Kepulangan Nania

159 17 5
                                    

Nania tampak tersenyum mendengar Arthur menyetujui permintaan untuk memulai hubungan pertemanan diantara mereka. Entah apa yang Nania rasakan kepada Arthur. Seharusnya ia juga bersikap dingin dan ketus terhadap Arthur seperti yang laki-laki itu lakukan terhadapnya. Namun ia sadar, ia sulit menolak pesona Arthur. Bahkan akhir-akhir ini sikap dingin yang Arthur tunjukkan kepadanya menjadi daya tarik tersendiri baginya.

Beberapa kali bersama Arthur, ia sedikit tahu kepribadian Arthur meski tidak semua. Maka ketika ia mengatakan bahwa ia tahu kelemahan Arthur, itu benar. Arthur akan bersikap lembut kepadanya ketika dihadapan mereka ada salah satu anggota keluarga Pratama maupun Atmaja. Bahkan tanpa berpikir panjang, Arthur akan menyetujui usul yang ia berikan.

Nania memanfaatkan moment pertemuannya bersama Zhianne untuk membuat Arthur menyetujui tawaran pertemanan yang ia berikan kepada Arthur dan 'bingo' Arthur setuju.

"Kakak akan pulang besok?" tanya Zhianne memecah keheningan diantara mereka.

"Ya...Tugasku di sini sudah selesai maka aku akan kembali adikku sayang" Nania mengusap rambut Zhianne.

"Bersama Kak Arthur?" Zhianne melirik ke arah Arthur yang sedang menyeruput sup daging sapi miliknya.  Arthur menghentikan makannya untuk menjawab pertanyaan Zhianne.

"Aku masih lama di sini, Zhi. Urusanku sepertinya akan berakhir lama"

"Jadi tolong jaga Calon Kakak Iparmu ya, Zhi. Jangan sampai ada perempuan yang mendekatinya" Nania tersenyum melihat ke arah Arthur setelah berkata demikian. Arthur tidak menanggapi ucapan Nania. Zhianne tersenyum melihat ekspresi kedua orang di samping dan di depannya.

***

"Apa flatmu jauh dari sini, Zhi?" tanya Nania.

"Tidak terlalu jauh Kak. Naik bus hanya memakan waktu 10-15 menit"

"Kalau berjalan kaki?" tanya Nania lagi.

Zhianne sejenak berpikir. Kemudian ia berkata,"Mungkin sekitar 20-30 menit"

"Baiklah. Aku dan Arthur akan mengantarmu ke flat dengan berjalan kaki. Ayo kita jalan" ajak Nania.

"Aku membawa mobil. Kita antar Zhi naik mobil saja, Nania. Cuaca juga sangat dingin sekarang" kata Arthur lembut.

"Aku ingin berjalan kaki. Aku ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersamamu. Karena setelah ini kita pasti lama bertemu. Merasakan suasana dingin Seoul dengan berjalan kaki. Ayo" Nania menarik tangan Zhianne dan Arthur.

Arthur, Nania dan Zhianne berjalan kaki meski suhu udara sangat dingin. Arthur merasa kesal dengan usul Nania. Namun ia tetap mengikuti kemauan Nania. Arthur berjalan di belakang Nania dan Zhianne. Tak jauh dari kedua kakak beradik yang sedang asyik mengobrol.

Arthur mendengar pembicaraan Nania dan Zhianne. Mulai dari keadaan rumah sampai kuliah Zhianne. Terkadang keduanya tertawa, saling merangkul dan saling mengejek.

"Jadi seperti ini jika mempunyai saudara" batin Arthur. Ia tersenyum melihat interaksi Nania dan Zhianne.

"Jadi jam berapa take offnya Kak?" tanya Zhianne kepada Nania.

"Besok pagi sekitar pukul 10.00. Kamu tidak perlu mengantarku. Fokuslah pada kuliahmu"

"Wah rupanya Kakakku ini salah paham. Jangan terlalu percaya diri Kakak. Aku bertanya waktu bukan untuk mengantar Kakak. Ya...hanya sekedar basa basi. Hahahahahahaha" Zhianne tertawa dan mendapat jitakan kecil di dahinya. Zhianne meringis. Keduanya tertawa.

Arthur menggelengkan kepala ketika melihat tingkah keduanya.

Nania yang sedang asyik bercerita tidak memperhatikan jalan di depannya. Ia tidak melihat sebuah sepeda melesat cepat ke arahnya. Arthur yang menyadari keadaan tersebut segera menarik Nania agak tidak disenggol sepeda tersebut. Nania tersentak akan tarikan Arthur.

Semua Berawal Dari Sana (End)Where stories live. Discover now