GET CLOSER

191 38 55
                                    

Jaehwan baru saja akan memasuki kamar nya setelah pergi ke kamar mandi saat ia menemukan Seongwoo yang berjalan dengan langkah pelan. Wajah nya terlihat lusuh dan lelah. Darimana anak ini, pikir Jaehwan.

"Seongwoo kamu dari mana? Sudah jam berapa ini?"

Seongwoo menoleh kekanan kiri kemudian menarik Jaehwan untuk masuk kedalam kamar nya yang berada tepat didepan kamar Jaehwan hingga membuat gadis itu memekik karena kaget.

"Hei! Kenapa menarik ku!" Jaehwan langsung protes kemudian melepaskan tangan Seongwoo dari tangan nya.

"Duduk dulu" Seongwoo mendudukkan Jaehwan di pinggir ranjang kemudian ikut duduk juga.

"Jadi ada apa?"

"Jangan bilang pada ayah dan ibu, aku baru pulang bekerja"

"Hei, bukan kah ayah dan ibu melarang kita untuk bekerja. Kita hanya disuruh fokus sekolah"

"Aku tau, tapi aku ingin membantu ayah dan ibu. Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja mendengar obrolan mereka soal kesulitan keuangan. Walaupun restoran ayah tetap ramai, tapi penghasilan itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin banyak. Belum lagi kita berdua yang akan naik ke kelas tiga, otomatis akan membutuhkan uang lebih banyak untuk les dan sebagainya"

"Kamu kerja apa Seongwoo? Wajah mu sampai kotor begini" Jaehwan mengusap pipi Seongwoo yang banyak terdapat remahan tanah dengan lembut. Walau mereka sering bertengkar, tapi Jaehwan sangat menyayangi kakak lima menit nya itu.

"Aku kerja di pasar. Sebagai tukang angkut barang. Hanya pekerjaan itu yang bisa aku dapat. Hasil nya lumayan"

"Hei tapi kamu tidak bisa terlalu lelah,lebih baik cari pekerjaan lain, aku akan ikut bekerja membantu mu"

"Jangan Jaehwan cukup aku saja yang bekerja. Lagipula kamu itu perempuan"

"Memang nya kenapa kalau aku perempuan? Aku tidak selemah itu"

Seongwoo menghela nafas, adik nya ini memang agak sedikit keras kepala, "Jaehwan dengarkan aku. Aku mohon kamu tidak usah ikut bekerja. Kamu itu gampang lelah. Lebih baik kamu fokus saja belajar—"

"Dan membiarkan mu bekerja sendirian? Aku tidak mau!"

"Jaehwan tolong lah, jangan begini"

Jaehwan mengelus lembut bahu Seongwoo, senyum nya melembut, "Seongwoo, kita ini saudara, berbagilah beban dengan ku. Aku tidak ingin kamu susah sendirian. Kamu lupa kalau ikatan batin kita sangat kuat? Kalau kamu sakit, aku juga bisa ikut merasakan nya. Aku akan membantu mu bekerja. Jika kamu khawatir, aku janji akan mencari pekerjaan yang ringan. Kamu juga jangan kerja dipasar lagi"

"Adikku sudah dewasa, hiks"

Jaehwan tertawa kemudian memeluk Seongwoo yang berpura-pura menangis. Kedua nya berpelukan erat hingga pintu kamar terbuka dan ibu mereka masuk kekamar dengan senampan semangka potong.

"Adegan romantis apa yang ibu lihat barusan? Menggelikan"

Jaehwan dan Seongwoo tertawa kemudian langsung memeluk ibu mereka.

"Ibuuuuu"

.


.


.


.


.


.

THE LOST SOUL (MINHWAN)Where stories live. Discover now