A MISSING HINT

166 16 11
                                    

Jaehwan berjalan pelan menyusuri trotoar. Ditangan nya ada sekantung sayuran. Ia baru saja kembali dari supermarket karena disuruh ibunya membeli berbagai kebutuhan rumah tangga. Ia tiba-tiba saja teringat perkataan Sungwoon soal mengembalikan ingatan Minhyun. Meski itu sekarang sedikit mustahil dilakukan karena satu-satunya orang yang bisa membantu Jaehwan hanyalah Sungwoon, sedangkan anak itu punya jadwal yang padat.

Sejujurnya Jaehwan tidak tau kenapa melihat Minhyun melupakannya rasanya akan sesakit ini. Padahal sebelum nya status mereka hanyalah idola dan fans saja. Mereka bertemu secara tidak sengaja karena kemampuan indra keenam Jaehwan yang ternyata belum tertutup sempurna. Jaehwan menghela nafas, hatinya merasa sesak, ingin menangis saja rasanya.

"Jaehwan jangan tinggalkan aku! Hei gembul!"

Jaehwan tersentak dari lamunan nya. Ia lupa jika ia pergi ke supermarket bersama dengan Seongwoo. Laki-laki kurus itu tampak berjalan dengan sedikit kesusahan karena menenteng dua buah kantong plastik yang tampak penuh dan berat.

"Jangan tinggalkan aku, kamu tidak lihat. Ini berat" Seongwoo mengomel sambil cemberut. Tapi Jaehwan hanya diam. Terlalu malas untuk berdebat.

"Hei kamu ini kenapa? Seperti orang putus cinta saja murung begitu. Jangan murung, kamu tampak jelek"

"Diamlah Seongwoo, aku malas bertengkar"

Seongwoo baru saja akan menjawab saat seorang laki-laki paruh baya menghentikan langkah mereka. Jaehwan dan Seongwoo tampak kebingungan, mereka tidak mengenal siapa laki-laki itu.

"Nak Minhyun, tidak menyangka kita bertemu disini. Paman kebingungan harus bagaimana untuk menghubungi mu dan ternyata kita bertemu disini"

Seongwoo bingung. Hei apanya yang Minhyun.

"Ah paman ini jangan-jangan kakaknya Daniel?" Jaehwan akhirnya membuka suara saat mendengar laki-laki itu memanggil Seongwoo dengan sebutan Minhyun.

"Benar, kalau boleh tau kamu ini siapanya Minhyun?"

"Aku teman nya. Paman sepertinya banyak yang harus aku jelaskan pada paman"

.


.


.


.


.


.



.



.




.




.

"Tunggu dulu, jadi orang yang ingin ditemui si hantu waktu itu adalah paman? Cih enak saja dia mengakui wajah tampan ku ini dengan namanya" Seongwoo mengoceh sambil mengunyah potongn roti keju. Saat ini mereka bertiga berada disebuah cafe. Jisung mentraktir kedua kakak beradik itu, dan Jaehwan sudah menceritakan semuanya termasuk soal Minhyun yang koma dan menjadi hantu.

"Diamlah Seongwoo, tidak sopan mengomel dihadapan paman Jisung"

"Maaf paman"

"Tidak apa-apa, kamu ini lucu sekali Seongwoo, energik dan ceria, persis Daniel saat dia masih hidup dulu"

"Sampai sekarang Daniel pun masih begitu kok paman. Tapi sudah dua hari ini dia tidak pulang kerumah ku. Ya dia memang sering begitu sih. Tidak pulang dan tiba-tiba sudah muncul lagi"

Jisung tersenyum tipis, "Aku merindukan nya Jaehwan, paman iri padamu yang bisa melihat dan berbicara dengan nya lagi, sedangkan paman sudah tiga puluh tahun lebih tidak bertemu dengan nya"

Jaehwan hanya diam. Tidak tau harus merespon bagaimana.

"Oh ya, paman sudah menemukan bukti baru mengenai kecelakaan yang menimpa Daniel tiga puluh tahun lalu" Jisung membuka tas jinjing yang ia bawa kemudian mengeluarkan sebuah map tebal yang berisi banyak kertas. Seongwoo melongo, map itu seperti yang biasa ia liat di film detektif. Duh noraknya Seongwoo.

"Bukti ini paman dapatkan dari teman paman yang bekerja sebagai detektif kepolisian. Lihat ini Jaehwan, ini gambar kendaraan yang dipakai oleh sekolah Daniel saat kejadian kecelakaan. Ini mobil keluaran terbaru saat itu. Dan dari pemeriksaan, terbukti jika ada kerusakan pada rem nya. Sangat tidak mungkin jika mobil baru mengalami kerusakan rem jika tidak sengaja di rusak"

"Jadi maksud paman rem mobil itu betul-betul dirusak?"

Jisung mengangguk, "Dan fakta ini sangat jelas. Entah kenapa bukti ini seperti ditutupi oleh pihak kepolisian waktu itu. Pelaku dari kasus ini pasti orang yang punya pengaruh besar hingga mampu membuat pihak kepolisian menutupi bukti sepenting ini"

Jisung mengehela nafas sejenak kemudian kembali melanjutkan, "Dan ini adalah foto-foto dari tempat kejadian. Foto ini belum dirilis dimanapun, lihat ini, ada jejak darah yang menetes. Paman yakin ini adalah darah Daniel saat dia mencoba menyelamatkan diri dari tempat kejadian. Tapi jejak ini berhenti di pinggir sungai. Paman tidak tau apa yang terjadi selanjutnya pada Daniel hingga dia meninggal"

Jaehwan terdiam. Ia tidak menyangka jika kasus kematian Daniel akan menjadi serumit ini. Banyak fakta yang ditutupi. Jaehwan yakin, orang yang punya rencana membunuh Daniel pasti sudah menyusun semua rencana nya dengan baik.

"Paman Jisung, kalau boleh aku tau, dimana letak kejadian itu? Maksudku letak sungai tempat terakhir jejak darah itu terlihat?"

"Sebuah desa di pinggir kota. Hanya berjarak satu jam dari sini"

"Paman, akhir minggu ini aku akan libur selama satu minggu, jadi waktu itu bisa kupergunakan untuk mencari petunjuk disana. Ayo kita ke desa itu paman, kita cari petunjuk dimana letak jasad Daniel. Dia adalah teman ku, aku tidak akan membiarkan dia terlunta-lunta lagi"

"Jaehwan tunggu dulu, kamu mau pergi ke desa itu? Hei apa ayah dan ibu akan mengizinkan?" Seongwoo yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Itu bisa diatur nanti. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya"

.


.



.




.




.




.

Aku balik lagi setelah ribuan purnama. Masih adakah yang masih nyimpen cerita ini di library? Kalau masih ada aku ucapin makasih banyak banget..

Menurut kalian Daniel meninggal karena kecelakaan itu atau karena hal lain?

Boleh komentar nya..

THE LOST SOUL (MINHWAN)Where stories live. Discover now