10

7 1 1
                                    

Serangkai kegiatan dari sejak Arion dan Freya sampai di Jepara sudah terlaksanakan mulai dari kontrol pabrik dan negosiasi dengan distributor barang sudah terselesaikan. Perjalan singkat ini tidak boleh disia-siakan.. sepulang dari urusan pabrik, Arion mengajak Freya menikmati suasana pantai sore sebentar, sebelum nanti malam mereka harus kembali lagi ke Jakarta.

"Freya.."

"Ya pak?" bugh... begitu Freya menyahuti panggilan Arion, Arion melemparnya dengan pasir.

Entah bagaimana akhirnya Freya dan Arion saling bermain tanpa beban dan kecanggungan diantara mereka semakin berkurang.

Sudah lama Freya tidak bermain seperti ini, rasanya Freya benar-benar bisa tertawa bukan hanya di mulut tapi juga seluruh orang tubuhnya ikut menikmati moment ini.

"Arion Safian Ghandi bukian orang yang sulit diterima orang lain, dia mudah difahami dan ramah." Pikir Freya.

Tidak ada yang tau, siapa jatuh pada siapa

Pagi ini setelah bersiap-siap dan menyelesaikan sarapannya, segera Freya berangkat ke kantor.

Seperti biasa lalu lintas Jakarta tidak pernah absen dari kata macet, untuk menghindari kemacetan Freya memutuskan berangkat menggunakan ojol dari pada mengendarai mobilnya sendiri.

"Frey.. gimana rasanya liburan sama pak ghanteng?"

"Hah.. Siapa Vi?

"Ihh luh.. itu kemaren ke Jepara sama Pak Arion Ghanteng gimana?

"Ya elah.. Ghandi Vi, ARION GHANDI" Tegas Freya

"Nama orang lu ganti-ganti, belum lagi tar orangnya denger.. kegeeran dia dibilang ganteng."

"Ya dia maksudnya, emang ganteng kan? coba aja lu tanya cewe seisi kantor Kan Jaya, pasti setuju mereka sama kegantengan pak Arion. lu aja yang belekan, dideketin cowo sesempurna itu masih lu cuekin. Coba gue.."

Bagi orang lain didekati dan disukai seorang Arion adalah anugrah, bagaimana tidak.. pria baik, dengan tinggi 187cm, kulit putih, hidung mancung, dan diyakini oleh seluruh perempuan di Kan Jaya bahwa Arion memiliki perut berkotak-kotak, walaupun belum ada satupun perempuan di Kan Jaya yang pernah melihat perut Arion tapi ototnya sudah terlihat jelas di urat-urat tangannya yang keras.

"Masa? kapan pak Arion deketin gua. yang ada gua yang deketin dia biar naik gaji" jawab Freya dengan bercanda.

"itu dia modusin lu biar berduaan ke Jepara apa namanya?."

"Ya karena kerjaan lah. lagian yang maha sempurna itu tuhan Vi. belum tau aja lu gimana pak Arion ngupil sama kentut! Sama baunya kaya punya luh.."

"Iyalah Husna Freya sayang.. dimana-mana namanya kentut emang bau." tegas Vivian. "Eh.. emang luh pernah denger kentuknya pak Arion? atau loh pernah nyium bau kentutnya?"

"Kagak lah, ya kali gua kurang kerjaan merhatiin kentutnya pak Arion"

'Arion kentut? Freya tidak yakin akan bisa mendengar Arion buang angin sembarangan. 'dia laki-laki sopan.' Hanya satu orang itu yang berani buang angin sembarangan dan tetap memasang wajah datar brengseknya, kemudian dengan santainya mengeluarkan suara angin laknat itu,

lalu dia bilang "angin harus dikeluarin, penyakit!".

"ah .. aku akan gila. ini sudah 3 tahun berlalu Freya" sambil kemudian menepuk kepalanya.

"Kali aja gitu.. pak Arion kan bae sama lu, gua yakin dia punya batu dibalik saku." kata Vivian membuyarkan lamunan Freya.

"Berarti pak Arion lagi sakit perut" jelas Freya polos.

"Hah?"

"lo gak pernah denger? katanya kalau lagi sakit perut, sakuin batu biar sembuh!"

".. Freya" Suara Vivian memekik

Obrolan keduanya berakhir dengan Vvian yang memukul bahu Freya pelan, kemudian keduanya tertawa.

"Frey dipanggil pak bos tuh!"

"Hah? Pak Ghandi?"

"Ditunggu pak bos baru Freya.. dia masuk waktu kamu ke Jepara kemaren. Dia mau ketemu penanggung jawab proyek sekarang katanya." Jelas Meta.

"Harus banget?"

"ye? kenapa? kamu sakit?" jawab meta bingung.

"oh.. nggak. he.. iya aku keruangannya sekarang" jawab Freya sambil tersenyum simpul dan beranjak pergi menuju ruangan CEO baru.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Jan 29, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Irrational Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें