1

30 1 1
                                    

'Sejatinya manusia diciptakan agar bahagia dan mulia, sebagaimana tuhan ciptakan Adam lalu ditempatkan di surga'

______________

Sabtu, pukul 16.30 wib

Bagi Freya bahagia adalah prinsip hidupnya. Tinggal di rumah sederhana, makan dan minum cukup, spiritual terpenuhi dan yang terpenting setiap hari ia bisa melihat wajah Ayah dan Bunda.

Setelah tadi pulang kerja, masuk kamar Dan ganti pakaian segera Freya menghampiri bundanya yang sedang melakukan beberapa ritual di dapur.

"Bun Freya bantuin apa nih?"

Setelah pulang kerja, dilihatnya Bundanya sedang sibuk didapur.

"Masak sini!"

"Hah? Kayanya ayah perlu bantuan rapihin rumput di halaman deh."

Dirumah Freya hanya tinggal dengan kedua orang tuanya. Ayahnya pensiunan dosen dari fakultas yang cukup terkemuka di Jakarta, sedangkan Ibunya adalah mantan guru SD, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Freya punya seorang kakak laki-laki dan seorang kakak perempuan yang keduanya sudah menikah dan tinggal dirumahnya masing-masing.

"Alasan ya kamu.. Belajar biar nanti bisa ngurus suami!" jelas bunda

"Nanti Freya cari suami yang bisa ngurus diri sendiri bun"

Memasak adalah salah satu hal yang tidak disukai Freya, dia mencari alasan agar bebas dari tugas itu. Freya pergi menuju halaman rumah sambil tersenyum setelah lari dari tugas Bundanya.

" Ayah..."

"Ya, Frey?"

Jawab Ayahnya sambil sibuk merapikan rumput yang sudah terlihat memanjang tidak beraturan di halaman depan rumah.

"Freya bantu yah.." 

"Kamu gak bantuin Bunda?"

"Bunda mah udah Master yah, gak perlu bantuan buat masak" alasannya

"Yaudah istirahat sana, baru pulang kan?"

Bagi Freya, melihat orangtuanya adalah obat untuk segala kelelahan.

" Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, Abang?"

Freya dikejutkan oleh keberadaan Abangnya Azzam di rumah. Pasalnya, setelah tiga bulan lalu menikah dengan mbak Dinda, bang Azzam menempati rumahnya sendiri, ditambah dengan kesibukan Freya, mereka jadi jarang bertemu, walaupun kadang Bang Azzam ke rumah tapi selalu bertepatan Freya sedang di kantor.

Azzam Menyalami ayahnya dan Freya adiknya. "Sehat yah?"

"Alhamdulillah sehat, urusan kamu lancar?"

"Lancar yah

Kemudian mereka semua berjalan menuju ruang keluarga. di dapur, tidak jauh dari ruang keluarga tampak Bunda Freya sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Sehat bun?" Tanya Azzam sambil menyalaminya.

"Ya Allah, berasa tiga tahun Bunda gak ketemu kamu zam.. kangen!"

"Lebay deh bunda, minggu kemaren juga ketemu"

"Tumben abang datang? sama mbak Dinda juga ga?" Sela Freya

"Mbak Dinda lagi tugas luar kota seminggu, jadi abang mau nginep disini."

Dinda adalah wanita karir, awalnya Bunda kurang setuju Bang Azzam menikah dengan mbak Dinda karena mungkin wanita karir tidak punya banyak waktu untuk keluarga tapi karena mbak Dinda ternyata baik dan bang Azzam sangat mencintainya maka Bunda pun setuju.

"Horee.. aku ada temen. Besok temenin olahraga ya bang, terus kita main badminton ya ya? " Pinta Freya

Kebetulan besok adalah hari libur, Freya terbebas dari aktifitas kantornya yang membosankan.

"Segitu senengnya kamu liat abang. Kalau abang gak ada emang kamu gak olahraga?"

Freya mengedikkan bahunya "Gak ada temen" Kemudian dia berdiri, berjalan ke arah dapur yang berada tidak jauh dari ruang keluarga.

"Minum Bang?"

"Boleh, Jus dek!"

"Ayah mau?"

"Gak, Ayah mandi dulu" sambil kemudian berlalu pergi.

Freya mengambil jus yang ada di kulkas, menuangkannya dalam dua gelas dan kembali duduk sambil menyerahkan segelas jus pada abangnya sementara Bunda sudah menyelesaikan ritual masaknya.

"Makanya cepet nikah!"

"Mau, besok!" Jawab Freya sambil meneguk minumannya.

"Hah?"

"Bosen denger pertanyaan gitu, dikira cari calon imam segampang ngupil apa?" Jawab Freya acuh.

"Cantik-cantik jorok!"

"Lagian abang, jangan cuma nanya, cariin dong!"

"So ehem minta dicariin, ujung-ujungnya juga kamu tolak. kurang dewasa lah, gak punya prinsif lah, kurang syar'i.. banyak alesan kamu dek."

Sebenarnya bukan Azzam tidak mau mencarikan dia punya banyak teman dan kenalan. hanya saja Azzam masih ingat kisah pahit yang dialami adiknya, bahkan dia ikut andil mendukung hubungannya dengan sahabatnya yang ia kira dia sudah sangat mengenal bagaimana baiknya sahabatnya itu. tapi ternyata dia malah menyakiti adiknya. Azzam tidak mau lagi salah menilai orang.. Dan lagi selama ini, bukan tidak ada laki-laki yang mendekati Freya hanya saja Freya yang selalu menghindar dengan alasan tidak menemukan kenyamanan.

Azzam tidak tau adiknya belum menemukan yang cocok atau memang dia belum bisa melupakan masa lalunya. Azzam sangat mengenal Freya walaupun kejadian dua tahun lalu tidak berpengerauh besar terhadap hidup Freya, Freya bukan orang yang mudah melupakan tapi pandai menyembunyikan. yang Azzam takutkan Freya menyembunyikan kesakitannya selama ini.

"Belum ada yang bisa mengahadiahkan kenyamanan bang."

"Alasan klasik"

Irrational LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang