[EVALARA • 7]

3K 259 3
                                    

Baru saja Laras merebahkan dirinya di tempat tidur, Elsa sudah masuk ke kamarnya dan terkejut melihat wajah putrinya yang banyak bekas luka-luka.

"Sayang? Wajah kamu kenapa?" Tanya Elsa khawatir. Laras tersenyum,

"Gapapa kok, Ma..."

"Gapapa gimana? Jujur ah. Kok wajah kamu jadi kayak gini?" Desak mamanya.

Ting tong!

Mendengar bel rumah berbunyi, Elsa bangkit dari posisi duduknya,

"Mama ke bawah ya, mau lihat siapa yang datang," Laras mengangguk, dan menyalakan ponselnya. Dan mengecek isi kontaknya dan mencari nama Evan disana, ternyata ada. Tanpa ia sadari, bibirnya kini tersenyum menghiasi wajah cantiknya.

"LARASSSSS!!!! OH MY GOD! MUKA LO KENAPEEHH!" Heboh Sheila saat memasuki kamar Laras begitu saja dan mendekat ke arahnya. Laras memutar bola matanya malas, selalu saja heboh sendiri, teriak-teriak sendiri macam tarzan.

"Assalamualaikum dulu kek, ketuk pintu dulu gitu.."

"Ah langsung to the point aja. Muka lo kenapa? Lo diapain sama Mila?

"Tunggu, lo tau gue kayak gini dari siapa?"

"Sadam,"

Laras hanya ber-oh saja dan Sheila kembali menggoyangkan lengannya. Mendesak agar Laras mau bercerita,

"Ihh buruan. Ceritain,"

Dan akhirnya, Laras pun menceritakan semuanya kepada Sheila.

Evan duduk di pinggir kolam renang rumahnya. Mengenakan celana pendek kuning saja tanpa atasan. Otot-otot tercetak jelas disana. Ia menyesap teh hangat yang Tria hidangkan tadi saat Evan masih berenang.

"Masss Evannn!!" Teriak seorang gadis kecil yang berusia enam tahun mendekat ke arahnya. Evan menoleh,

"Apaan?"

"Minta uang dong... Dita mau es krim, bentar lagi tukang es krim lewat depan rumah,"

Evan menghela napas, lalu meraih dompet yang ada di atas meja bundar didekatnya, mengeluarkan selembar uang lima ribu kepada adik kandungnya, Dita Rahmalia.

"Sono beli es krim, awas aja kalau gangguin mas lagi," ancam Evan sambil melotot kepada adiknya. Dita meringis,

"Hehehe iya mas, Dita beli es krim!!"

Bocah kecil itu sudah masuk kedalam rumah lagi sambil berlari senang. Evan mengecek ponselnya, tak ada notif sama sekali. Padahal ia berharap, ada satu pesan atau panggilan dari Laras. Evan khawatir dengan keadaan gadis itu. Ia pun bangkit dan meraih handuk semacam bathrobe lalu mengenakannya. Ia masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian.

Selesai berganti pakaian, ia menyisir rambutnya yang masih basah akibat berenang tadi. Memakai parfum dan tersenyum bangga ketika melihat pantulan dirinya lewat cermin. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia keluar kamar untuk mencari Tria. Ia melihat Dita sedang sibuk memakan es krim yang baru saja dibeli di tukang es krim yang lewat didepan rumah.

"Dek, lihat bunda gak?" Tanya Evan,

"Di dapur kayaknya, mas. Cari aja,"

Evan segera melangkah menuju dapur. Ternyata benar, Tria sedang sibuk membuat kue-kue kering pesanan orang.

"Bun, Evan pergi dulu ya," izin Evan sembari mencium punggung tangan Tria. Tria mengeryitkan dahi,

EVALARA [✔] Where stories live. Discover now