Mina merasa bahwa ia melakukan pekerjaan yang baik. Sejauh ini,ia merasa nyaman dengan pekerjaan barunya. Dengan gampangnya, Mina bisa beradaptasi dan cepat memahami apa yang seharusnya menjadi pekerjaannya. Berkat bantuan Mina, Chaeyoung merasa bebannya sedikit dibantu. Ia sangat puas dengan pekerjaan Mina, yang hampir sebulan ini menjadi sekretarisnya.
Mina juga bersyukur, walaupun Chaeyoung sedikit bertingkah dingin kepadanya, ia tetap membantu Mina ketika mengalami kesulitan dalam pekerjaannya. Bahkan, sesekali ia juga membantu tugas proyek kuliah Mina. Dan karena itulah, Mina merasa bahwa Chaeyoung sangat mengagumkan. Perlahan Mina mulai mengagumi atasannya itu.
Hari ini Mina ijin untuk pulang lebih awal, karena ia harus menghadiri pertemuan penting di kampus. Namun naasnya, saat di dalam perjalanan, mobilnya harus mogok di tengah perjalanan.
"Ah sial!"
Mina mencoba untuk menghidupkan mesin mobilnya berkali-kali, namun hasilnya tetap sama saja, mobilnya tidak bisa dihidupkan. Mina mencoba menelpon bengkel terdekat, namun tidak ada jawaban. Ia juga mencoba menelpon ayah atau kerabatnya yang lain, namun sayang sekali tidak ada jawaban juga dari mereka.
Mina mulai panik dan tidak tahu harus seperti apa. Semuanya akan mudah jika mobilnya mogok di jalan ramai. Tetapi sialnya, saat ini ia berhenti di jalan yang cukup sunyi. Bahkan kendaraan saja jarang berlalu lalang. Ia tidak bisa memberhentikan taksi, atau tidak ada pemberhentian bus terdekat disini.
Mungkin hari ini adalah hari tersial bagi Mina. Tak lama kemudian hpnya pun mati karena kehabisan baterai. Mina mengumpat atas kejadian sial yang mejatuhinya bertubi-tubi saat ini. Ia tak punya pilihan lain selain meunggu sebuah kendaraan lewat dan meminta tumpangan.
Selama setengah jam menunggu, tidak ada satupun kendaraan yang melintas daerah itu. Layaknya kota mati, seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Namun, beberapa saat kemudian, saat Mina hendak menyerah dan memutuskan untuk berjalan kaki saja. Tiba-tiba ada sebuah mobil dari kejauhan. Sontak, Mina langsung melambaikan tangannya dan berteriak. Sang pengendara sepertinya melihat itu, ia langsung mendekati Mina dan memberhentikan mobilnya.
Dan ternyata, di luar dugaan, pengendara itu adalah bossnya sendiri.
"Mina? Kamu kok disini?"
"Oh thank God. Untung ada kamu nona Son, mobilku mogok dan aku sudah menunggu selama hampir sejam disini."
"Benarkah? Kenapa tidak menelpon dan meminta bantuan?"
"Baterai hpku habis. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi."
"Kalau gitu bentar ya, aku telpon temanku dulu. Dia pemilik bengkel yang sering aku kunjungi."
Mina mengangguk dan kemudian berterima kasih kepada Chaeyoung.
"Temanku bakalan angkut mobil kamu ke bengkel, untuk prosesnya sih gatau bisa selesai kapan. Tapi nanti ia hubungin lagi." Kata Chaeyoung. "Kamu mau ke kampus kan? Yaudah aku antar ya?"
Mata Mina terbelalak, ia merasa tidak enak jika harus merepotkan Chaeyoung dengan mengantarnya ke kampus.
"Err gausah boss, antar aku aja ke stasiun bus terdekat. Bukannya boss masih punya banyak kerjaan?".
"Gausah bawel. Aku anterin aja gapapa, lagian kerjaanku masih bisa dilanjutin nanti. Dan satu lagi, kita udah di luar kantor Mina. Jadi gausah formal banget." Kata Chaeyoung ngotot.
"Terus mobil aku gimana? Ditinggalin giu aja?"
"Tenang aja, gabakalan ada yang sentuh mobil kamu juga. Temanku yang tadi udah otw ke sini buat ambil mobil kamu."
YOU ARE READING
𝘗𝘢𝘱𝘦𝘳 𝘏𝘦𝘢𝘳𝘵𝘴 • 𝘚𝘢𝘵𝘻𝘶
FanfictionSana dan Tzuyu sepasang sahabat kecil yang saling jatuh cinta. Namun, hubungan mereka renggang karena dipisahkan oleh masalah bisnis keluarga. Dapatkah Tzuyu dan Sana bertemu saat mereka dewasa nanti? ****** [Author's Note] • dalam cerita ini, bakal...
