Longing - Hope not

513 42 0
                                    

( Hope not - Blackpink )

Sakit sih. Punya doi samaan sama temen sendiri. Mau ngalah, tapi kekeh pengen jadian sama doi. Kalau nggak ngalah, ya cemburu aja teroooss.
Kayak, di duain gitu.

|| HAPPY READING ||

Delano hanya diam bahkan tidak menyentuh makanannya di kantin. Kejadian itu sudah berlalu selama tiga hari tapi, Delano tampaknya masih galau.

Ia tidak pernah lagi melihat Aileen. Bahkan ia juga berusaha menjaga jarak dengan gadis itu. Dan anehnya, Delano juga tidak ada lagi modusin gadis lain.

Ia sekarang di sibukan oleh jadwal pemotretan dan soal pertandingan antar sekolah bahasa Jepang. Mungkin, dengan itu dia tidak lagi mengingat gadis kecilnya.

•••

Dan semenjak kejadian Embun dan Aileen di Green House, kedua gadis itu tidak lagi bertemu satu sana lain. Aileen juga lebih sering sendiri dan jarang keluar kelas.

“Buat lo,” pria menyodorkan jus jeruk dingin. Aileen memang sudah menunggunya di halaman belakang sambil melihat beberapa murid yang bermain bola.

“Makasih, kak.” Aileen mengambil minuman itu dan meminumnya. Yudha duduk di samping Aileen.

“Lo masih diaman sama Embun?” tanya Yudha. Gadis itu melirik ke arah Yudha sebentar lalu ia kembali menatap ke depan. “Bukan diaman. Lebih tepatnya canggung untuk memulai komunikasi satu sama lain.”

“Terserah. Tapi, kalian sudah berteman lama dan, hanya masalah seperti ini kalian tidak komunikasi?”

“Konyol yah kak? Kan masih bocah.”

“Kelakuan boleh kayak bocah. Tapi pola fikirnya jangan kayak bocah juga, dong.”

Aileen diam. Seperti mencerna kalimat barusan dari Yudha. Ada benarnya juga. Hanya soal Delano mereka tidak bersapaan? Memang konyol.

•••

“Lo ngapain di Jakarta?”

“Nggak ada, ngekor sama papa. Lagian sabtu kan libur.”

“Oh, kirain lo ke sini cuma buat gue.”

Aileen terkekeh garing. Dan begitu pula dengan Syafa. Ya, gadis itu sedang di Jakarta. Ayahnya sedang ada beberapa urusan di Ibu Kota.

“Btw, lo sering chatingan sama Raga?” pertanyaan itu keluar dari mulut Aileen. “Nggak terlalu. Palingan kalo ada yang penting doang.”

Aileen diam sejenak. Syafa meneguk minumannya. Dan Aileen memakan kentang gorengnya. Suasana cafe yang tidak terlalu ramai memang asik untuk berbincang-bincang.

“Lo masih suka sama Raga?” Aileen kembali menanyakan hal tentang Raga.

Sekesal sebenci apa pun, rasa keingin tahuan tentang dia tetap besar seperti biasanya.

“Aileen, gue emang suka sama Raga. Tapi, menurut gue dia nggak pernah nganggap gue spesial.”

“Tapi dia ngasih lo kado?”

Longing [COMPLETED]Where stories live. Discover now