II. Revenge

Mulai dari awal
                                    

Tapi apa kata Jimin tadi? Restoran Jepang? Oh tidak, Jiera sama sekali tidak menyukai makanan-makanan yang ada disana.

"Jangan, kita pulang saja dan biarkan aku yang memasak."

Jimin mengernyit. "Ada Bibi dirumah, dia bisa memasak jika kau mau makan dirumah."

"Baiklah." Jawab Jiera lesu. Masakan mahal yang dimasak Bibi sungguh tak sesuai dengan lidahnya yang murahan. Dia lebih suka makanan murah yang ada dipinggir jalan daripada makanan sehat yang dimasak Bibi.

"Kenapa kau terdengar lemas? Kau tidak suka masakan Bibi ya?" Tepat sasaran.

Jiera mengangguk. "Bukan tidak suka sebenarnya, tapi tidak cocok dengan lidahku, menurutku rasanya terlalu hambar."

Sepertinya hari ini adalah hari baik bagi Jimin hingga ia terus menerbitkan senyumannya. "Baiklah, kau akan memasak dan aku akan makan banyak hari ini."

***

"Maaf jika makanan yang kumasak tidak seenak masakan Bibi." Ujar Jiera sebelum menghidangkan makanan yang ia masak pada Jimin.

"Tidak apa, aku tidak memilih-milih makanan."

Jiera hanya diam menikmati makanannya. Dia merasa senang jika melihat wanita yang pandai memasak seperti Jiera karena di jaman sekarang ini banyak wanita yang begitu malas walau hanya sekedar memasak saja.

"Masakanmu lumayan." Ujar Jimin yang tak terdengar seperti nada pujian, itu terdengar seperti kritikan bagi Jiera.

"Aku akan belajar lebih banyak lagi."

Setelahnya keadaan hening sampai Jimin teringat sesuatu. "Jiera,"

"Ya?"

"Kau tau kan bahwa Taehyung sudah menjualmu untukku?"

Dengan lirih Jiera mengangguk. "Tentu, ada apa?"

Jimin meneguk air putih sebelum mulai bicara. "Sekarang kau sudah menjadi milikku dan aku ingin kau menuruti segala perintahku."

"Tentu saja, kau sudah berulang kali mengatakannya."

"Ini berbeda," ujar Jimin, "aku ingin kau menjauhi semua pria karena kau harus menanamkan kalimat ini didalam kepalamu. Kau itu milikku, milik Ryu Jimin. Apa kau mengerti?"

Dengan takut Jiera mengangguk. "Aku mengerti."

Bagaimanapun gadis itu tidak berdaya dan tidak bisa menolak apapun yang diperintahkan atau diucapkan Jimin padanya.

"Baguslah, tetap jadi gadis penurut begini, aku menyukainya."

***

Pagi ini saat Jimin membuka pintu ruangannya ia dikagetkan dengan Taehyung yang sudah duduk disana. Jimin berdehem sebelum mendudukkan diri di kursinya.

"Kenapa kau datang keruanganku sepagi ini?" Ujar Jimin to the point. "Bukankah kau sudah mendapatkan semua yang kau inginkan? Aku sudah melunasi utangmu, memberimu pekerjaan dan membuat adikmu bahagia."

"Aku tau dan aku berterimakasih. Tapi kau juga harus ingat janjimu padaku bahwa kau tidak akan melukai adikku sedikitpun."

Jimin berdecih. "Memangnya apa urusanmu? Gadis itu milikku, kau telah menjualnya padaku jadi terserahku aku ingin melakukan apa padanya."

Taehyung mengeraskan rahangnya menahan amarah. "Jangan gila Jim, kau sudah berjanji."

"Berjanji ya? Memangnya apa gunanya sebuah janji Taehyung-ssi? Bukannya itu dibuat untuk diingkari? Sama seperti yang kau lakukan beberapa tahun silam."

Tatapan tajam Jimin membuat Taehyung terdiam, teringat pada kejadian beberapa tahun lalu yang membuat persahabatannya dengan Jimin merenggang sampai sekarang ini.

"Itu masa lalu, kau tidak perlu membahasnya di masa sekarang."

Jimin geram. "Walaupun itu masa lalu aku tetap akan membalasnya Goo, aku akan melakukan hal yang sama padamu."

"Jangan gila kau! Awas saja jika kau berani menyakiti Jiera, maka aku akan--"

"Akan apa?" Potong Jimin. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Kau tidak bisa apa-apa, kau tidak berdaya dan aku akan memanfaatkan itu untuk membalaskan dendamku padamu Goo. Kau akan merasakannya."

Taehyung hendak berdiri dan melayangkan pukulannya pada Jimin tapi terhenti saat Jimin dengan santainya mendekatkan diri padanya.

"Silahkan pukul aku jika kau ingin mendekam dipenjara dalam waktu lama." Ujar Jimin begitu angkuh hingga rasanya Taehyung hendak memenggal kepala pria yang sedikit lebih pendek darinya itu.

Tapi Taehyung sadar bahwa uang dan kekuasaanlah yang telah mengatur dunia sekarang ini. Ia tidak boleh gegabah jika tidak ingin terkena masalah.

Tbc

Jangan lupa vote + komen gess💜💆

-Jeedesultory-

Epoch [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang