Chapter 2

13K 1.8K 314
                                    

.

.

.

"Ku dengar kau berhasil masuk kelas unggulan lagi. Benarkah itu baekhyun?" Tanya tuan byun dengan ekspresi keheranan. Apakah ini bisa dikatakan kebetulan lagi? Dengan system seketat itu mustahil untuk masuk kelas unggulan tanpa pengetahuan sedikitpun. Terlebih jurusan yang diambilnya adalah IT, itu akan menjadi sangat-sangat mustahil untuk bisa menempati kelas unggulan tanpa bakat apapun.

"Ya"

"Bagaimana caramu menjawab soal?"

"Aku hanya menjawabnya" ucap Baekhyun tenang.

"Bagaimana caramu menjawab? Apa kau mengetahui jawabannya?" Tanya tuan Byun lagi, Baekhyun terdiam beberapa saat, lalu mulai membuka suaranya.

"Aku hanya.... menebak" Tuan Byun menatap putranya lekat. Bagaimana mungkin jawaban dari hasil menebak sesempurna itu? Hanya orang bodoh yang percaya ucapan tersebut. Tuan Byun mempunyai dugaan bahwa baekhyun mencontek saat test sehingga berhasil meraih nilai sempurna, entah teknik mencontek seperti apa yang digunakan putranya sehingga bisa luput dari pengawasan dosen yang berjaga.

"Ingat Baekhyun, jangan mempermalukan keluarga Byun, tak apa jika kau bodoh tapi jangan mempermalukan keluarga dengan tindak yang tak terpuji. Ini semua memang salah ayah yang membiarkanmu tinggal selama sepuluh tahun dilingkungan tak terdidik, yang ayah minta darimu hanyalah, tetap jaga kebersihan marga yang sekarang kau sandang" Baekhyun tersenyum miris, apa Ia terlihat serendah itu dimata ayahnya? Keinginannya untuk lepas dari marga Byun semakin besar.

"Baik, jika begitu aku permisi dulu ayah" ucap Baekhyun pelan, Tuan Byun menganggukan kepalanya. Baekhyun melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja ayahnya, saat melewati ruang keluarga, Ia menoleh sejenak ke berita yang ditonton Ji Hwan bersama ibunya.

"Ernest Rutherford Fisikawan Nuklir jenius asal London dikabarkan resmi menyetujui ajakan kerja sama dari Tim Peneliti Korea.... Kabar ini......"

Baekhyun terdiam lama, ekspresinya menjadi cerah. Ernest akan ke Korea. Ia cepat-cepat melangkahkan kakinya ke kamar. Jari-jari baekhyun bergerak dengan begitu cepat pada Keyboard leptopnya untuk mencari informasi. Pergerakan serta kecepatan jarinya dalam mengetik dan mencari informasi menunjukan bahwa dia bukanlah orang biasa.

Hari pertama masuk, Baekhyun terlambat. Semalaman dia bekerja keras dengan computernya hingga jam menunjukan pukul 5:30, pada pukul 6:00 dia terbangun dan segera bergegas. Waktu untuk pelajaran pertama dimulai adalah tepat pukul 6:30. Dia hanya punya 23 menit untuk bergegas,mandi dan bersiap. Perjalanan dari rumah ke sekolahnya memakan waktu 7 menit. Alhasil dia sampai kekelasnya tepat pada saat kelas akan segera dimulai.

Semua mata tertuju padaya, baekhyun benar-benar membenci situasi ini. Dia tak suka menjadi pusat perhatian, jika bisa bahkan dia ingin menjadi tak terlihat dan dianggap tak ada oleh orang-orang disekitarnya. Semua mata memandangnya dengan tatapan aneh dan meremehkan. Dia bisa merasakan aura mengintimidasi yang pekat dari teman-teman sekelasnya. Baekhyun paham betul kenapa tatapan itu bisa ditunjukan padanya. Penampilannya. Dia seperti alien yang salah memasuki kelas. Dia berbeda sendiri. Mereka dengan kameja putih dan jas hitam yang di strika rapih, rambut yang di atur ala-ala pebisnis berkharisma dengan jam tangan mewah dan sepatu pantofel hitam legam. Dan dia dengan kameja hijau yang dikancing sampai ke leher, kacamata tebal yang besar, serta rambut yang diatur rapih terbelah tengah dan mengkilat oleh gel minyak.

Biasanya jika ada yang memperhatikannya baekhyun akan bertingkah seolah-olah tak perduli. Tapi sekarang berbeda. Dia benar-benar tak tau jika mereka diharuskan memakai kameja putih dan jas hitam untuk mahasiswa semester pertama, dia malah memakai kameja hijau dengan rambut terbelah tengah mengkilat dan datang terlambat pula, sempurnalah sudah, dia benar-benar menjadi alien dikelas itu. Jika mungkin, dia akan berpura-pura tak bisa berbahasa manusia, hanya mengatakan Blubblubblublu blubblublubblup seperti alien lalu langsung menggunakan jurus seribu kaki dan kabur. Jika David melihat dia seperti ini, ia pasti akan langsung menertawai baekhyun sampai mati. Keringat dingin mengalir dipelipis Baekhyun, dia tak pernah segugup ini.

Genius Fire (Chanbaek)Where stories live. Discover now