3.

58 17 2
                                    

Efika tengah tengkurap di atas kasur dengan melihat layar  handphone nya yang kosong tanpa ada satupun notifikasi yang masuk, seketika otak Efika berharap, 'I hope notifikasi muncul dari DOI.'

"Apaan sih nih otak ngeharapin nya itu mulu, itu mulu I hope ,I hope terus tanpa usaha ya percuma !!!" seketika ricauan dari mulut Efika bersuara agar tidak begitu berharap.

"Bentar - bentar, usaha ? Usaha  apaan buat deketin jelmaan Majesty ?" monolog Efika yang ngelantur ke mana - mana.

"Tapi usaha pun apakah dia mau sama aku yang biasa saja ini...?
Ngotak dikit  Efika ! Kamu udah di hina teman yang mulut nya paling nyinyir waktu itu, apa kamu ga ingat perkataannya 'NCACA DONG NGACA,' sementara Jelmaan Majesty yang lebih - lebih dari sang cuek bertopi...?
APA KATA DUNIA ??? " ucapan Efika mempertimbangkan antara usaha degan masa lalunya yang kelam di bidang  percintaan.

"Suka seseorang itu ternyata butuh cermin..." ucapan Efika yang mendadak jadi melow mengingat harapan Efika yang hanya sekecil biji sawi untuk mendapatkan jelmaan Majesty.

"Tapi !!! Tetap semangat Efika jangan pantang menyerah gara - gara mulut netizen !!! Efika gk boleh sia - siakan cogan yang satu ini, LANGKA !!! Mungkin sekarang harapan untuk mendapatkan Jelmaan Majesty masih sekecil biji sawi, mungkin suatu saat jadi sebesar biji anu, ehh durian," ucapan Efika yang dari melow menjadi semangat empat puluh lima.

"Efika harus bisa dapatkan Cogan yang satu ini titik, Ganbante!!!" ucapan Efika yang langsung di ikuti kepalan tangan yang di acungkan ke atas.

"Efika kamu sedang apa sih...? " ucap seorang di ambang pintu kamar Efika.

"Ehhh mama" ucap Efika sambil malu - malu.
'Haduh malu banget entar kalau mama dengerin semua gimana ? BAHAYA !' ucap Efika dalam hati.

"Udah makan atau belum..? " tanya sang wanita yang menyandang status sebagai mamanya tersebut.

"Belum ma."

"Yaudah makan dudu sana, jangan ngevvibu mulu, dari pada ngevvibu mending ngedrakor lihat oppa korea sama mama," ucap mama Efika sang miniak k-pop.

"Engga ih drakor mulu, insecure dah sama alurnya !"

"Hehhh siapa tau aja kan, hidup ini manis semanis drama korea."

"Engga mungkin itu ma !"

"Ehhh... Apa sih yang ga munkin terjadi jika Tuhan sudah berkehendak, sekarang makan dulu."

***

Pagi tiba, aktivitas pun kembali di kerjakan, sebagai seorang pelajar pada umumnya yang mengawali paginya untuk berberes  untuk berangkat ke sekolah.

Efika turun dari angkota di sambut dengan asap - asap kendaraan yang membuat pagi Efika yang seharusnya berseri - seri menjadi biasa saja.
Efika memang akhir - akhir ini jarang berangkat sekolah naik sepeda motor jadi Efika lebih memilih naik angkota.

Efika berjalan menuju gerbang sekolah tercintanya, sambil berfikir 'Emmm kelihatan nya haabis ini ada cogan lewat nih,' tebak Efika dalam hati untuk mengisi kekosongan perjalanannya menuju gerbang sekolah tercintanya.

Mata Efika terbelak melihat sosok di depan nya,'What... Kabur aja dah,' ucap Efika sambil bersiap - siap lari secepat mungkin agar tidak tertangkap sosok di depannya.

"Mama tolong aku..." guam Efika di sela - sela lari,"Aduh..." ucap Efika merasa badan nya menabrak seseorang.

"Ehh maaf," ucap seseorang tersebut.

Majesty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang