"Loh, baru pulang?"

"Iya, bun," kata cowok itu sambil mencium punggung tangan Tria. Wanita itu duduk di sebelah Dita.

"Ayo sayang, makan dulu,"

Dita mengangguk dan membuka mulut saat Tria menyuapinya makanan. Evan duduk di sofa sebelah Tria dan membuka ponselnya. Ia rindu bertukar pesan dengan gadis cantik itu, siapa lagi kalau bukan Laras. Matanya memutar malas saat melihat pesan masuk dari Sheila. Gadis itu menanyainya terus sejak malam, seperti wartawan saja.

"Harus banget ya, nanyain gue mulu?" Tanya Evan pelan pada dirinya sendiri. Tria menoleh dan mengernyit,

"Kamu kenapa?"

"Eh, gapapa bun," Evan tersenyum kikuk dan mematikan ponselnya. Ia ingin sekali bertemu Laras. Ia memutuskan untuk ke kamar. Ia ingin berganti baju dan pamit untuk ke rumah Laras.

Tak lama kemudian, cowok bertubuh tinggi dengan mata sipit itu turun dan menyalimi tangan Tria,

"Bun, Evan mau ke rumah Laras,"

Tria mengangguk, "hati-hati. Jangan kemalaman,"

Evan memutar-mutar kunci motornya dan mulai menaiki motornya. Setelah mesin nyala, ia langsung menuju ke rumah Laras. Ia rindu pada gadis itu.

Tak sampai sejam, motor yang Evan kendarai sudah sampai di halaman rumah gadis itu. Langsung saja ia turun dan merapikan rambutnya ke belakang. Baru sadar, kalau rambutnya sudah mulai panjang sekarang. Ia malas untuk mencukur rambutnya, ia lebih baik menunda-nunda sampai bu Tia menegurnya.

"Loh? Evan? Lo ngapain kesini?" Tanya Laras saat melihat cowok itu didepan rumahnya. Evan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu berjalan mendekati gadis itu,

"Gue rindu,"

Laras mengernyit, "rindu siapa?"

"Rindu mantan," jawab Evan lembut.

"Nih, mantannya didepan gue," sambung cowok itu, tangannya terulur untuk mengelus rambut panjang gadis itu. Laras tersenyum, keduanya saling melempar senyuman masing-masing. Sampai akhirnya suara dehaman membuat keduanya menoleh, ternyata Ferdi. Pria paruh baya itu sedang menatap Evan tajam. Cowok yang ditatap pun hanya bisa meneguk salivanya kasar, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ngapain kamu kesini? Masih belum puas sama hajaran saya?" Tanya Ferdi dingin. Evan menggeleng,

"Bu-bukan, Om. Saya kesini mau main, udah lama gak kesini," jawab Evan sesekali melirik gadis yang ada dihadapannya. Ferdi mendengus,

"Apa gak ada tugas sekolah?" Tanya Ferdi lagi.

Kan kan, kena introgasi calon mertua kan.

"Yah, Evan itu pinter. Kerjain PR disekolah juga gak jadi masalah," sahut Laras yang membuat Evan dan Ferdi menoleh padanya,

"Ayah nanya sama dia, bukan sama kamu,"

"Aku cuma ngewakilin," jawab Laras enteng. Lelaki itu memilih untuk mengalah dan masuk ke dalam rumah. Tapi sebelum Ferdi benar-benar masuk, ia sempat menoleh ke belakang dan memperingati Evan,

EVALARA [✔] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن