BAB 35 MAPLE

15.5K 2.3K 110
                                    



"Mas oppa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas oppa..."

"Heeemm."

"Di Korea ada pohon maple gak?"

Hyun Ki yang baru saja pulang dari rumah sakit kini menatapku. Dia langsung melangkah ke arahku yang sedang duduk di balik meja belajar. Ceritanya sih ngerjain skripsi tapi sejak 2 jam yang tadi uprek drama korea di Viu. Ohohoho emang godaan kaum wanita tuh ini. Jari pasti kepeleset pingin nonton drama gitu.

"Kamu sakit?"
Hyun ki malah meletakkan telapak tangannya di keningku.

"Gak panas adek."

Aku langsung menjauh dan kini menatap Hyun Ki.

"Mana bisa panas, orang ac-nya aja 18 derajat tuh. Lusi tuh lagi pingin pegang daun maple yang merah itu loh. Di Korea ada banyak kan?"

Kali ini Hyun Ki malah duduk di tepi meja dan menunduk menatapku.

"Banyak. Tapi kalau warna merah itu pas musim gugur. Sekitaran oktober. Sekarang udah enggak."

Aku langsung mencekal lengan kanan Hyun Ki dan menggoyang-goyangkannya.

"Aih Lusi pingin. Warnanya merah cakep. Kayak si gong Yo yang metikin daunnya buat Eun tak di drama Goblin itu loh ( husst ini authornya yang lagi pingin aslinya wkwk modus ke Lusi aja ya)
"

Kali ini Hyun Ki mengernyitkan kening.

"Kamu pengen ketemu Gong Yo itu bukan maplenya."

Lah kok dia tahu? Eh bukan ding aku cukup punya Hyun Ki aja udah cukup deh. Kan aku pinginnya yang kayak si Serkan Chayogul itu bintang drama Turki. CAKEP. CAPSLOK TITIK.

"Ih enggak ya. Lusi pinginnya cuma maplenya aja. Atau itu kan asli Amerika ya? Apalagi Kanada. Terkenal dengan sirup maplenya. Huumm yummy."

Hyun ki kini menatapku dengan prihatin. Dia menggelengkan kepalanya. Lalu mengetuk keningku.

"Mas mau mandi dulu."

Loohh kok mandi? Emang ada maplenya di kamar mandi?

****
Tahu gak? Eh tempe aja deh. Ehmmm gara-gara ngerengek pingin daun maple si Hyun Ki malah ngajakin aku ke supermarket. Katanya cari di sini bisa. Lha mana ada coba?

"Capeeek ih."

"Bentar adek. Ini juga lagi nyariin."

Aku menatap Hyun Ki yang sejak tadi mendorong-dorong troli dan berkeliling supermarket ini. Entah apa yang merasukinya eh maksudnya entah apa yang dicarinya.

"Kaki Lusi pegel."

"Entar mas pijitin."

"Tangan juga deh."

"Dipijitin juga."

"Ih gerah tahu mas. Ini aku pake bh yang ukurannya kecil tahunya susu-ku sakit coba."

Kali ini Hyun Ki menghentikan trolinya dan menoleh ke arahku.

"Lah kok pake yang kecil? Kemarin itu udah mas beliin yang gede loh."

Aku memberengut dan menatap Hyun Ki dengan tampang polosnya.

"Dih mana muat. Mas beliinnya yang ukuran remaja. Emang Lusi masih kayak anak remaja gitu? Ini lagi hamil loh mas. Makin bengkak dan gede juga. Mana muat ukurannya lagian mas beliin Lusi miniset bukan bra. Diih."

Aku tuh beneran kesel. Kemarin itu tuh emang nitip beliin gitu di dekat rumah sakit kan ada yang jualan onderdil wanita gitu. Eh maksudnya ya pakaian dalam gitu. Lagi promo satu gratis satu. Nah pas aku ijin ama Hyun Ki mau ke sana sendiri tahunya dilarang makanya aku nitip aja beliin. Eh tahu-tahu pulang bawa miniset satu lusin. Mana muat cobaaaaa...

Hyun kini mencondongkan tubuh ke arahku dan berbisik.

"Gak usah pake aja deh."

Otomatis aku langsung menggeplak bahunya yang langsung membuatnya terkekeh. Mesum dasar.

Dia langsung menggandeng tanganku dan meneruskan pencariannya.

"Dek, kalau beneran mau ke Korea adek mau?"

Dia berhenti di counter bumbu-bumbu dapur dan aneka cake.

"Maksudnya mau ngajakin bulan madu di sana? Lha Lusi kan lagi hamil."

Hyun Ki mengambil bumbu bubuk yang ada dalam kemasan. Lalu menciumnya satu-satu. Dia kayak beneran tertarik dengan bumbu-bumbu itu.

"Bukan sih. Tapi menetap di sana."

Eh dia ngomong apa?

Kali ini Hyun ki mengambil kayu manis dan memasukkannya ke atas troli. Lalu beralih ke kunyit jahe dan cabe bubuk. Semua dimasukin ke troli lagi. Dia mau ngapain coba? Jangan-jangan itu jampi-jampi dirinya buatki agar aku terpelet ama dia? Pantesan aja aku kok agak-agak genit deh ama dia akhir-akhir ini. Huwaaa.

"Appa sedang sakit. Beliau ingin semua anaknya berkumpul. Termasuk aku."

Wah aku kok jadi ngerasa sedih. Aku menghentikan langkah dan kini menyentuh lengan Hyun ki.

"Mas oppa kok gak cerita?"

Dia tersenyum "Aku gak mau buat istri cantikku ini sedih. Kamu fokus ama skripsi dan kehamilan kamu aja. Ini aku cuma nanya kok dek. Kalau kamu mau tinggal sementara dulu sampai kesehatan appa pulih. Aku gak bisa ninggalin kamu di sini."

Duh ini aku beneran deh udah kena peletnya Hyun Ki. Aku pingin kecup itu bibir dan bilang dia gak harus kayak gitu. Kalau untuk menjenguk appanya aku gak masalah kok LDR.

"Jangan berpikiran mau ikhlasin aku ke Korea sendiri. Aku yang gak mau."

Hyun Ki mengetuk keningku.

Eh dia kok bisa tahu ya apa yang kupikirkan?

Hyun Ki kini mengambil sebuah dus dengan tulisan pancake instan. Dia membaca dan tersenyum.

"Nah udah ketemu."

Dia menunjukkan tulisan 'disajikan lebih enak dengan sirup maple'.

"Nih ada maplenya. Udah yuk bayar."

Loh eh loh eh iki piye to mas?

Maksute piye? Kok sirup maple? Aku tuh pingin daun merah punyanya Eun tak. Duh...aku gak ngidam sirupnya.

"Mas oppa."

Aku menyusulnya dan Hyun Ki menoleh ke arahku.

"Mau daunnya yang merah itu lho mas. Bukan sirup."

Aku mencoba menjelaskan tapi Hyun Ki malah tersenyum.

"Adek, daun gak bisa dimakan. Lha ini malah enak manis lagi. Orang kamu itu ngidamnya kan gak bisa diprediksi. Daripada udah petikin daun maple sampai ke korea kamu nantinya malah minta sirupnya. Nah lebih baik langsung sirupnya kan? Cerdas kan aku?"

Hyun Ki tersenyum lagi lalu mendorong trolinya ke kasir.

Cerdas apane coba? Yang ada aku malah mumet dengernya. Ih Hyun Ki bisa ada aja deh. Bukan aja ada deh loh.

Bersambung

Mumet aku juga Lus ketik kamu ki...iso ora to sedino ra absurd?..

Eh abang Kay dan dedek Nominya udah jadi niihh siap dipelukin....












SARANGHAE IMAM-KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang