OTY 27. Setiap Orang Memiliki Luka

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Dan kak Tara baca novelku karena rekomendasi darimu." Senyum Yerisha mengembang, membuat Ode terkejut untuk kesekian kalinya. Hari ini Yerisha sungguh membuat Ode terus menerus kaget dengan sikapnya yang tak biasa.

"Kak Tara bilang dia fansku." Kebahagian terpancar di wajah Yerisha, hal yang jarang dilihatnya.

"Bagus dong."

"Tentu saja. Seorang Tara Ilham yang terkenal ngefans dengan karyaku? Luar biasa sekali kan. Aku bersyukur dan bahagia banget."

Ode menyunggingkan senyum tipis, Tara Ilham membuat mood Yerisha yang kemarin buruk akibat hate comment menjadi membaik. Memang Tara Ilham bagi siapapun sangat berarti.

"Makasih ya, De. Ini semua karena kamu."

Ode hanya diam, tak menjawab dan hanya menyunggingkan senyuman.

Setidaknya dia merasa tenang Yerisha tak sesedih kemarin.

***

"Dokter Nana!" Sebuah suara yang sangat familiar memanggil, membuat wanita berjas putih itu menengok ke sumber suara lalu tersenyum lebar. Seorang wanita yang juga berjas putih sepertinya mendekat dari arah koridor. Wanita itu berhenti di samping wanita yang dipanggil dokter Nana.

"Ada apa dokter Mila?"

"Dokter Nana tidak makan siang? Aku ingin mengajakmu makan siang."

"Makan siang ya," gumamnya sembari memeriksa jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Aku sampai tak sadar sudah waktunya makan siang."

Selesai memeriksa pasien, ia berniat mampir sebentar ke bangsal perawatan bayi. Nyatanya, cukup lama ia berdiri di sana, memandangi bayi-bayi yang di lahiran di rumah sakit itu dari balik kaca.

"Na." Kali ini dokter Mila memanggil rekan kerjanya itu tanpa embel-embel dokter. Ya mereka sudah sangat lama mengenal sehingga begitu dekat. "Kamu nggak apa-apa?"

"Memang aku kenapa sih, Mil?" tanya dokter Nana mengulas senyum. "Aku gak apa-apa."

Kalau dokter Nana terlihat biasa saja tapi tidak dengan dokter Mila yang khawatir, terlebih dokter Mila tahu luka yang dirasakan rekannya itu.

"Kamu sering datang ke bangsal perawatan bayi. Kamu masih bilang nggak apa-apa?" Dokter Mila malah lebih khawatir saat kalimat tidak apa-apa terucap. Karena sejatinya kalimat tidak apa-apa yang terucap dari bibir seorang wanita itu artinya kebalikannya.

"Aku cuma ingin melihat bayi-bayi lucu itu, Mil."

Itulah yang membuat dokter Mila khawatir.

"Lihat deh mereka lucu kan," tunjuk dokter Nana menunjuk bayi-bayi yang nampak tertidur lelap di sana. Senyum yang terukir di wajah dokter Nana membuat dokter Mila menarik napas dalam-dalam.

Dokter Mila membiarkan dokter Nana melihat bayi-bayi itu dengan tatapan bahagia. Ya dokter Nana sejak dulu memang sangat menyukai anak kecil, kalau saja bukan tuntutan orang tua, dokter Nana pasti mengambil spesialis anak.

Kecintaan dokter Nana pada anak-anak bertahan sampai saat ini. Tapi dokter Mila tahu kecintaan dokter Nana kali ini berbeda. Dari sorot matanya, dokter Mila tahu rekannya itu mendambakan bayi lucu seperti yang ada di bangsal perawatan bayi.

"Mereka lucu ya, Mil. Andai aku punya—" Ucapan dokter Nana terhenti sebelum menyelesaikan kalimatnya.

"Na, kamu baik-baik saja?" Dokter Mila menyentuh pundak dokter Nana yang raut wajahnya tiba-tiba berubah sedih. Perubahan yang begitu kentara jelas membuat dokter Mila khawatir.

"Mil, salah nggak sih aku masih berharap memiliki bayi lucu seperti mereka?" tanya dokter Nana.

"Na, kamu—"

"Nggak usah dijawab, Mil. Aku udah tahu jawabannya." Dokter Nana menghela napas lalu tertunduk lesu dengan wajah sedihnya.

" Dokter Nana menghela napas lalu tertunduk lesu dengan wajah sedihnya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Na, setiap wanita pasti menginginkan bisa memiliki anak. Itu wajar. Apanya yang salah?"

"Salah karena aku jelas-jelas nggak bisa." Airmata di sudut dokter Nana membuat dokter Mila segera memeluknya.

Ini lah luka sebenarnya dokter Nana. Luka yang tak pernah ditunjukkan oleh siapapun bahkan kepada suami dan putrinya. Dokter Nana terlihat kuat dan tegar padahal di dalam hati ia terlihat rapih terlebih saat melihat bayi atau anak kecil lucu nan menggemaskan yang tak akan pernah ia dapatkan.

Dokter Nana sangat menyukai anak-anak, di matanya anak-anak adalah sumber kebahagiaan.

"Apa Tuhan nggak sayang aku ya, Mil? Sehingga dia memberikan luka ini ke aku."

"Na, kamu punya Yerisha. Bagaimanapun juga Tuhan akhirnya memberikan Yerisha padamu. Tuhan sayang kamu, Na. Yerisha adalah bukti sayang Tuhan ke kamu, Nana. Luka itu memang sakit, Na. Tapi bukankah bisa disembuhkan?"

Yerisha. Ya dokter Nana terlalu terlarut tadi dengan lukanya sampai tak sadar ia memiliki Yerisha, satu-satunya alasan ia dapat bertahan sampai detik ini.

Tapi tak salahkan dia menginginkan anak lagi yang bisa menjaga Yerishanya?

Tak salahkan dia membawa putra dari wanita yang pernah dicintai suaminya masuk ke dalam keluarga kecilnya?????

"Jangan menangis lagi ya, Na."

Terkadang aku ini bodoh, Mil.


-tbc-

Yuk mampir cerita nct series yg lain ^^

Yuk mampir cerita nct series yg lain ^^

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
ODE TO YOUNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ