Ia kembali membuka pesan itu, air matanya perlahan turun. Evannya berubah. Entah berubah karena apa.

Evan ganteng😹💜
Evann..

Vann..

Bales dong

Aku kangen hiks

Kemana si? Abis kuota?

Bukannya dirumah kamu pasang wifi?

Oh apa jangan-jangan kamu belum bayar bulanan wifi ya?

Sayang, eh.

Sayang, opo koe krungu
Jerite atiku, mengharap engkau kembali
Sayang, nanti memutih rambutku
Rabakal luntur tresnoku

Duh, kok aku malah nyanyi si:(( maap hehe.

Laras menutup ponselnya, lalu mematikan lampu kecil di atas nakasnya. Matanya terpejam, semoga hari besok lebih baik.

Jam enam lewat dua puluh menit, Laras sudah sampai di sekolahnya setelah turun dari mobil Ferdi. Ia membelalakan matanya saat melihat Evan datang bersama seorang gadis yang mungkin seangkatan dengannya. Siapa? Sepertinya Laras tidak kenal dengan cewek itu. Apa Evan berpaling? Itu yang Laras pikirkan dari tadi. Mendadak, hatinya terasa sakit. Ternyata Evan berubah karena cewek itu. Laras berusaha untuk tersenyum menutupi kesedihannya yang mendalam.

"Nanti pas istirahat gue ke kelas lo," kata Evan pada gadis yang ada disebelahnya. Erlin mengangguk dan menatap kedepan lagi,

"Buku lo gue pinjem dulu ya buat disalin. Makasih, Van," kata Erlin yang langsung memasuki kelasnya. Evan berjalan kembali ke arah kelasnya.

Sesampainya di kelas, ia melihat baru segelintir orang yang datang. Matanya tertuju pada tas Laras yang ada disana namun pemilik tas itu tidak ada. Ia bertanya-tanya, tapi sekarang waktunya belajar untuk olimpiade yang tinggal dua hari lagi dilaksanakan.

Laras memakan roti di tangannya dengan tidak nafsu. Ia memang belum sarapan dari rumah dan memutuskan untuk ke kantin setelah menaruh tasnya di kelas. Ia tidak nafsu makan karena melihat cowok yang disayangi berangkat bareng dengan cewek lain. Bayangkan, nyeseknya seperti apa.

Lagipula ia sadar, ia bukan pacar. Jadi ia tidak berhak mengatur cowok itu untuk dekat dengan siapa. Tapi tidak tahu kenapa, perasaan sesak selalu datang saat melihat cowok itu dengan yang lain, ada perasaan tidak rela yang datang ke hatinya.

Ia menghabiskan roti itu dengan terpaksa dan meminum susu cokelat dalam kotak hingga habis. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan menoleh ke arah pelaku. Ternyata Bachtiar, ketua OSIS SMA Pasifik yang sebentar lagi akan purna dan akan digantikan oleh juniornya.

"Eh, lo. Ada apa?" Tanya Laras seraya tersenyum pada cowok itu. Bachtiar menggeleng,

"Lo kok tumben sendirian? Biasanya sama si Evan. Dia kemana?"

Laras mengangkat bahunya dan menggeleng pelan, "entah. Lagi sama cewek lain kali," jawabnya acuh. Bachtiar mengernyitkan kening,

EVALARA [✔] Where stories live. Discover now