Prolog

63 4 0
                                    

Suara kicauan burung mulai terdengar pada pagi hari, diikuti dengan suara gemersik daun yang bertabrakan dengan angin seakan menambah kesejukan di pagi ini. Pagi hari memang cocok untuk bermalas - malasan, seakan gaya gravitasi lebih besar pada saat itu dan membuat orang enggan untuk berpisah dengan ranjang mereka.

"Le, bangun!" Sayangnya pagi indah ini tak mampu dirasakan seorang gadis yang kini masih terlelap dalam tidur nyenyaknya karena tiba - tiba saja kakak laki - lakinya yang tampan dan rupawan membolak - balikkan tubuh gadis ini yang terbaring lemah diatas ranjang. Gadis ini bernama Aleandra Cassava, panggil saja Ale seperti orang - orang di sekitarnya.

"1 jam lagi mas, biarin Ale tidur." Ale menepis kedua tangan kakaknya yang terus menggoncang tubuh indahnya yang menurutnya seksi, padahal tepod.

"Anak perawan kok bangunnya siang, ntar jodohnya di patuk ayam baru tau rasa lu." Kakak laki - laki Ale yang ternyata bernama Nando itu menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Ale.

"Ayam gak doyan manusia, doyannya ulet." Ale sedikit terganggu karena merasakan sinar matahari yang tiba - tiba terasa menyengat di tubuhnya akibat pelindungnya di tarik paksa Nando.

"Jodoh lu kan ulet. Ngimpi apa lu mau jodoh sama manusia?"

Nando sialan!

Ale mendengus sebal di dalam hati akibat kakaknya itu yang sangat menyebalkan. Sudah mengganggu tidurnya, ditambah mengolok - olok dirinya. Lengkap sudah penderitaan Ale di dunia ini, mempunyai kakak semenyebalkan Nando.

"Brisik!" Karena males meladeni ejekan Nando yang membuat dirinya akan terus beradu mulut dengan kakaknya itu, akhirnya Ale membentak Nando karena terlalu berisik baginya. Padahal niat awalnya dia ingin melanjutkan tidur cantiknya!

"Bangun gak!? Kalau gak bangun gua seret nih." Ancam Nando sambil berancang - ancang menyeret Ale dengan memegang pergelangan kaki Ale menggunakan kedua tangannya.

Sedangkan Ale tidak memedulikan ancaman kakaknya itu dan lebih memilih melanjutkan mimpi indahnya.

Haahhh selamat datang mimpi indah.

Belum sempat Ale masuk dalam pusaran mimpi tiba - tiba pantatnya merasakan sakitnya terbentur ubin kamar. Sepertinya ia jatuh dari ranjangnya, apa karena dia terlalu ke pinggir yah tidurnya?

Ale membuka matanya dan pemandangan pertama yang dilihat Ale adalah kakaknya yang tengah menyeret tubuh mungilnya dengan satu tangan dan Ale juga merasakan bokong tepodnya bergesekkan dengan ubin kamarnya.

"NANDO KEJAM! MAMAAA...." Ale sontak berteriak melihat tingkah laku kakak laki - lakinya itu.

"Berisik! Sana mandi! Atau sekalian gue mandiin?" Nando bergerak maju kearah Ale sambil membuat gerakan seakan ingin membuka paksa baju Ale.

"GAK MAU! NANDO MESUM!" Ale berteriak untuk kesekian kalinya sambil berdiri dari duduknya dan berlari memasuki kamar mandi.

"ADEK DURHAKA! PANGGIL GUE KAKAK!" Nando kesal dengan kelakuan adeknya itu yang tak pernah memanggilnya dengan sebutan kakak, padahal ia lebih tua dari Ale. Meskipun hanya terpaut 3 tahun, tapi bukan berarti Ale harus seenaknya saja memanggil kakaknya itu tanpa embel - embel 'Kak'.

Setelah cukup puas membuat Ale kesal, Nando keluar dari kamar adeknya itu dan berjalan menuju ruang makan. Tempat dimana kedua orang tuanya menunggu kedua anaknya untuk sarapan bersama.

"Gimana?" Rina --Mama Nando-- bertanya kepada anak sulungnya itu tentang Ale, apakah sudah bangun atau belum.

"Mandi." Nando menjawab sambil duduk disalah satu kursi di samping meja makan.

[Pacar series I] PACAR ONLINEWhere stories live. Discover now