4. Alan

1.1K 54 1
                                    

Satu hari sebelum Alan pindah

Disebuah kafe Alan tengah duduk di dekat jendela sembari sesekali menyeruput kopi hangatnya.

Sudah menjadi kebiasaannya berada di kursi itu hanya agar bisa melihat seorang gadis keluar dari sebuah restauran. Rambutnya panjang hitam kemerahan. Tubuhnya tidak tinggi dan tidak pendek untuk ukuran seorang wanita.

Kadang gadis itu keluar dengan temannya atau tidak jarang ia keluar sendirian.

Satu hal yang pasti, gadis itu bekerja di restauran itu. Terlihat sangat jelas dengan seragam restauran itu.

"Tumben dia keluar lebih cepat," gumam Alan.

Biasanya ia hanya melihatnya saja namun kali ini ia mengikutinya sampai dirumah.

Mata Alan tertuju pada rumah disampingnya yang tertulis dengan jelas 'DIJUAL' cukup besar.

Dengan cepat ia menekan-nekan ponselnya dan menghubungi nomor yang tertera.

'Kita akan jadi tetangga Babe,'

Alan memasang wajah puas dan hendak pergi untuk melakukan transaksi jual beli rumah itu.

Alan pindah rumah pada sore hari. Ia baru menyadari kalau rumah itu memiliki pintu samping yang bisa terhubung langsung dengan rumah milik gadisnya.

Setelah membereskan rumah besar itu, Alan langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan piyama hitam.

Jam sudah lewat tengah malam ia pun langsung berbaring hendak tidur.

Baru beberapa menit tertidur, ia tiba-tiba terbangun lagi karena ingat kalau ia belum mengunci pagar rumahnya.

Saat ia mengintip jendela kamar, satu hal yang membuatnya tersenyum. Ia melihat gadisnya berhenti di depan rumahnya sembari menatap pagar rumahnya yang memang belum ia kunci.

Sesekali ia terkikik geli melihat tingkah lucu gadis itu yang mulai masuk kehalaman rumahnya.

Wajah ketakutan dan ragu. Seperti seseorang yang hendak mencuri karena mengintip ke kanan dan kiri. Suaranya lembut dan itu membuat Alan tidak bisa menghiraukannya.

Tak!

Ia pun menyalakan lampu ruang tamunya. Saat buka pintu ia bisa melihat gadisnya itu ada di depannya persis. Secara cepat ia menariknya masuk dan menyudutkannya di dinding.

Dengan kesadaran penuh ia langsung mencium bibir gadis itu.

'Apa ini first kissnya?'

Alan sadar kalau gadisnya itu terkejut. Ia pun memberi jarak dan langsung menariknya untuk duduk di sofa.

'Ini kesempatanku'

~*~*~

Pagi sangat dingin. Beby terbangun lebih awal dan tidak ingin melewati sarapan.

Sarapan pagi dengan nasi goreng dan telur ceplok.

"Humm~~ baunya sedap jadi lapar,"

Beby terkejut saat mendengar suara Alan dari arah belakangnya. Ia menoleh dan benar saja sudah ada Alan tengah duduk manis di meja makan.

"K-kak Alan masuk lewat mana? Kan pintu masih di kunci?!"

"Jendela kamarmu terbuka, Babe," ucapnya santai.

"Kakak udah sarapan?"

"Belum, makanya aku kesini mau numpang ikut sarapan,"

Beby mengerucutkan bibirnya karena Alan seenaknya masuk dan dengan mudahnya mengatakan numpang makan.

My Crazy Neighbour (Completed)Where stories live. Discover now