[EVALARA • 15]

2.2K 195 5
                                    

Laras terduduk dengan lesu saat sampai di bangkunya. Laras menaikan kacamata yang sedikit melorot lalu memijit pangkal hidungnya pelan. Ia merasa pusing karena semalam ia bergadang mengerjakan tugas yang menumpuk.

Ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ternyata baru jam setengah tujuh. Baru segelintir orang yang datang. Sadam masuk ke kelas bersama Evan dan Ersya. Laras berdecak sebal dan bangkit dari posisi duduknya. Ia memilih untuk keluar dari kelas saja. Evan menyadari Laras yang pergi, ia segera menyusul gadis itu untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"Ras! Gue mau ngomong sama lo!" Ujar Evan yang berhasil meraih pergelangan tangan Laras. Laras memandang tangannya miris, segera ia menghempaskan tangan Evan agar terlepas. Laras menahan air mata yang ingin jatuh dari pelupuk matanya,

"Maaf, gak ada yang perlu lo jelasin ke gue lagi, Van," jawab gadis itu dengan sesunggukan.

"Lo salah paham. Dia cuma-"

"Cuma apa? Mantan pacar? Atau mantan gebetan?" Potong gadis itu cepat dengan menaikan nada bicaranya.

Evan terdiam. Lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan Laras. Laras tersenyum miring,

"Kayaknya gue salah, Van. Seharusnya gue gak usah punya perasaan lebih ke lo," ucap Laras seraya menampilkan senyum palsunya dihadapan Evan. Evan menggelengkan kepalanya pelan,

"Ras, dengerin gue dulu. Lo salah paham,"

"Kalo emang gue salah paham, sekarang lo jelasin dong! Siapa cewek itu?!" Desak Laras, namun tak mudah bagi Evan untuk menjawabnya.

Tiba-tiba...

"Haiii Evan!!"

Evan dan Laras terkejut dengan kehadiran gadis yang semalam meneriaki nama Evan di mall. Evan menurunkan pegangan tangan gadis itu, lalu memberikan isyarat mata agar gadis itu pergi dan jangan mengacaukan suasananya dengan Laras. Ini bisa membuat Laras jauh darinya.

"Aku gak mau pergi! Oh iya, mulai hari ini aku sekolah disini loh! Jadinya sekarang, aku udah gak perlu rindu sama kamu lagi dari jauh," ucap gadis itu yang ternyata bernama
Amanda Lika Hasana.

"Lo pergi dulu bisa gak? Gue gak peduli lo jadi anak baru atau bukan!" Usir Evan tidak suka seraya melepas tangan Manda yang masih bergelayut di lengannya.

"Kamu gitu ih. Tolong anterin aku ke kelas baruku, aku kan belum kenal area sekolah ini," Kata Manda manja seraya menunjukan puppy eyes nya. Evan berdecak, lalu menurutkan permintaan Manda. Laras merasa kecewa ketika Evan melaluinya begitu saja bersama gadis itu. Memandang punggung mereka dengan tatapan nanar. Laras memilih untuk duduk saja di bangku panjang depan kelasnya. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, ia mulai terisak.

"Ras? Lo kenapa?" Tanya Sadam yang membuat Laras kaget dan segera mengusap air matanya,

"Ah enggak! Tadi gue kelilipan aja," jawab Laras berbohong. Sadam bisa tahu dari raut wajah Laras yang pucat juga matanya yang memerah. Sadam merangkul Laras,

"Gue anterin ke UKS ya? Lo gak usah ikut pelajaran hari ini,"

Laras menggeleng, "gak usah, Dam. Gue mau belajar. Hari ini ada jadwal ulangan Sejarah. Gue gak mau susulan,"

Sadam mengangguk paham, "kalau ngerasa gak enak, lo minta anterin gue atau Sheila ya,"

Laras tersenyum, "iya, makasih banyak, Dam,"

"Iya, maaf kalau sahabat gue bikin lo kecewa sampai kayak gini,"

"Gapapa, lagian juga gue yang salah dari awal,"

EVALARA [✔] Onde as histórias ganham vida. Descobre agora