Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Saat di mana hari ini seharusnya adalah hari yang spesial. Bagiku, hari ini berubah menjadi hari yang menyeramkan. Bagaimana tidak, aku mendapatkan sebuah pesan masuk yang membuatku takut dan bingung secara bersamaan. Aku mencoba berpikir positif, mungkin saja ada orang iseng yang mencoba menjahiliku. Tetapi yang ku alami setelahnya sama dengan pesan yang ku terima sebelumnya.
03 Januari 2020, 00:05 KST
Hallo, Kim ^-^
Selamat ulang tahun yang ke-25.
Bagaimana kabarmu saat ini? Apa kau masih berhubungan dengan Junmyeon? Kim Junmyeon pria yang baik, kan? Walaupun yaaa, kau mengetahuinya sendiri tanpa harus ku lanjutkan.
Jisoo-ya, ini aku. Dirimu yang berusia 27 tahun. Akan ada banyak hal yang kau lalui di dua tahun ke depan. Kehilangan, penyesalan dan masih banyak lagi. Ada satu hal yang sangat tak ingin ku lalui di usia 25 tahun. Yaitu rasa kecewa yang berakhir penyesalan. Tolong... untuk kali ini berhati-hatilah dalam mengambil setiap keputusan jika tak ingin menyesal.
Tepat pada hari ini, Junmyeon tidak akan datang. Dan kau akan merasa marah saat lusa bertemu dengannya. Jangan sampai hal itu terjadi.
Sungguh tidak masuk akal. Membuatku hanya tertawa saat membacanya. Lagipula, siapa yang berani mengirimkan guyonan seperti ini kepadaku? Ey, atau Junmyeon yang mengirimkannya untuk memberi kejutan? Aku tak sabar dengan hal itu.
Aku menunggu cukup lama. Semenjak aku bangun tidur, hingga kini akan tertidur kembali Junmyeon masih belum datang. Bahkan, pesan singkat pun tak ku terima darinya. Jujur saja, aku sudah merasa kesal. Hanya saja, masih ku tahan karena pikiran-pikiran positif yang selalu kupikirkan.
Aku terbangun dengan tubuh yang terasa pegal. Ah, aku mengingatnya jika aku tertidur di sofa karena menunggu Junmyeon yang tak---. Tunggu, Junmyeon benar-benar tidak datang? Apa pesan itu sungguhan?
Aku menatap ke arah jam dinding, pukul sembilan pagi dan tidak ada satu pun pesan singkat yang ku terima dari Junmyeon. Ah, bagaimana ini? Apa dia benar-benar aku dari masa depan? Atau rencana kejutan dari Junmyeon? Aku menggelengkan kepala. Tidak mungkin.
Tetapi tekadku masih kuat. Menunggu Junmyeon datang dengan kejutan yang ku idamkan diam-diam.
Namun sudah sehari berlalu, Junmyeon tak juga kunjung datang.
Ponselku berdenting, sebelum membukanya aku berdoa. Semoga saja dari Junmyeon. Tetapi setelahnya aku menghela napas. Pesan itu datang lagi.
