PART 25 RUMAH TANGGA

12.6K 2.5K 165
                                    


"Dek lihat celana dalamku gak?"

Teriakan Hyun Ki menghentikan aktivitasku yang pagi ini sedang berjongkok di depan wastafel. Biasa aku masih kena morning sick ini. Muntah-muntah sehabis sarapan. Tapi teriakan Hyun Ki langsung membuatku membasuh mulutku dengan air keran dan segera merapikan rambutku. Kalau setelah muntah itu perut rasanya jadi lapar.

"Udah ada di lemari kan mas. Kemarin mbaknya yang nyetrika juga kasih situ kok."

Ucapanku malah membuat Hyun Ki langsung menoleh ke arahku. Dia sedang mengaduk-aduk isi lemarinya. Dia mengernyit melihatku terduduk di tepi kasur. Aku mengambil apel yang sudah diiriskan Hyun Ki dan memakannya.

"Dek.. celana dalamku kamu serahin ke mbaknya?"
Hyun Ki sudah berdiri di depanku dan kini menatapku dengan serius.

"Iya. Kan  tiap minggu juga ada mbak Nanik yang suka nyetrika lho mas. Aku gak bisa nyetrika, mual."

Hyun Ki kini duduk di sampingku dan menyentuh keningku. Dia beranjak berdiri lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Sesaat kemudian dia keluar lagi dan membawa waslap yang sudah dibasahi. Menyeka wajahku dengan handuk itu sudah menjadi kebiasaannya tiap pagi setelah aku muntah, Lalu dia mengambil sisir yang ada di depan toalet, lalu mengurai rambutku yang pagi ini aku cepol asal-asalan. Hyun Ki diam saja saat menyisiri rambutku. Aku sudah hafal kalau dia marah, pasti akan diam tapi akan mengurusku dengan baik. Aneh kan? Eh tapi dia marah kenapa coba?

Setelah menyisir rambutku yang jadi halus, Hyun Ki mengambil beberapa baju dan langsung membawanya ke kamar mandi. Aku hanya mengangkat bahu, dia suka merajuk begitu.

***** 

"Ngawur kamu."

Ucapan mama membuat aku menghentikan kunyahanku. Siang ini mama berkunjung ke rumah dengan membawakan puding rasa vanila. Aku kemarin terus merengek minta dibuatkan itu ke mama dan akhirnya memang dituruti.

"Kok ngawur apaan sih ma? Eh ini fla-nya enak banget, besok buatin lagi ya ma?"

Aku menunjuk fla yang ada di dalam mangkok. Lalu mencolek dengan jari dan memasukkan ke mulutku. Jorok ya? Ah tapi enak kok.

"Lus, namanya dalaman itu gak boleh di cuciin orang lain. Apalagi punya suami."

Aku langsung menggelengkan kepala "Ih Lusi nyuci sendiri mama. Mbak Nanik tuh cuma bantuin nyetrika. Kalau nyuci ada mesin cuci, tapi mas oppa sih yang biasanya juga nyuciin. Tapi kalau nyetrika pinggang Lusi gak kuat ini. Apalagi lemes gini tiap hari. Ngerjain skripsi aja gak kuat. Jarinya gak kuat buat nunjuk satu huruf."

Mama langsung menggelengkan kepala dan berdecak "Lebay kamu. Masa cuma ketik aja gak kuat."

Aku hanya menganggukkan kepala sambil menjilati fla di jariku. 

"Lus, pokoknya dalaman itu gak boleh dipegang orang lain. Gak boleh. Kamu yang nyetrika sendiri itu udah ada hukumnya loh."

Ucapan mama membuat aku mengernyitkan kening lalu menatap mama yang kini sedang mengiris puding vanila.

"Jadi mas oppa marah ama Lusi ya ma?"

Hyun Ki memang tadi hanya diam saja setelah mandi dan berpamitan berangkat ke rumah sakit. Tapi dia sempat mencium keningku. Jadi dia marah karena dalamannya disetrika mbak Nanik ya?

"Ya marah to. Kamu itu ngawur. Itu tempat...ehmm tempat... duh ngomong apa sih.. pokoknya kamu terima itu celana dipegang wanita lain? Coba kalau isinya?"

Aku hampir tersedak saat minum air putih karena ucapan mama. "Ih maaaaaa kok mesum."

Pipiku langsung memanas mendengar ucapan mama. Kali ini mama menepis tanganku yang akan mencolek fla di dalam mangkuk.

SARANGHAE IMAM-KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang