7.

47 8 0
                                    

 
Efika menatap dirinya dari pantulan cerimin dengan cover warna hijau bermotif boneka, lalu Efika meletakkan cermin yang sejak tadi di gengamnya, Efika sudah jenuh dengan kegiatan yang hanya senyam - senyum di depan cermin.

Efika mengalihkan pandangan nya menuju jendela di sampingnya, Efika tengah merenung tidak jelas karena guru yang mengajar telat masuk ke kelas. Alfya juga tengah diam tanpa ada suatu percakapan yang melibatkan dua manusia tersebut.

Suara lemah nan halus tertangkap daun telinga dan membuyarkan lamunan Efika.

"Yaa... Kamu udah selesai mengerjakan Pr ?" ucap seseorang yang memulai pembicaraan dengan Alfiya, Efika yang lamunannya sudah pecah hanya bisa mendengarkan pembicaraan mereka, tanpa harus melihat keduanya dan tanpa harus berkomentar.

"Pr bahasa indonesia ?" tanya Alfiya.

"Iya."

"Kurang yang nomer ini Kaa, boleh minta jawaban kamu yang nomer ini ga ?" ucap Alfiya pada Seseorang tersebut, Raka.

"Boleh, tapi nanti aku kasih jawaban yang nomer ini ya Yaa ?" ucap Raka.

'Seperti Ada yang tersayat tapi bukan kulit.'

"Efika !" panggilan yang sukses membuat Efika tersentak dari kegiatan mengupingnya.

"Apa ?"

"Ini bukunya," ucap Arion sambil memberikan  buku  tugas Bahasa Indonesia kepada Efika.

"Terima kasih  Titisan Barbie," ucap Arion yang di ikuti dengan bibir yang membentuk ukuran senyum yang manis.

Blush! Efika merasa seketika dirinya terbang. Namun Efika buru-buru menyembunyikannya.

"Sama - sama, udah lu jangan senyum - senyum gitu ! Perjanjian tidak bisa di ganti dengan senyuman lu !" ucap Efika menegaskan perjanjian yang satu jam lalu di buat, dan untuk mengontrol hasratnya yang ingin menerkam Arion karena senyumnya.

Esoknya Arion berjalan dengan santai sambil membawa paper bag menuju ke bangu di mana Efika berada.

"Yon, yang lu bawa apaan si ?" tanya Ayu. Arion menjawab pertanyaan Ayu dengan kegiatan mengeluarkan 5 kotak susu stroberi dan 5 permen stroberi sesuai perjanjian kemarin.

"Nih !" seru Arion. Ayu yang sempat bertanya isi paper bag yang di bawa Arion, kini ia terkagetkan.

'What ! Arion si pangeran kelas nembak Efika ! Seriusan ?' Batin Ayu tidak percaya.

"Makasih Ion besok-besok nyontek lagi ya," ucap Efika dengan riangnya.

"Sama-sama, dih ! Bangkrut gue nyontek sama lu terus," ucap Arion yang tidak di tanggapi Efika, karena Efika sibuk mengamati susu stroberi di depannya dengan mata yang berbinar. 

"Woh susunya beda - beda pabrik nih, aaa yang ini enak banget susu stroberi campur yoghurt."

"Yon, dalam rangka apaan nih lu kasih Efika susu ?" tanya Ayu yang sejak tadi memperhatikan Arion dan Efika. "Lu mau nembak Efika ?"

"Enggak lah gue udah ada yang punya," ucap Arion yang sukses membuat Efika menatap Arion dengan tatapan yang tak percaya. "Apa lihat-lihat ?" tanya Arion.

"Efika pasti tadi sempat ke pedean tuh !" Seru seorang cewek yang ikut masuk pembicaraan. Efika kembali minum susu stroberi nya dari pada menjawab apa yang tadi lontarkan Arion.

"Apaan sih Fat ! Gue gak suka kok sama Arion," ucap Efika kepada Fatin cewek yang di juluki 'Miss Nyinyir' dalam kelasnya.

"Halah lu kegirangan kan di kasih ginian sama Arion !"

"Tentu, ini juga perjanjian sama Arion kemarin."

"Eh ! Iya, katanya lu udah ada yang punya Yon siapa ?" tanya Ayu.

"Gak usah kepo lu," ucap Arion yang pergi meninggalkan Efika, Ayu, dan Fatin.

"Susu dan permen ini manis sih, tapi percakapan tadi lah yang terasa pahit," guam Efika sendirian di bangkunya, karena Fatin maupun Ayu sudah pergi dari sampingnya. 'Emm Arion udah ada yang punya ya, gak ikhlas juga kalau Arion di miliki orang lain,' sambungnya dalam hati.

Hollaa ....
Semoga Suka_<
TINGGALKAN JEJAK YA VOTE ATAU COMENT :)


Tuban, 12 Februari 2021
Eka Safitri

Majesty Where stories live. Discover now