Tersimpan

17 4 0
                                    


Ditiap malam adalah waktu paling indah untuk mengenang, ketika lampu belajar saja yang berpijar, seluruh penat ditangguhkan, sejenak kulupa bahwa sedang lelah. Jadi, saat sebagian tubuhku mampu mengingat, masih tersimpan aroma masa lampau, gema tawa ketika usiaku masih belasan.

Kututup mataku sejenak, mencari di tiap sudut kegelapan, barang kali perasaan itu masih hidup. Tapi, untukku yang sudah pupus, sebelum dia sempat berucap kata halo-pun, kami belum sempat bertukar kata.

Maka, dalam keheningan, lagi kumerasa buai. Kian lama ada bahagia menghampiri, tapi isak itu lirih menyambung, sampai kuingin berpegang pada bantal, atau pada kenangan yang sukar dibuang.

Dan kusisihkan separuh hati yang kosong, tidak mengapa selamanya tidak penuh. Bahkan berharap jadi sempurna aku malu. Tidak mengapa, selama separuhnya tersimpan kenangan, dimana ada kehidupan yang menggelora, kini biarkan saja kutiap malam mengenang.

Hatiku yang tidak sempurna, sampai nanti datang pecahan sisanya, tidak mengapa untuk menikmati waktu diantara kita, cukup kita dan kenangan. Bersama, bahagia, dengan sederhana.

••••

Bahwa aku masih menyimpannya, enggan melepaskan, karenanya aku masih hidup dalam sajak.

Buah Pena ( Koleksi Karya El)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें