7

6 0 0
                                    

Arsalan tidak bermaksud membesar-besarkan masalah, ia hanya merasa bertanggungjawab memberikan pelajaran kepada bawahannya.

Begitu panggilannya tersambung 'Assalamu'alaikum' suara seorang perempuan mengejutkan Arsalan, 'suara ini terasa tidak asing.. tapi ini tidak penting sekarang." pikirnya.

"Kamu yang bertanggung jawab dengan proyek PT Hans? Bagaimana material itu dibandrol dengan harga segitu? bangun!! perbaiki dan laporkan lagi besok!"

Tut ... Tut..

Panggilan berakhir tepat ketika Freya hendak membuka mulutnya untuk protes. 'siapa yang menelpon? tiba-tiba mengintruksinya tanpa perkenalan.. dan lagi, berani sekali dia berbicara dengan nada meyebalkan'. Dingin, arogan itulah kesan pertama Freya tentang Arsalan. 'pasti orang iseng.. tapi mana mungkin orang iseng sampai tahu tentang apa yang sedang aku kerjakan'.

Freya masih sibuk dengan pemikiran-pemikirannya tapi... 'bangun!' Si penelpon menyuruhnya bangun 'apakah dia seorang dukun?' dia menyuruhnya bangun tepat ketika Freya akan menuju alam mimpi.

Karena rasa penasaran, diambilnya laptopnya sambil kemudian ia bersila diatas ranjang, membuka Proposal kerjasama dengan PT Hansakti dan mulai meneliti kalau-kalau kesalahan yang dimaksud penelpon tadi benar adanya, dan ternyata iya .. 'Bagaimana aku seceroboh ini?"ada kekeliruan dalam perencanaan harga jual yang tidak sesuai dengan kualitas bahan yang digunakan.

Freya masih berpikir, siapa yang menelponnya tadi. 'Pak Arion? ah dia cukup ramah sebelumnya. Pak Gandhi? Rasanya bukan gayanya menegur dengan cara ini. apa CEO baru? ya.. CEO baru.. tapi masa iya?' Tapi siapapun itu Freya tetap bersyukur kesalahannya ketahuan sekarang atau jika tidak, ketika harga sudah disepakati oleh PT.Hans tanpa diperiksa ulang, pastilah dia tidak akan selamat.

Tok.. tok .. "Frey?"

"ya bang, masuk!"

"Kenapa?" Tanya Freya begitu Azzam membuka pintu dan masuk ke kamar Freya.

"Lapar Frey, Masakin dong!"

"Ahh Abang.. Cari aja di dapur masa gak ada makanan. Frey cuma bisa masak air bang"

"Gak ada Frey, Bunda juga lagi istirahat kayanya. Yaudah keluar yuk!"

"Kemana?"

"Sate mang jali deh"

"Horee"

Azzam tau, adiknya itu tidak akan menolak kalau menyangkut Sate mang Jali. itu favoritnya dari zaman kuliah dulu.

"Giliran makanan aja cepet."

"Manusiawi"

"Cepet abang tunggu di depan!"

"Oke deh"

Freya langsung bersiap-siap, mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian yang sopan dan tertutup. tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Freya bersiap-siap.

Kemudian keduanya langsung berangkat ke Kedai Mang Jali, tempat makan sederhana yang cukup dikenal orang karena kelezatannya terutama Freya. Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar lima belas menit keduanya sudah sampai dan memilih tempat duduk.

"Dua porsi ya mang!"

"Plus nasi neng?"

"Iya mang, tapi satu aja nasinya!"

"Oke neng"

Malam ini warung mang Jali tidak begitu ramai seperti biasanya, situasi mendukung Freya untuk menikmati makanannya. Begitu pesanan datang mereka langsung melahap makanannya.

Irrational LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum