kepingan 06

1.3K 190 39
                                    

Gadis itu benci ketika harus mendengar ocehan Jungkook di tengah malam, kadang juga pria Jeon itu menyenandungkan beberapa lagu lama dari sebuah piringan hitam-yang bahkan tidak diketahui oleh Yiseul dari mana Jungkook mendapatkannya dengan mudah. Okay, gadis itu lupa kalau pria itu salah satu manusia dengan kategori kelebihan duit. Jadi, bisa saja si Jeon itu membelinya dari toko barang antik, atau semacamnya. Sudahlah, Yiseul bahkan sudah kepalang pusing hanya memikirkan satu perkara itu.

Lagian, orang sinting mana, sih? Menyanyi di malam hari. Oh, tentu saja Jungkook orangnya.

Yiseul makin yakin kalau-kalau pria itu memang dispesialkan oleh Tuhan. Walaupun sedari awal memang dirinya sudah diperingatkan oleh Jungkook sendiri, tidak ada manusia waras yang masuk rehabilitasi. Ya, setidaknya Yiseul sadar bahwa kalimat itu mutlak, bahwa seharusnya Yiseul sadar bahwa bocah tujuh belas tahun tidak bisa menangani hal ini sendirian. Lalu, sekarang Yiseul hanya harus berpura-pura semuanya baik? Okay, sebentar. Sepertinya Yiseul harus menghitung berapa kali ia menarik tapas panjang untuk satu musim panas ini.

Sekarang buntalan jam kecil berbentuk karakter kura-kura di kamar Yiseul menunjukkan pukul satu lewat empat menit, dan gilanya adalah; Jeon Jungkook masih gaduh di kamar seberang. Hal itu membuat Yiseul dengan amat penasaran melangkahkan kakinya dengan sendal berbulunya untuk melakukan sedikit dosa; menguping ocehan Jungkook.

"Hidup itu bukan perkara gila atau waras, sakit atau sembuh. Lethe, kau pernah mendengar bahwa manusia harus menjalani semua seperti air mengalir? Aku tidak setuju."

Okay, Yiseul bahkan kini sedikit bergidik ngeri sebab kalimat Jungkook barusan telah keluar dari dimensi nalar gadis itu. Sampai beberapa saat, hanya ada hening. Hanya ada hening-sangat hening. Tidak ada lagi telapak kaki yang bersuara sebab bergesekan dengan ubin. Itu membuat Yiseul meneguk ludahnya dengan pelan, seolah itu akan membuat suara gaduh yang menyesatkan. Yiseul rasanya ingin terus menahan napas sebab ia takut satuntarikan napasnya menimbulkan haduh-oke, ini berlebihan tetapi memang itu uang dipikirkan Yiseul. Sampai suara Jungkook kembali bergema, dan Yiseul menghela napas panjang.

"Bibirmu manis, makan gula-gula apa hari ini?"

Itu suara Jungkook yang kembali terdengar, membuat Yiseul menutup mulutnya mencoba untuk tidak memuntahkan seluruh isi makanan yang ia yakin baru separuh dicerna oleh perutnya yang sedikit tummy. Tidak masalah, Yiseul bukan gadis yang terlalu memikirkan standar kecantikan di sekitarnya.

Kau tau? Kini Yiseul akhirnya mengakhiri edisi mengupingnya dengan berjinjit menjauhi kamar Jungkook dan menuju ke kamarnya sendiri. Sialnya, ketika ia teburu-buru malah tersandung keset di depan kamarnya, membuat ia tersungkur dan benar-benar membuat suara gaduh, ditambah dengan ketika ia buru-buri bangun dan menutup pintu dengan kencang-itu menimbulkan suara yang jelas terdengar sampai kamar Jungkook.

Gadis itu mengunci pintu, merebahkan dirinya di kasur dan mengatur napas berusaha tenang. Mencoba melupakan apa yang barusan ia dengar dari Jungkook. Apa dia sinting? Dia benar-benar membawa orang lain masuk ke rumah? Yiseul menerka-nerka, menutup wajahnya dengan bantal sangkin enggannya dia untuk berpikir dan mencari tahu lebih keras- otaknya serasa mau meledak!

Sampai tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Mati kau, Min Yiseul!

"Apa suara tadi berasal darimu? Kau belum tidur?" Itu suara Jungkook, jelas sekali. Dan jantung Yiseul berdegub seolah habis tertangkap basah mencuri bunga mawar milik tetangga untuk hias tugas keterampilan seninya.

"Y-ya. Aku bekum tidur, dan sekarang aku memutuskan untuk tidur. Kembali saja ke kamarmu. Aku okay!" ucap Yiseul setengah berteriak agar Jungkook yang ada di balik daun pintu itu mendengar dengan jelas.

"Begitu? Kau okay? Baiklah, selamat malam."

Kemudian derap langkah kaki Jungkook terdengar menjauh, dan Sura derita pintu kamarnya juga terdengar telah ditutup.

"Jeon Jungkook. Laki-laki itu benar-benar sinting!"

[]

Asylum In SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang