09

3.9K 397 131
                                    

Cafetaria, 18:22

"Mana Beomgyu?" Soobin

"Lagi di jalan, mungkin?" Lia

"Yaudah tunggu aja" Soobin

"Lo yang tenang ya, Ryu. Jangan tegang tegang" Ucapan Yeji yng yang diangguki Ryujin

"Tarik nafas.. buang.." Chaeryoung.

Ryujin menarik dan menghembuskan nafasnya pelan untuk mengatur pola nafasnya. Hanya berbicara empat mata dengan Beomgyu saja bisa membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

CLING!

Bel di pintu cafe berdering. Pertanda ada orang yang masuk ke cafe ini. Ya, itu Beomgyu. Dia memakai pakaian santai, lagi pula untuk apa berpakaian mewah? toh hanya untuk mendengar penjelasan Ryujin saja, setelah itu dia pulang dan menerima semua keadaan.

Ryujin berdiri ketika Beomgyu menghampirinya. Mata mereka bertemu, namun Beomgyu mengalihkan pandangannya, lalu duduk. Ryujin yang gugup pun ikut duduk juga, berhadapan dengan Beomgyu.

Lagi lagi mata mereka bertemu, tapi kini Beomgyu tidak memalingkan wajahnya.

"Jelasin" ucap Beomgyu cuek

Ryujin diem, dia gugup mau ngomong sama Beomgyu. Dia juga takut bakal nangis dan pingsan lagi kaya waktu itu ketika dia berusaha ngejelasin

"Eh-m, lebih baik kita diluar aja. Yuk" ucap Yeji mengajak temannya pergi keluar cafe supaya Ryujin dan Beomgyu bisa berbicara empat mata

"Ryujin, Fighting!" Ucap semua temannya menyemangatinya.

Beda dengan teman Beomgyu, tidak ada yang memberi dukungan kepadanya. Kasian.

"Mau diem kaya gini terus, sampai kapan?" Beomgyu mengetuk etik meja cafe saking gregetnya

Ryujin tetap menunduk memainkan jari jarinya gugup. Mendongak saja ia tidak bisa, apalagi berbicara dengan Beomgyu?

"Kalo lo ga mau ngejelasin, gapapa" Beomgyu berdiri "gue paham kok"

Tetesan air mata mulai jatuh di atas pipi Ryujin. Hati dan perasaan dia sudah tercampur aduk. Benar benar tidak tahan untuk dikeluarkan, tapi egoisnya yang masih menguasainya.

"Jangan nangis, Shin Ryujin. percuma juga lo nangis, gue ga peduli" lirih Beomgyu seakan akan ia benar benar akan melepaskan Ryujin dari hidupnya sekarang.

"Melepaskan lebih gampang daripada mempertahankan, kalo ini pilihan terbaik lo, gue ga bisa nolak." Beomgyu memasukkan kedua tangannya ke saku celana, dan hendak pergi.

"B-beomgyu!"

Langkah Beomgyu terhenti ketika Ryujin memanggilnya.

Beomgyu berbalik badan, dia melihat wajah Ryujin seperti wajah yang waktu itu dia lihat di rooftop. Oh ayolah, Beomgyu ga butuh tangisan ini. Yang Beomgyu butuhkan itu, penjelasan.

"B-beomgyu.. s-salah.. p-paham.." Beomgyu menaikan satu alisnya

"Whatever" Beomgyu berjalan pergi menjauhi Ryujin

"Aku mencintaimu, Choi Beomgyu!"

Langkah kaki Beomgyu terhenti, dan tubuhnya membeku sebentar. Dia berbalik badan menatap Ryujin yang sedang menatapnya juga. Matilah Ryujin, mau ditaruh dimana harga dirinya sekarang? tapi ini adalah jalan satu satunya.

"Apa.. yang lo bilang.. tadi?"

Ryujin mengepalkan tangannya

"Aku.. mencintaimu, Choi Beomgyu.."

My Shin Ryujin | Beomryu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang