Part 12 : Love?

3.1K 493 116
                                    

"Memindahkanmu ke sekolah itu memang ide yang tepat," wanita itu berbicara saat Hueningkai masih meneguk sebotol air mineral yang baru diambil nya dari kulkas.

Ia menoleh, "Maksud Nuna?" ia menutup pintu kulkas, kaki nya melangkah mendekat pada sang kakak yang duduk di meja makan di dapur luas itu.

"Kita punya tugas tambahan," jawab Camila lengkap dengan seringai andalannya.

Kai tidak bisa tidak mengerutkan keningnya. "Tugas tambahan?"

Camila mengangguk mantap, kemudian tangan kanan nya terangkat untuk menunjukkan dua jarinya, "Ada dua. Yang pertama kau harus menjaga putra klien kita, anak bernama Choi Beomgyu."

Kai ikut mengangguk, "Kalau hal itu sudah pasti." ia ingat bagaimana saat Taehyun berbicara serius tentang menjaga Beomgyu hari itu.

"Dan yang kedua.." wanita itu sedikit melambatkan bicaranya, membuat Hueningkai tak sabaran.

"Apa?"

"Kita sudah boleh sedikit bermain-main dengan target kita." wanita itu tersenyum lebar.

"Tentu saja, jangan sampai membunuhnya dulu. Mungkin beberapa taktik untuk membuatnya sedikit lecet. Aku tau kau ahli dalam hal ini, jadi aku serahkan padamu, ya." final wanita itu, menepuk bahu Hueningkai pelan, lalu beranjak pergi dari sana.

Sedang Hueningkai masih terdiam, tak tau harus merespon bagaimana.

+x+

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi Beomgyu masih tetap di bangkunya. Akhir-akhir ini ia menerima sangat banyak surat ungkapan cinta dari banyak anak perempuan. Dari yang seangkatan, junior sampai senior. Terlebih lagi, berita dia akan debut mulai tersebar di seluruh penjuru sekolah. Entah dari mana datangnya.

Dia menghela napas saat memandangi surat beramplop biru muda yang ia dapat pagi ini di lacinya. "Apa yang dipikirkan anak-anak perempuan jaman sekarang?" gumamnya. Jujur saja ini agak mengganggunya.

Di kelas Taehyun dan Hueningkai, tak satupun murid beranjak dari bangku mereka saat bel pulang itu sudah berbunyi. Pasalnya sang guru yang berstatus mengajar biologi ini masih meminta menyita waktu murid nya untuk membahas beberapa materi tertinggal sewaktu beliau menjalani suatu pelatihan mengajar beberapa minggu silam.

Hueningkai langsung menepuk bahu Taehyun, membuat Taehyun melihat kebelakang. "Bagaimana Beomgyu?" tanya nya berbisik, mengingat seharusnya mereka pergi ke perusahaan bersama saat sepulang sekolah seperti ini.

"Kirim saja pesan padanya, beritahu kalau kita pulang terlambat, dia ke perusahaan duluan saja." jawab Taehyun, kepalanya masih menoleh kebelakang.

"Beomgyu? Sendirian?" Hueningkai ingat saat semalam kakaknya memberitahu tentang hal mengawasi Beomgyu.

"Dia pasti bisa menjaga dirinya. Lagipula dia kan naik bis. Aku lebih tak tega lagi saat membayangkan dia menunggu kita sendirian di koridor. Kita tidak tau kita akan selesai jam berapa." jelas Taehyun, Kai masih mencoba paham.

"Ingatkan saja dia untuk berhati-hati." lanjut Taehyun lagi, akhirnya Kai menangguk mengerti.

Ia langsung merogoh saku celana dan mengetikkan pesan yang di maksud di ponselnya.

Langsung saja pesan itu terkirim pada nomor yang dituju. Beomgyu baru saja selesai merapihkan seluruh barangnya ke dalam tas saat ponsel nya bergetar pertanda pesan masuk. Lagi, ia menghela napas beratnya saat memahami isi pesan itu.

Saat melangkah keluar, ia menyadari lorong yang sudah mulai sepi, kelasnya juga sudah kosong. Tiba-tiba seorang gadis tampak berlari menghampirinya. Beomgyu menatap gadis itu intens untuk beberapa detik, amplop surat cinta biru muda masih ada di tangan kanan nya.

[✓] BE THE STAR | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang