PART 09 GEMES

13.6K 2.5K 136
                                    


Aku menggeliat dan merasakan wajahku terasa hangat. Refleks aku menarik selimut untuk menutupi wajahku, tapi tidak kutemukan selimut seperti biasanya. Apakah semalam aku tidak selimutan? Tidak mungkin, aku kan tidak bisa tidur kalau tidak memakai selimut? hal itu membuat aku refleks membuka mata, tapi yang menyambutku adalah interior mewah. Ini bukan kamarku sepertinya? Aku tidak mempunyai kamar dengan lampu indah di atas langit-langit. Lalu aku menggeliat dan menoleh ke arah samping. 

"Astaghfirullah."

Aku langsung beranjak bangun saat melihat Hyun Ki tertidur di sebelahku. Matanya terpejam rapat, bulu matanya bahkan kini menempel di mata bagian bawah. Alisnya tebal dan hitam pekat. MasyaAllah dia cakep.

"Dek.."

Suara serak itu membuat aku mengedarkan pandangan ke arah depan. Tidak mau ketahuan kalau aku sedang menatapnya. Hyun Ki terbangun. Dia menguap dan kini beranjak untuk  duduk. Mengusap-usap matanya dan menguap lagi. Aku sempat melirik dari sudut mataku. Ingatanku baru terkumpul saat ini.

 Iya, aku kan sudah menikah, dan semalam menginap di penthouse ini. Tidak terjadi apa-apa, karena tubuhku begitu lelah dan aku berpamit tidur setelah membersihkan diri. Hyun Ki juga sama. Dia mengatakan sangat lelah. Pernikahan di sini ternyata menguras tenaga, begitu katanya. 

"Kamu udah shalat subuh dek?"

AKu langsung mengernyit dan menoleh ke arah Hyun ki yang masih mengacak-acak rambutnya. Orang cakep kalau bangun tidur sama aja, kacau.

"Aku udah tadi."

Iya aku ingat kok, kayaknya ada yang membangunkanku dan menyuruhku shalat. Hyun Ki memang sudah shalat duluan di mushola yang ada di bawah. Hotel ini dilengkapi dengan mushola yang tiap waktu shalat pasti mengumandangkan Adzan.

"Owh ya udah. Ehmm kaki kamu gimana?"
Aku langsung menatap kakiku yang kelingkingnya memerah dan bengkak. Parah nih..

"Duh gak bisa pakai sepatu. Padahal kan gak bawa baju ya? Cuma piyama ini deh yang dibawain mama."

Aku menunjuk piyama bergambar piyo-piyo milikku ini. Iya ini baru loh, masih ada labelnya lagi. Hadiah dari Bang Serkan. Lah dia ini, adeknya nikah bukannya dikasih lingerie malah dikasih piyama gambar piyo-piyo ckckckckc...

"Ehmm apa beli baju aja? Aku beliin. Daleman kamu ukuran berapa?"

Astaghfirullah.

Aku tentu saja memerah mendengar ucapannya. Tapi wajah Hyun Ki sama saja tidak berubah dan tetap datar. Dia kok gak ada malunya nyebut dalamanku coba? 

"Ih mas oppa apa-apaan sih? Kenapa dalaman Lusi pake dibawa-bawa? Mau nyuciin?" Eh dasar mulutku sompak. Aku langsung menutup mulutku. Tapi tahu gak reaksi Hyun Ki? Dia itu ya gak tertawa, tapi malah mengernyitkan kening. Beneran deh..

"Mau dicuciin aku?"

Tuh kan? Aku gemeeeesss. Ih.

"Ih mas oppa, sini deh ngobrol pake bahasa Korea. sini Lusi diajarin, biar kita ngobrolnya nyambung."

Aku menepuk sisi sebelahku dan sepertinya Hyun ki paham. Dia langsung menggeser tubuhnya dan duduk di sebelahku. Masih dengan rambut acak-acakan sok imut gitu. Ala-ala dedek-dedek gemes yang pingin dicubit pipinya.

"Ok."

Lah dia langsung bilang ok. 

"Ok. Cepet ajarin."

"Sarangheyo."

Aku memberengut mendengar ucapannya. Kalau itu aku ya paham kali.

"Ihhh itu tahu, artinya kan cinta kamu gitu kan ya?"

Hyun Ki malah tersenyum memamerkan deretan gigi-giginya yang putih itu.

"Ya kan aku mau ucapin itu."

Kukibaskan tanganku di depan wajahnya.

"Gak ada. Lainnya aja."

Hyun Ki kini mengernyit tampak berpikir, tapi kemudian dia menatapku.

"Aku yang harus belajar banyak bahasa Indonesia. Kayak kemarin itu kamu ngomel gak jelas  pakai bahasa jawa. Aku gak ngerti."

Heee nemu satu kelemahannya. Mulai sekarang kalau ngomel mau pake bahasa jawa aja ah.

"Injeh mas bagus, kulo ngertos.[ iya mas ganteng, saya tahu]"

Hyun Ki langsung menghela nafas dan kini menepuk kepalaku. Eh tahu gak? Aku bobok masih pake kerudung loh. Abis ini kamar kan pake AC? Aku gak tahan tahu harus dingin menggigil. Aku ini gak suka dinginnya Ac.

"Emang kalau tidur, ini gak dibuka ya?"

Hyun Ki kini memegang ujung jilbab kaosku. Aku langsung tersipu.

"Dibuka sih."

"Kenapa kamu gak buka?"

Ya kan aku malu. "Ih kedinginan. Semalam nyalain AC gede banget."

Hyun ki mengernyit lalu kemudian menganggukkan kepala.

"Aku masih belum bisa tidur gak pakai AC. Di sini panas."

Dia mengibas-kibaskan tangan di depan wajahnya. Iya sih aku tahu, dia kan gak berasal dari negara musim tropis.

"Makan yuk.. aku laper."

Hyun ki menepuk perutnya dengan polosnya. Yah dia mah kayak aku ya, kalau lagi lapar juga kayak gitu. Impian aku bangun pertama kali di samping suami, terus dibawain sarapan pagi, dikecup bibir eh.. duh aku ini kenapa sih? Kugelengkan kepala membuat Hyun Ki tiba-tiba menyentuh kepalaku.

"Kamu kenapa? Pusing?"
Aku langsung menggelengkan kepala lagi.

"Enggak kok. Ya udah makan, tapi mandi dulu."

Hyun Ki menganggukkan kepala saat ini, tapi kemudian dia menunjuk pipinya yang putih mulus itu.

"Apaan?"

"Kiss bangun tidur."

Ladalah. Emang ada gitu kiss bangun tidur? Ogah. Bau mulutku sedap banget.

"Enggak mau."

Hyun Ki tetap menarik tanganku dan kini menyuruh mencium pipinya.

"Ihhh enggak..."

cup

Aku terkejut saat bibirku sudah menyentuh pipinya yang lembut itu. Aduh pipinya kok lembut banget kayak gini ya? Menul-menul kayak bakpao jadi pingin gigit.

"Aduuh. Dek kokm digigit?"

Astaghfirullah.

Aku langsung menjauh dari Hyun Ki. Aku beneran gigit pipinya? Ya Allah.

Aku langsung beranjak turun dan berlari menuju kamar mandi. Membukanya dan langsung menutup dengan cepat. Duh Lusiiiiiii aku ini kenapa coba? Kayak nafsu banget pingin gigit itu pipi? Habis pipi kok halus kayak gitu. Haiiissh.

BERSAMBUNG

' Duh sakiit perut nih, ya udah segini dulu bye bye..


SARANGHAE IMAM-KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang