PF :: Eleven

1.6K 212 14
                                    

Renjun tersenyum tipis melihat sang istri yang tertidur pulas disofa. Lagi-lagi dia menemukan Neta dalam keadaan seperti itu, padahal dia sudah menyuruh wanita itu untuk menunggu dikamar mereka saja. Renjun meletakkan tas kerja dan jas hitam yang ia sampirkan di sofa, mengangkat tubuh ramping istrinya lalu melangkah ke kamar sambil memandang wajah tenang Neta. Dengan hati-hati Renjun menidurkan Neta diatas ranjang kemudian mengecup lembut kening wanita itu.

Renjun kembali berdiri tegak, senyumnya tak luput dari bibirnya, matanya masih setia menatap sang istri yang terlelap. Setelah puas menatap wajah cantik Neta, Renjun kembali melangkah keluar kamar untuk pergi ke kamar putranya yang beberapa hari ini tidak pernah bermain dengannya. Dibukanya pintu kamar Clevo, lalu dia terkejut saat melihat putranya masih terjaga sambil bermain robot pemberian dari Yonghee saat Clevo ulang tahun bulan kemarin.

"Kamu kenapa belum tidur hm?" tanya sang ayah seraya mengelus pelan surai anaknya.

"Aku sedih, pah." jawab Clevo, meletakkan mainan robot yang ia mainkan lalu duduk dipangkuan Renjun.

"Sedih kenapa? Karena papah ya? Maafin papah ya, besok papah janji deh bakal anter jemput kamu kayak biasanya." ujar Renjun menyesal.

Clevo menggeleng cepat, tangan mungilnya ditempelkan dirahang Renjun, matanya menatap sang ayah sendu.

"Tadi mamah nangis, tapi aku gak berani buat nanya jadi aku disini aja sambil dengerin tangisan mamah." Clevo mulai menyandarkan kepalanya didada bidang Renjun.

Sedangkan sang ayah hanya diam tanpa jawab, tangannya masih sibuk mengelus surai sang anak. Pikirannya sekarang dipenuhi dengan sang istri. Apa yang membuat Neta menangis? Apa karena dirinya yang selalu sibuk dan mengabaikannya? Tapi itu bukanlah tipe Neta sekali, bahkan wanita itu langsung mengomel saat Renjun mengambil cuti lebih dari dua hari, padahal suaminya ini adalah CEO.

Renjun merebahkan dirinya diranjang Clevo, dengan laki-laki kecil yang sekarang berada diatasnya yang masih setia memeluk dirinya dan menyembunyikan wajahnya dibalik bidang dada sang ayah.

"Clevo tidur ya, papah temenin kamu bobo." ujar Renjun.

Merasakan anggukan kecil dari sang anak membuat Renjun tersenyum tipis, tangannya yang kosong menepuk pelan bokong sang anak agar pangeran kecilnya cepat terlelap.

"Dongeng pah,"

Senyum Renjun mulai melebar, dengan senang hati sang ayah menceritakan suatu kisah yang memang nyata, kisah yang dialami Neta saat dirinya masih remaja. Dengan sabar Renjun bercerita, sesekali menjawab pertanyaan sang anak saat Clevo memotong ceritanya hanya untuk bertanya sesuatu yang membuatnya penasaran.

Selang beberapa menit Renjun mendengar dengkuran halus dari anaknya. Dengan pelan ia merebahkan tubuh mungil Clevo diranjangnya, kemudian dirinya beranjak, kembali ke kamarnya sendiri.

"Kamu kapan pulang? Kok aku gak tau?"

Renjun yang baru menutup pintu kamar Clevor terkejut saat mendengar suara wanita yang berdiri dibelakangnya. Tersenyum manis lalu melangkah mendekat pada sang istri, dikecupnya lembut kening Neta sambil memeluk pinggang wanita itu.

"Daritadi terus aku liat kamu ketiduran disofa. Kan aku udah bilang, jangan nunggu aku disofa, apalagi sampe ketiduran gitu, kalo badan kamu sakit gimana? Kalo kamu masuk angin gimana? Kamu tuh suka banget ya bikin aku khawatir." cerocos Renjun.

Neta tersenyum, mengecup cepat bibir Renjun kemudian melangkah cepat menjauhi Renjun yang masih terdiam ditempat.

"Kamu sekarang bandel ya." ujar Renjun lalu melangkah menyusul sang istri.

Neta yang mendengar hanya terkekeh, membalikkan tubuhnya menghadap Renjun, namun kakinya tetap melangkah.

"Emang salah nyium suami sendiri?" goda Neta.

[3] Prasaja's FamilyWhere stories live. Discover now