[EVALARA • 2]

5.4K 393 14
                                    

"APAAAA!!!! SUMPAH CERITA LO BIKIN GUA JANTUNGAN, RAS!!!" heboh Sheila yang membuat seisi kelas yang tadinya gaduh menjadi sunyi akibat teriakan heboh yang terlontar dari mulut Shela. Laras menutup kupingnya erat-erat,

"Iya, Sheil. Ya ampun jangan heboh kayak kebakaran jenggot dong, kuping gue pengeng ini!"

"Abisnya gue kaget. Lo sama Evan bisa pas ketemu gitu di perpustakaan. Gak nyangka gue. Kenapa tadi lo gak ngajak gue hah? Lo beruntung banget sumpah,"

"Yaudah sih, lagipula meskipun si Evan itu ngeliatin gue ampe segitunya, gue sampai kapanpun gak bakal tertarik," jawab Laras enteng dan ia kembali duduk dibangkunya,

"Ah gue pengen, Ras.."

"Pengen apa?" tanya Laras tidak mengerti,

"Pengen kayak lo tadi gitu,"

"Apasih?"

"Padahal Evan belum pernah loh mau deket-deket sama cewe gitu sebelumnya. Ngeliatin juga ga ampe semenit langsung ninggalin gitu aja. Kayaknya Evan suka deh sama lo," Sheila mulai menebak-nebak.

"Apasih? Jangan ngaco deh,"

"Lah? Kok ngaco sih? Emang bener kok. Yahh kalau lo sama Evan sampai bener jadian, lo bisa terkenal satu sekolah Ras," jawab Sheila dan Laras sama sekali tak berminat ke arah pembicaraan saat ini. Ia memilih untuk bergumam tidak jelas saja, setidaknya dia masih menghargai Shela yang sedang sibuk dengan topik yang sungguh ngawur.

"Please Sheil, lo mending diam. Bentar lagi bu Dian masuk, lo cek tuh buku tugas Fisika lo. Udah lo kerjain apa belum?"

Perkataan Laras membuat Sheila menepuk dahinya, ia benar-benar lupa dengan tugas fisika yang diberi bu Dian seminggu lalu,

"DUH GUSTIIII! MATI GUE NTAR SURUH LARI KELILING LAPANGAN SAMA BU DIAN!!!! FISIKA OH FISIKA!!!" jerit Sheila tak tertahankan.

"Hmm, Sya. Gue pengen nanya sesuatu sama lo,"

Ersya mendelik, ia sedang sibuk bermain game online di ponselnya. Namun pandangannya kembali ke layar benda pipih itu,

"Gausah basa-basi, ngomong tinggal ngomong," ucap Ersya meniru gaya bicara Evan. Evan mendengus dan membuka mulutnya,

"Ah gak jadi, gue ke dapur dulu ya," pamit Evan dan membuat Ersya menoleh cepat. Sahabatnya sangat tidak jelas. Ersya yakin, ada sesuatu yang cowok itu sembunyikan. Ersya sangat yakin seratus persen.


Sedangkan di dapur, Evan sibuk mengatur degup jantungnya yang tidak karuan. Entah kenapa, sejak ia bertemu dengan Laras di sekolah tadi, perasaan anehnya muncul seketika. Padahal sebelumnya, cewek-cewek mendekatinya dan menembaknya sebagai pacar tapi tak pernah ia respon. Tapi kenapa dengan Laras malah berbeda? Sungguh, Evan merasa sangat tidak karuan saat ini.

"Ya Allah, gue gatau nama cewek itu siapa," ujar Evan bermonolog sambil menepuk dahinya pasrah dan kembali memasukan ponselnya ke dalam kantong celana yang ia kenakan. Ia kembali ke ruang tengah. Masih ada Ersya disana yang masih sibuk memainkan game online di ponselnya. Lelaki itu tidak menyadari bahwa Evan sudah kembali dari dapur,

"Sya,"

Ersya tersentak saat Evan memanggilnya,

"Ada apa?"

"Cuma ngabsen doang, kuping lo masih berfungsi apa kagak," jawab Evan dengan senyuman tak berdosanya. Ersya mengangkat wajahnya, ingin rasanya ia melayangkan benda pipih yang dipegangnya ke muka Evan. Tapi dia tidak mau, karena butuh uang banyak untuk membeli yang baru lagi.

EVALARA [✔] Där berättelser lever. Upptäck nu