03

2.6K 211 15
                                    

Kapal berlayar serba hitam dengan lambang awan merah khas di layar paling depan dan tulisan Akatsuki dilayar depan paling atas saat ini masih berlayar dengan tenang melewati lautan Eastblue. Kapal itu adalah milih bajaklaut Akatsuki, sebagian orang pasti akan mengira dikapal itu tak ada orang karena seluruh anggota Akatsuki sedang bersantai.

Tentunya ditengah teriknya mentari siang ini kelompok Akatsuki sedang asik berkumpul di ruang kemudi. Nagato sang juru kemudi tengah membawa kapal itu dengan ditemani Konan dan Yahiko dikedua sisinya. Lalu Hidan yang sedang tertidur diatas karpet, ada juga Itachi yang sedang duduk sambil bersandar didinding, Orochimaru yang sedang memilah tanaman obat, Kisame sang manusia ikan sedang menyapu lantai ruangan. Deidara dan Sasori masih sibuk dengan karya seni mereka. Dan Si Bendahara yang sangat terkenal super hemat a.k.a Kakuzu sedang menghitung harta kekayaan kelompoknya.

Sementar Kelima Zetsu sedang asik berjaga diluar. Hari yang indah untuk bersantai bahkan terlihat mereka sedang asik berbincang-bincang mengenai berbagai hal yang tidak penting.

"Konan, selanjutnya kita akan sampai mana?" Tanya Yahiko.

"Setelah ini akan ada pulau didepan, katanya pulau itu pulau yang cukup damai." Jawab gadis berambut biru itu.

"Damai? Itu berarti kita tak akan dapat banyak uang." Tanggap Kakuzu dengan sedikit sengit.

"Uang uang uang, apa cuma itu yang ada difikiranmu un?" Ejek Deidara sambil tetap fokus menciptakan sebuah maha karyanya.

"Hei Dei, kalo tak ada uang kau tak akan bisa membuat bom burungmu itu bencong!" Balas Kakuzu tak kalah sengitnya.

"Un!" Sebenarnya Deidara ingin memaki sang penyembah uang itu namun keinginanya terhenti saat mendapat tatapan tajam dari Yahiko. Sehingga dia memfokuskan dirinya ke patung tanah liat mahakaryanya.

"Ahh ngomong-ngomong soal uang. Mungkin kita harus membuat jubah akatsuki seperti dulu lagi." Saran Nagato.

"Ya kau benar jubah itu tampak keren untuk kita." Tanggap Konan menyetujui.

"Bukankah itu membuat kita seperti orang yang sedang karnafal?" Balas Itachi.

"Yeah itu benar, apa lagi kalau dipake bertarung pasti mudah sobek. Berapa banyak uang yang akan kita buang percuma hm?" Timpal Kakuzu.

"Tak ada salahnya memiliki Jubah itu lagi." Kini Sasori yang tadinya sibuk merangkai boneka ikut nimbrung. "Menurutku itu cukup keren."

"Kalau aku terserah kalian saja." Orochimaru yang sedang memilah tanaman untuk obat herbal pun ikut menyahut. Sementara Kisame hanya mengangguk saja sambil tetap mengayunkan gagang sapunya.

"Yasudah banyak yang setuju kan, kau siapkan saja uangnya Kakuzu." Mendengar ucapan captennya Kakuzu hanya bisa mendecih kesal.

Di atas karpet Hidan sedang merenggangkan otot-ototnya yang sudah terasa kaku.

"Hoaaammm apa tak ada orang yang bisa ku cincang hemmmm?" Hidan yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung menguap lebar.

"Kau cincang saja mulut Deidara biar tidak brisik merengek membeli tanah liat." Ucap Kakuzu dengan nada jengkel.

"Heii kenapa aku un?" Seketika fokus Deidara terganggu, moodnya untuk menyelesaikan mahakaryanya hilang sudah. "Aku sudah diam kenapa kau bawa-bawa un!" Lanjut cowok berambut pirang panjang itu.

"Ohh ayolah Dei, jangan brisik!" Sasori yang sudah malas mendengar suara cempreng partnernya akhirnya mengeluarkan protesnya.

"Bukan aku yang mulai tapi si tukang kayu itu." Ucap Sasory sambil menunjuk Kakuzu.

Akatsuki X One PieceWhere stories live. Discover now