6

8 0 0
                                    


***

'Ya tuhan.. Arsalan pasti mendo'akan ku, hari pertama udah ketemu yang cantik aja. Sesuai harapan'

Arion menikmati hari pertamanya di Kan Jaya, tidak seburuk yang ia pikirkan. Sepertinya Arion mulai menyukai Kan Jaya, maksudnya gadis itu yang bekerja di Kan Jaya.

Arion segera meraih ponselnya dan menyambungkan panggilan dengan Arsalan.

"Hei Brow.. Thanks banget. berkat do'amu, harapannya terkabul."

Kata Arion begitu tau panggilannya sudah terhubung.

"Apaan sih yon? ganggu amat!"

Jawab Arsalan.

"Elahh... sok sibuk! Yang ngantor siapa yang sibuk siapa"

"Sibuk gak harus ke kantor Arion Savian Ghandi" Tegas Arsalan.

"Iyaa Bapak Fatih Arslan yang terhormat.."

"Intinya apa yon?"

"gua ketemu cewek cantik!"

"Kau hidup di zaman apa sih yon.. kaya gak pernah ketemu cewek cantik aja."

"Ini beda Ar, Pertama diliat udah kerasa teduh tapi menantang, menantang tapi teduh. Ah.. pokoknya"

"Dikira payung teduh..!"

"Serius Ar.."

"Iya yon, iya.. semangat sayang kejar terus!"

"Gila luh, geli gua"

"Bodo.. udah ah, sana kerja! sebelum potong gaji"

"Baiklah bapak pimpinan yang terhormat, alasan saya menelpon sekalian melapokan proyek PT. Hans, datanya akan saya kirim nanti sore untuk bapak pelajari."

"Oke" Menjeda ucapannya sebentar "Eh Yon.." tepat sebelum Arion menutup panggilannya. "Jangan lupa mandi!" kata Arsalan

"Hah? ngapain.. tadi pagi udah!"

"Bersihin otak lu!" Lalu kemudian sambungan telepon terputus tanpa pamit dan pelakunya adalan Arsalan.

'Astaghfirullah, pikiran sesuci gua disuudzoni' batin Arion

Seorang Arion penganut cinta pada pandangan pertama.

***

"Frey.. selesai ya. udah gua kirim. Cukup atau gimana?"

"Oh bentar, dilihat dulu.."

"Kaya nya cukup deh Put.. Thanks ya"

"your welcome" jawab putra.

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, menandakan jam kerja selesai dan lagi laporan yang diperlukan hari ini sudah selesai. setelah Freya mengirim soft filenya memastikan tugasnya sudah benar-benar selesai, Freya mulai berkemas.

"Gais.. Hari ini cukup. udah boleh pulang. Makasih ya!"

"Alhamdulillah." Jawab teman-temannya yang lain

"Mas duluan ya Frey, ditunggu istri." Kata Restu

"Kita juga mbak." kata Rani dan yang lainnya.

".. Assalamu'alaikum"

***

Tahun lalu Arslan berada di Jawa tengah menyibukkan diri dengan desaign rutnic furniture yang selalu dia suka, Arslan merupakan lulusan Design Product, awalnya ia hanya berniat jalan-jalan kemudian bertemu dengan para pengrajin furniture di daerah Jepara, munculah ide untuk menyalurkan minatnya dalam desain. Ia bekerjasama dengan Kan Jaya perusahaan keluarganya sendiri untuk memasarkan karyanya, dan hasilnya produk itu mendapat banyak respon positif dari pasaran. Selain bisa mendatangkan keuntungan untuk perusahaan, melestarikan dan mengenalkan budaya indonesia juga meningkatkan pendapatan pengrajin setempat. Tapi kemudian pamannya ayah Arion ,menyuruhnya pulang dan fokus pada Kan Jaya.

Setelah sekian lama, Arsalan mulai kembali berkutat dengan dokumen-dokumen yang menurutnya membosankan. Arsalan memang suka dihadapkan dengan segala sesuatu yang berbau seni, tapi bukan seni membaca, menghitung atau menafsirkan dokumen-dokumen yang dihadapannya sekarang.

Dinaikkannya kacamatanya, diperhatikan layar komputer yang sedang menjadi pusat perhatiannya. 'ada yang salah' diteguknya segelas air yang berada diatas dimejanya. kemudian ia meraih ponselnya dan berusaha menelepon Arion. 'Arghtt... malah gak aktif' ia masih berusaha menelpon lagi tapi hasilnya nihil, Arion tidak bisa dihubungi.

Arsalan orang yang tenang, tapi bukan orang yang sabar. dia akan menyelesaikan masalah dengann cepat sekalipun masalah kecil.

Kembali ia menelpon seseorang, tapi kali ini bukan Arion melainkan sekretarisnya di Kan Jaya. Walaupun Arsalan belum menetap di Kan Jaya tapi pamannya sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Arslan ternasuk sekretarisnya di kantor.

"Kirim saya nomor kontak penanggung jawab proyek Pt. Hans sekarang!" Ucap Arsalan dengan datar.

Irrational LoveWhere stories live. Discover now