada palu, Arnold tampak seperti hakim diantara tamu-tamu lainnya.

Ivanna duduk disebelah Arnold, lebih tepatnya disebelah kiri Arnold. Pedro berdiri di sisi kanan Arnold dan para bodyguard lainnya berdiri dibelakang Arnold. Jumlah bodyguardnya yang berdiri dibelakang Arnold sekitar 10 orang, belum lagi yang menungguinya diluar ruangan.

Ivanna susah payah menelan salivanya saat semua mata tertuju padanya. Mata para pria hidung belang  dan para wanita cantik yang ada disamping pria-pria itu terus melihatnya dengan tatapan aneh.

"Dia kekasihku." Arnold berbicara tanpa ada yang bertanya padanya. Ia seolah bisa membaca pikiran mereka yang melihat Ivanna dengan tatapan aneh.

"Whoaaaa!"

"Kekasihmu?" Pria berambut pirang yang duduk di kursi urutan ke tiga disisi kanan Arnold tertawa dan menyilangkan kakinya, punggungnya ia sandarkan ke kursi dan tangan kanannya mengusap janggutnya sambil tersenyum licik.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant