Chapter 3

12.3K 1.8K 400
                                    

.

.

.

Baekhyun melangkahkan kakinya ke kantin umum dengan tenang. Paniatia penyelenggara menyarankannya untuk sementara menggunakan kantin umum demi menghindari keributan lagi di kantin jurusan. Baekhyun hanya menyetujui tanpa membantah sedikitpun.

Brukkkk!

Seorang lelaki tan yang sedang berjalan menunduk tanpa sengaja menabrak baekhyun hingga pria kecil itu termundur beberapa langkah dan jatuh terduduk di lantai. Terkejut, lelaki itu segera membantu baekhyun berdiri sambil meminta maaf berkali-kali.

"Maafkan aku, sungguh aku tak sengaja, maaf" ucap lelaki tan itu merasa bersalah. Baekhyun tersenyum, baru kali ini ada mahasiswa yang menghargainya. Bahkan di kantin jurusannya tak ada satupun yang meminta maaf ketika menabraknya, tentu saja baekhyun tau semua hanya tentang penampilan. Baekhyun bodoh, cupu dan kelihatan menjijikan, tak ada yang mau mendekatinya.

"Tak apa" ucap baekhyun  tenang, tatapannya menjadi berbinar. Dia menemukan orang berhati tulus dan tak munafik diantara sekian banyak mahasiswa dikampus elit ini.

Baekhyun selalu memandang orang-orang dengan tatapan datar dan tak bersahabat karena dia tau mereka adalah penjilat-penjilat yang hanya mementingkan harta dan penampilan. Jika pun dia tak dibully, dia juga ogah berteman dengan mereka. Namun pria didepannya berbeda, dia harus bisa mengambil pria ini menjadi bagiannya.

"Sekali lagi aku minta maaf ya" ucap pria itu lagi, dengan ekspresi tak enak. Dikelasnya dia selalu ditabrak dengan sesuka hati oleh teman-temannya tanpa mendapatkan permintaan maaf dan dia tau bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu. Dia tak mau kelihatan seperti salah satu dari para pembully menjijikan itu. Dia berbeda dari mereka.

"Aku Baekhyun, siapa namamu?" Baekhyun mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Pria tan itu menggaruk belakang kepalanya canggung. Ia menyambut uluran tangan baekhyun dengan pergerakan yang kaku. Baru kali ini ada mahasiswa yang mau mengajaknya berkenalan.

"Aku Jongin" ucap Jongin canggung. Baekhyun tersenyum.

"Salam kenal Jongin. Kau dari jurusan apa?" Jongin langsung menunduk, air mukanya berubah menjadi datar. Baekhyun melihat itu, orang didepannya ini benar-benar menarik, baekhyun bisa melihat bakat besar dan permasalahan yang bercampur dalam tatapan dingin penuh emosi nya.

"Bisnis" ucap jongin dengan nada suara yang mulai menurun. Baekhyun tersenyum lagi.

"Aku dari jurusan IT" Jongin reflek mengangkat wajahnya dan menatap baekhyun dengan tatapan terkejut. Baekhyun menyeringai, dia sudah menduganya.

"Aku lapar, mau makan bersama?" Ucap baekhyun lagi. Jongin menatap baekhyun lama, kemudian mengaggukan kepalanya menyetujui ucapan lelaki kecil itu. Keduanya memilih untuk menduduki kursi yang terletak dipaling pojok ruangan. Bahkan selera tempat duduk merekapun sama.

"Aku adalah mahasiswa yang terkucilkan dikelasku" Baekhyun mulai membuka pembicaraan, Jongin menatap baekhyun bingung, seperti bertanya-tanya kenapa pria kecil didepannya mau membuka statusnya didepan dia. Baekhyun hanya tersenyum, Ia akan membongkar semua tentang dirinya untuk mendapatkan kepercayaan pria tan didepannya lalu dia akan menjadikan pria tan itu sebagai rekannya.

"Kau tau kenapa aku dikucilkan, jongin?" Tanya baekhyun tenang, jongin menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.

"Nilaiku selalu jelek, aku bodoh, aku cupu, aku aneh, aku menjijikan dan diperburuk dengan status kelas yang kutempati" kali ini Jongin terlihat mulai tertarik, dia dapat merasakan bakat misterius dalam diri baekhyun namun pria ini menjadi yang terburuk dikelasnya. Posisinya hampir sama seperti baekhyun juga. Mereka sama-sama siswa terbelakang yang dibully.

Genius Fire (Chanbaek)Where stories live. Discover now