#1 Kiss and Neighbour

2.6K 91 0
                                    

©Chocholatepink_

~*Happy Reading*~

Pagi yang cerah, Beby bersiap untuk pergi bekerja sampai matanya tertuju pada rumah kosong yang ada di sebelahnya.

Rumah yang sangat besar dan tetap terawat walau 10 tahun lebih kosong tak berpenghuni. Beby masih ingat, dulu rumah itu sangat ramai dengan keluarga paman Max. Ia dulu sering bermain disitu karena adanya ayunan dan prosotan.

"Haahh, sudahlah," gumamnya melanjutkan jalan menuju restaurant.

Restaurant keluarga sangat ramai apa lagi seperti hari ini, weekand. Bahkan ia sampai ambil lembur hingga malam.

"Beb pulang bareng yuk!" Ajak Hanum, teman Beby bagian kasir.

"Yuk kak, tapi tunggu Beby selesai beresin dapur," Jawab Beby tanpa menoleh dan tetap membersihkan tempat kerjanya.

Sampai semuanya selesai, ia baru bersiap-siap untuk pulang.

"Manager, aku duluan,"

"Iya, hati-hati di jalan! Udah malam!"

"Iya kakak Manager Zen, hihihi,"

"Panggilanmu aneh Beb,"

"Bye Manager,"

"Bye!"

Beby berjalan keluar dari Restaurant menyusul Hanum yang sudah menunggunya.

Mereka pulang menggunakan angkutan umum. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mengingat rumah mereka satu arah hanya saja Beby turun dahulu dibanding Hanum.

"Aku duluan yah kak Han!"

"Iya Beb, hati-hati!"

"Kakak juga, bye!"

Beby memberikan beberapa lembar uang pada supir dan pergi berjalan memasuki perumahannya.

Rumah Beby cukup jauh, namun karena portal sudah di tutup ia tidak bisa menggunakan jasa ojek.

Jalanan malam sangat sepi. Hanya ada satpam penjaga yang senantiasa mengamankan sekitar perumahan.

Tidak ada yang tidak mengenal gadis berambut panjang itu. Beby Mayang Samudra, anak dari pasangan David dan Ayu.

Beby berjalan belokan menuju rumahnya sampai tiba-tiba ia berhenti tepat di depan rumah yang sudah kosong selama 10 tahun itu. Menatap kearah rumah palinh besar di bloknya itu.

Krieeettt

Tiba-tiba terdengar suara decitan pagar besi yang super tinggi itu. Beby menoleh dan mengecek pagar rumah itu yang ternyata terbuka dan tidak di kunci.

"Apa rumah ini berpenghuni lagi?" Gumamnya sendiri.

"Permisi, apa ada orang?" Tanyanya perlahan masuk dengan hati-hati.

Rumah bak istana putih itu sangat gelap dan sepi. Ditambah angin malam membuat suasana semakin mencengkram.

Kreet kreet kreet

Ayunan besi di halaman itu berdecit. Beby berusaha menenangkan jantungnya yang berdegub kencang.

"A-apa ada orang?" Beby memastikan lagi.

Perlahan namun pasti ia berjalan menuju pintu rumah itu. Awalnya ia menoleh kearah samping kanan tidak ada, samping kiri tidak ada.

Tak!

Suara sakelar lampu dinyalakan. Beby bisa melihat cahaya dari dalam rumah yang artinya ada seseorang yang menyalakan lampu.

Beby berjalan hati-hati menuju pintu utama rumah itu.

Sreet! Humpt!

"!"

Beby terkejut, sangat terkejut. Otaknya terasa hilang reapon kesadaran dan nafasnya terenggut.

°°°
Tik tik tik tik

Suara detikan jam mengisi sunyinya rumah itu.

Di ruang tamu, sofa merah super empuk tidak membuat Beby yang mendudukinya merasa nyaman.

Beby antara bingung dan terkejut. Bingung harus bagaimana dan terkejut dengan kejadian beberapa saat yang lalu.

"Siapa?" Tanya pria berambut super acak-acakan dengan piyama tidur hitamnya yang terlihat sangat mahal.

"Um, sa-saya Beby Mayang Samudra, tetangga sebelah anda!" Ucap Beby dengan wajah setengah takut dan gugup.

"Ah tunggu, aku lupa menyuguhkan minum untukmu, tunggulah sebentar!"

"Tidak perlu, saya kesini hanya mengecek apa rumah ini sudah berpenghuni atau tidak, saya pa-tidak ada penolakan, di luar sangat dingin, minuman hangat akan menghangatkan tubuhmu"

Beby merasa takut. Bahkan hanya sekedar menelan ludahnya sendiri saja terasa sulit.

"Atau mau aku yang menghangatkan tubuhmu?"

"Teh dengan sedikit gula," ucap Beby tergesa-gesa panik.

Jantungnya berdegub kencang dan terasa akan keluar karena rasa takutnya semakin menjadi-jadi.

Pria itu berdiri dan membuat minuman untuknya. Tidak lebih dari lima menit ia kembali dengan membawa dua gelas teh dan beberapa cemilan.

"Oh iya untuk info mulai hari ini kita akan bertetangga Babe, aku Alan Franklyn panggil saja Alan,"

"Maaf kak, nama saya Beby bukan Babe," ucap Beby merasa panggilannya salah.

"Aku maunya manggil Babe, kenapa? Masalah?"

"Um, i-itu aneh di dengar,"

"Untuk panggilan ke pacar sendiri itu bukan hal aneh Babe,"

"!"

Beby terkejut mendengar penuturan dari pria itu. Ia merasa tengah berhadapan orang yang tidak waras.

Karena gugup dan takut membuat Beby cepat-cepat mengambil cangkir itu dan meminumnya.

Ump!

Beby terkejut karena masih terlalu panas untuk di minum.

"Pelan-pelan Babe, tehnya masih terlalu panas, itu membuat bibir dan lidahmu terluka," ucap Alan tiba-tiba mendekat dengan wajah khawatir.

Beby tidak mengerti dengan pria di depannya itu. Namun tiba-tiba ia menciumnya lagi.

'NOOOO!!!! First kiss and second kissku direnggut dalam satu waktu!!' Beby menjerit dalam hatinya.

Tangannya mendorong bahu tegap Alan dan mencoba memberi jarak untuk mereka.

Namun nihil, tangan Alan menahan tengkuk Beby dan membuatnya memperdalam ciumannya.

"Umph!" Beby kehabisan nafas dan membutuhkan oksigen.

Alan memberi jarak untuknya dan membiarkan Beby bernafas.

"Jangan lukai bibirmu lagi!" Ucapnya dengan nada perintah.

Beby semakin tidak mengerti, ia mengingat lagi kejadian saat pria ini merenggut first kiss nya dengan tiba-tiba.

"Sepertinya saya harus pulang, sebelumnya terimakasih minumnya," ucap Beby langsung berdiri dengan kaku dan lari secepat kilat menuju rumahnya.

Alan melihat tingkah dan ekspresi konyol gadis itu sedikit terkekeh kemudian kembali datar. Ditatapnya cangkir minuman yang ia sajikan untuk Beby. Ia meniup sebentar dan menyesapnya dan tersenyum licik.

"Ternyata lebih nikmat jika secara langsung, ya tidak buruk juga," gumamnya lagi dan kembali meminum teh bekas Beby dan tepat di bekas mulutnya.

*\(^////^)/*

VOTE N COMMENT!!! Jangan dilupakan Readers...

My Crazy Neighbour (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang