Part 22 : Wanna meet?

2.9K 450 81
                                    

Deru napas nya sudah tak beraturan. Tas ransel nya juga sudah melanting entah kemana. Satu kali lagi tarikan kasar di rambutnya, menghentak tubuhnya.

"Masih mau jadi anak sok?" tukasnya marah sambil mulai melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Beomgyu.

Satu pukulan yang membuat Beomgyu kembali tersungkur ke lantai.

Disinilah dia sekarang, berakhir di ujung lorong sekolah yang sepi setelah di tarik paksa oleh salah seorang diantara lima pemuda yang tadi menghampiri nya. Tadinya Beomgyu memang melawan dan melakukan pertahanan. Tapi mereka ini curang, lima melawan satu yang berbadan kecil dan kurus, seharusnya Beomgyu mendengarkan suara hati kecilnya yang menyuruh untuk melarikan diri saja tadi.

"Memang sudah sehebat apa kau, sampai membuat gadisku menangis?" ucap salah satu lagi yang lebih sering memukulinya. Beomgyu langsung menangkap orang yang berbicara itu pasti adalah ketua dari kelompok ini.

Beomgyu menarik senyum miringnya, "Ahh, Jadi Ahn Hyejin itu gadismu? Menyedihkan." gumamnya pelan di sela ketidakberdayaan nya.

"Dasar sok menjual mahal! Hebat sekali kau sampai berani menolak dia." ucap orang itu lagi, lebih ketus.

Beomgyu tertawa miris, "Dia gadismu ya? Tapi, kalau kau memang miliknya, kenapa dia masih menginginkanku?" tanya nya nanar.

Orang yang sedang berdiri tepat di depannya itu langsung emosi lagi, di jambak nya rambut Beomgyu dan menghempaskan tubuh itu ke dinding. Membuat sedikit benturan di kepala. "Dasar tidak tahu malu."

Lalu, satu kakinya di layang kan untuk menendang tubuh Beomgyu yang sudah terbaring itu. "Aku akan membalas perbuatanmu padanya!"

Dengan kedua tangan kurusnya, Beomgyu berusaha sebisa mungkin untuk menghindari tendangan serius yang akan mencelakai kepala dan wajahnya. Walaupun ia yakin, sekarang tubuhnya sudah cukup remuk untuk dia lindungi lagi.

"Bocah tidak tahu diri!" ucap pemuda itu lagi, tiba-tiba menghentikan acara menendangnya. "Kau tahu, kau itu sangat bodoh!" umpatan demi umpatan terus keluar dari mulutnya. Emosi seperti sudah menguasai dirinya sepenuhnya.

"Siapa yang bodoh disini sebenarnya?" Beomgyu berkata di sela-sela batuknya. Suara nya sudah terdengar parau dan mengenaskan. Tapi tetap saja itu tak menghentikannya untuk terus melawan dan menjawab semua luapan emosi orang yang menurutnya sudah tak waras itu.

"Kau ini ternyata belum kapok juga, ya?" orang itu langsung menatap penuh marah. Tangan nya dengan cepat merogoh pisau lipat dari kantong celana. Dan mulai mengeluarkan pisau dari lipatannya, menampakkan sisi tajam nan mengkilap disana.

Melihat itu, Beomgyu sudah tak bisa berkutik lagi. Jika sudah begini, maka sudah tidak benar. Pikiran nya sudah melalang buana, membayangkan apakah hidupnya memang akan berakhir dengan cara seperti ini?

"Sudah kubilang, aku akan membalasmu." ucap orang itu lagi, sambil satu tangannya mulai menjambak lagi rambut Beomgyu, menegakkan paksa tubuh yang sudah tak bertenaga itu.

"Mati kau sekarang!"

"YA!!!"

Suara teriakan seseorang menggema memenuhi sesisi lorong. Lalu, di barengi dengan derap kaki yang berlari mendekat, pemuda yang tadinya sedang memegang Beomgyu itu sontak menoleh kebelakang.

Bugh!

Satu pukulan yang terlalu keras di layangkan di wajahnya, membuat satu sampai dua giginya melanting karena patah.

Beomgyu yang tadinya sedang memejam pasrah, langsung tersenyum lega saat mendengar teriakan seorang yang sangat familiar baginya.

"Menjauh dari sini, cepat." ucap Soobin dingin, dirinya sudah sulit mengendalikan emosi.

[✓] BE THE STAR | TXTWhere stories live. Discover now