Chapter 1 : quarrel

100 8 0
                                    

"Baek... Hyun ke..napa te..rus ber..teman de...ngan o..rang bo...doh se–"

Aku membungkam mulut itu agar tidak melanjutkan ucapannya itu.

"Kau tidak bodoh, Chan! Sudah berapa kali aku harus bilang padamu?!" aku menatapnya tajam, masa bodoh dengan wajah Chanyeol yang tampak menatapku takut.

"La..lu ke..napa?" tanya Chanyeol lagi.

"Karena aku mencintaimu! Puas?!!"

—o0o—

"Baekhyun!"

Aku menoleh begitu melihat sahabatku, Luhan datang menghampiriku.

"Ada apa, Luhan?" aku bertanya dan memegang pundaknya yang masih bergerak naik-turun.

"Chanyeol! Dia berantem lagi, dengan Jeno!" aku melotot, Chanyeol itu tipe orang yang tidak akan menyerang sebelum diganggu. Ini pasti awal dari sikap Jeno!

Aku segera berlari mengikuti Luhan. Di lorong itu, aku dapat melihat Jeno yang sedang menarik kerah Chanyeol, sedangkan Chanyeol dengan wajah babak belur nya hanya memegang tangan Jeno. Di bawah kaki lelaki tinggi itu terdapat buku novel yang tebal.

Novel pemberianku, dan sepertinya aku mulai memahami mengapa Chanyeol menyerang Jeno.

"Jeno, lepasin Chanyeol!" aku menarik paksa Chanyeol, langsung saja lelaki tinggi itu terbatuk-batuk dengan suara tercekik.

Jeno menyeringai, menyebalkan. "Huh? Maksudmu aku melepaskan sahabat autis mu ini?" mataku memerah, namun tiba-tiba Chanyeol menggeram dan langsung menyerang Jeno. Lagi.

"Chanyeol, hentikan!" aku menarik Chanyeol dan memeluknya yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Je.. Jeno ja..hat! Chan... Yeol ben...ci Je..no, hiks!" aku menatap tajam ke arah Jeno, dan dibalas oleh seringaian mengejek dari bibirnya. "Jen, jangan ganggu Chanyeol lagi!" aku menggiring Chanyeol ke UKS sebelum memungut buku novel yang tadi terjatuh lalu memeluk buku itu.

—o0o—

"Ouch! Pe...lan pe...lan, sa..kit..." ucap Chanyeol terbata-bata. Bukan terbata-bata, ia memang seperti itu dalam berbicara.

Bahkan ibu Chanyeol bilang bahwa anaknya baru bisa berkata sekitar umur 8 tahun, itupun masih satu-dua kata.

"Tahan sedikit. Kamu sudah besar, jangan cengeng!" bentakku sedikit dan membuatnya tersentak. Chanyeol mengerucutkan bibirnya, kebiasaannya ketika aku marah padanya.

"Je.. Jeno nakal! Di..dia me...ngam..bil bu..ku yang kau be...ri kema..rin." aku menghela nafasku, menaruh kapas yang ku gunakan tadi dan menatapnya dalam. "Tapi mengapa harus memukul?" tanyaku sambil menepikan surai kecokelatannya.

"Hyun bil...ang, ka..lau ada yang meng...ganggu Chan...Yeol, Chan.. Yeol ha..rus mela..wan? Iya..kan?" aku merintis sendiri, menyadari ucapan ku beberapa hari yang lalu ketika Chanyeol diam saja ketika dibully.

"Em, maksudku.. Jangan brutal seperti itu lagi, okay?" Chanyeol tersenyum lebar, kepalanya mengangguk antusias membuatku tertawa dan mengusak rambutnya.

"Ayo kita ke kelas bersama!"

—o0o—

"Hei Chanyeol. Apa aku bisa meminjam pulpenmu?" Chanyeol mendelik ke arah suara. Nayeon, gadis berambut hitam panjang itu datang menghampirinya.

Chanyeol berbalik menatap pulpen yang sedang ia genggam, hanya satu-satunya yang ia miliki. "Ta..pi a..ku ti..dak punya la..gi." ucap Chanyeol sedikit bersedih.

Nayeon merajuk, ini rencananya bersama teman-teman geng nya, "Ayolah, Chan! Pinjamkan pulpenmu." Chanyeol menghela nafasnya. Ia menyerahkan pulpen itu ke Nayeon dan membuat gadis itu tersenyum lebar.

"Terimakasih, Chanyeol. Aku akan mengembalikannya nanti!" Chanyeol tersenyum dan mengangguk. Ia memutuskan untuk membaca novel yang diberikan oleh Baekhyun, butuh 2-3 kali membaca baru otak Chanyeol akan mengerti apa isi novel itu.

Saking fokusnya membaca, ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang menempelkan kertas HVS berukuran A4 ditempelkan di punggung lebarnya.

"AKU ORANG IDIOT! AKU ORANG GILA! AKU AUTIS! JANGAN BERTEMAN DENGANKU~"

Dan tulisan itu ditulis menggunakan pulpen Chanyeol tadi. Ulah Nayeon dan Jeno, sepasang kekasih paling populer di sekolah.

"HEI, TEMAN-TEMAN SEMUA! LIHAT ITU, CHANYEOL MENGAKUI DIRINYA ADALAH BENAR-BENAR ORANG AUTIS!!" teriak Nayeon lantang.

Chanyeol yang merasa terpanggil pun menoleh, lalu melihat sekelilingnya tertawa sambil menunjuk punggungnya, bahkan ada beberapa yang tertawa terpingkal-pingkal.

Chanyeol berdiri. Ia meraba-raba punggungnya hingga menemukan selembar kertas bersolatip tertempel di punggungnya. Ia segera mencabut kasar kertas itu dan segera menghampiri Nayeon.

"Ma.. Maksud ka..mu itu apa?!" ia masih berusaha tenang, tetapi tatapannya tajam dan dingin.

"Heh, idiot! Jangan sentuh pacarku! Kau itu sampah, akan sangat menjijikkan jika kau menyentuhnya." sanggah Jeno. Chanyeol tidak kuat. Ia melupakan pesan Baekhyun agar menahan emosinya.

Bruk!!

Jeno tersungkur. Chanyeol segera menindih tubuh Jeno dengan wajah memerah dan penuh air mata, ia memukul masing masing rahang Jeno hingga akhirnya sekelas menjadi riuh dan hanya sibuk menonton.

"Idiot!" seru Nayeon sambil mendorong Chanyeol hingga kepalanya terantuk meja. Chanyeol mengernyit. Ia merasakan kepalanya berdenyut keras.

Bugh!

Bogeman keras mendarat di perut Chanyeol, membuat Chanyeol yang sedang menahan pusing dan terbatuk-batuk.

"Uhuk... Uhuk..."

Suara batuk itu tidak dihiraukan oleh Jeno. Ia menarik kerah Chanyeol dan membanting tubuh Chanyeol ke lantai, dan mirisnya kepalanya terlebih dahulu yang terantuk.

"Argh!" Chanyeol mengerang. Darah mulai keluar dari kepala belakangnya. Ia merangkak, Baekhyun belum selesai dari ruang guru untuk mengoreksi tugas. Kepada siapa dia harus minta tolong.

"Baek... Hyun, to...long... Uhuk! Sa...kithh.." Chanyeol berusaha berdiri, namun tubuhnya limbung. Kesadarannya menipis hingga akhirnya ia benar-benar tak sadarkan diri.

—o0o—

TBC.

MY IDIOT BESTFRIEND (CHANBAEK)Where stories live. Discover now