Forbidden Love ✅

Prologue

Pagi hari yang cerah tidaklah secerah hati Inoo. Hatinya mendung, karena hari ini ia akan berpisah dengan putranya, yang harus ikut dengan mantan suaminya.

Meski sebenarnya ia menyesali keputusanya untuk bercerai, tapi semua sudah terlanjur. Toh, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan. Mereka sudah tidak punya kecocokan lagi. Mau tidak mau ia harus merelakan semuanya.

"Ryo, nanti kalau sudah sampai, jangan lupa telepon Dai, ya," ujar anak perempuan berumur tujuh tahun itu.

"Iya. Dai jangan nakal, ya, tinggal sama Mama. Kasian Mama. Ryo sama Papa pergi dulu. Ryo nggak lama, kok," balas Ryo.

Inoo tersenyum kecut melihat kedua anak kembarnya yang tetap bersemangat, tanpa mereka sadari mungkin ini adalah pertemuan terakhir mereka. Kedua anak itu sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Yang mereka tahu Ryosuke dan Papanya akan jalan-jalan ke luar negeri.

Inoo dan Yabu sepakat untuk membagi anak mereka. Yabu mengambil Ryosuke sedangkan Inoo mengambil Daiki.

Inoo menyempatkan diri untuk mengantar putranya ke bandara. Mungkin ini terakhir kalinya ia melihat putranya.

Inoo memeluk Ryosuke, ia tidak kuat menahan tangisnya lagi. Sedangkan putrinya, Daiki, hanya memandanginya, tidak mengerti kenapa mamanya menangis.

"Dai nggak mau peluk Ryo?" kata Ryosuke yang melihat Daiki hanya mematung.

Daiki pun menghambur kepelukan mama dan saudaranya itu, sedang Inoo mengeratkan pelukannya pada kedua anaknya, seperti tidak ingin berpisah.

Setelah puas berpelukan, Inoo melepaskan pelukannya lalu menyeka airmatanya. Ia beralih pada Yabu, mantan suaminya yang sejak tadi hanya berdiri memandanginya.

"Aku titip Ryo," ujarnya dengan nada serak.
Yabu tersenyum, "Kau juga, jaga Daiki baik-baik," pesan Yabu kemudian menarik tangan Ryosuke.

"Ryo, Ryo pasti balik, kan?" tanya Daiki sebelum Ryosuke melangkah menjauh.
"Pasti," kata Ryosuke mantap, meski dua hati yang lain berkata itu tidak mungkin.

Namun, siapa yang tahu jalan takdir? Bagaimana jika takdir berkata lain?