5

7 0 0
                                    

***

"Assalamu'alaikum" Freya memasuki ruang rapat dengan berusaha terlihat tenang. Walaupun kenyataannya tatapan peserta rapat pagi itu tidak bisa Freya artinkan.

"Waalaikumsalam" jawab salah seorang perwakilan dari peserta rapat.

"Cukup perkenalan dari saya, silahkan kembali bekerja. Dan saya ingin bertemu dengan orang yang bertanggungjawab atas proyek PT. Hansakti di ruangan saya. Selamat siang"

'PT Hansakti?' Freya tidak sempat mendapatkan informasi apapun. Begitu ia masuk, rapat singkatnya berakhir dan satu persatu peserta rapat meninggalkan ruangan. Sementara Freya masih dengan kebingungannya 'Siapa orang tadi?' kenapa dengan Hansakti?'

"Frey, tadi kamu dengar kan Manager nyuruh kamu keruangannya?"

"Hah?" 'Manager? sejak kapan?' batin Freya

"Iya Manager baru yang tadi mimpin rapat."

"Pak Dion kemana?"

Setahu Freya Manager produksi Kan Jaya adalah Pak Dion, sudah seminggu katanya beliau tugas luar kota, tapi tiba-tiba datang Manager baru.

"Isunya sih korupsi terus keluar, tapi gak tau. Kamu yang handle proyek PT. Hans kan? Laporan gih!

Terjawab sudah kebingungannya pagi ini, 'kejutan apalagi tuhan? Manager baru.. kita lihat dia akan serewel apa.'

"Oh oke,, makasih ya vi"

***

Tok.. tok.. tok..

Freya mengetuk pintu kemudian terdengar suara didalam mengintruksikannya agar masuk.

"Masuk!"

"Assalamu'alaikum pak" Sapa Freya sambil membuka pintu dengan hati-hati. 'Apakah ia akan membahas keterlambatanku pagi ini?'

Dilihatnya seorang pria yang sepertinya sebaya dengannya, dari cara duduknya yang tegap sudah bisa dilihat bahwa dia cukup tinggi, dengan kulit putih, hidung mancung dan potongan rambut yang rapih. 'semoga dia sebaik tampilannya' batin Freya

"Silahkan duduk!"

"Husna.. Freya Imran?" Tanya si pria meyakinkan.

"Iya saya pak"

"Sebelumnya, perkenalkan saya Arion, Arion Savian Ghandi" Tegasnya, sambil menyodorkan tangan.

'Arion Ghandi? oh.. anaknya pak direktur ternyata. Sedang Freya hanya menundukan kepala sebentar sebagai penghormatan, lalu tersenyum tanpa membalas tangan Arion.

"Ini design yang saya buat sesuai permintaan PT.Hans, sudah hasil diskusi tim dan pengamatan Manager sebelumnya."

Freya menyerahkan gulungan kertas yang sudah dikerjakannya dua minggu ini dengan proses refisi beberapa kali, karena kali ini adalah proyek yang cukup besar yang dilakukan dengan PT Hansakti. 'Semoga tidak revisi lagi.'Freya memperhatikan bosnya dengan harap-harap cemas.

"Freya" Panggil bosnya

"Jangan terlalu tegang, saya orang baik kok.." Jelas Arion sambil tertawa.

"Hah?"

Freya mulai tenang sepertinya bos barunya aman, ia tidak membahas keteralmbatannya pagi ini.

"Santai saja dengan saya, pekerjaan kamu bagus. Ini saya ambil, tolong kordinasi dengan tim produksi yang lain buat draft rencana pembiayaan dan kebutuhan produksinya. sebelum pulang laporkan ke saya"

Arion kemudian menggulung dan merapikan kertas itu lagi.

"Oh...  iya pak."

"Kamu boleh pergi, dan terimakasih!"

Freya berdiri dan tersenyum kemudian pergi 'Untung saja dia sebagus tampilannya' batin Freya.

***

"Gimana Frey, Aman?" tanya Meta

"Aman Vi.."

Freya kembali ke ruangannya dengan sedikit lebih santai, ia siap menghadapi tugas selanjutnya.

"Jelas amanlah, tampangnya aja ramah lingkungan gitu.. makin betah deh gua disini punya bos kaya gitu."

Bukan Vivian namanya jika hidupnya tidak absurd, dia adalah orang yang terkesan blak-blakan, anti jaim dan kasar tapi dia adalah perisai untuk teman-temannya. Jika ada sesuatu terjadi pada temannya Vivian lah orang pertama yang akan membela.

"Ya kali pohon, ramah lingkungan"

Berbanding terbalik dengan Vivian, Meta adalah orang yang tenang, menghadapi segala sesuatu dengan berpikir positif dan lemah lembut.

Mereka berdua adalah sahabat Freya, bukan Freya mengecualikan rekan kerjanya yang lain. Hanya saja Vivian dan Meta memiliki frekuensi pertemuan yang lebih sering daripada yang lain. Mereka sering hangout bareng, berbagi cerita bahkan menginap dirumah masing-masing.

"Orang ganteng tuh emang ramah lingkungan Ta, bisa buat cuci mata. Hahah.."

"Ya Allah.. punya temen ngasal amat ya!" disertai suara tawa mereka bertiga.

"Kenapa tadi telat Frey?"

"Kurang persiapan Ta, dan lagi dari malem gak buka Handphone gatau deh ada rapat dadakan."

"Jomblo sih, jadi handphonenya nganggur." ledek Vivian

"Jomblo berkelas" timpal Freya

"Ngomong-ngomong Frey, Lo gak tau kan kita bakal punya bos baru?"

"Demi apa? Siapa?"

"Penasaran kan?" ledek Vivian

"Serius Vi!"

"Hahah.. oke, Pak Gandhi sempet bilang tadi, tapi gua lupa siapa namanya. Intinya Pak Gandhi mau pesiun dan gak lama lagi bakal ada yang gantiin."

"Loh.. emangnya sekarang kenapa?"

"Masih sibuk liburan katanya." Jelas Meta "Gua penasaran gimana Face nya,, setampan Pak Arion gak yah? kalau iya gua rela lembur tiap hari"

"Allahu Vii, jangan racunin pikiran kita." ucap Meta

"Cukup ngayalnya Vivian sayanggg.. kalau yang datang bapak-bapak gendut terus botak, nanti kamu kecewa. sana balik kerja!" Timpal Freya

Mereka sudah terbiasa dengan obrolan-obrolan ringan yang kemudian berakhir dengan tawa. pekerja kantoran dan melakukan hal yang sama berulang-rulang akan terasa membosankan tanpa diselangi dengan sedikit lelucon.

"Detail designnya aku kirim lewat email ya Ta, tolong buatin rencana pembiayaannya. tapi sebelumnya tolong koordinasi sama bagian produksi dulu ya Vi. nanti laporannya biar Putra yang bikin"

"Oke bos" Jawab mereka berdua

Selain sebagai Desaign Product, Freya juga merangkap ketua tim tujuh yang beranggotakan tujuh orang.. dirinya, Vivian, Meta, Restu, Putra, Laga dan Rina. mereka sudah bersama kurang lebih dua tahun, kecuali Laga dan Rina yang baru masuk tiga bulan ini.

Mereka sudah sama-sama paham sifat masing-masing.. ada Mas Restu yang dewasa dan bisa membimbing, Vivian yang absurd, Meta yang kalem, Putra dengan kekonyolannya dan Freya yang memiliki perpaduan dari sikap semuanya. Bukan hebat.. hanya saja dia sulit ditebak.

Irrational LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ