Zanna: 4

Resti: 5

Abie: ngapa?mo marah?

Rama: brsk

Resti: hah?

Zanna: apaan?

Ocha: lo ngetik apaan sih ram?

Agung: rama si mister limbat

Abie: limbad bodoh bukan limbat

Resti: master bodoh bukan mister

Agung: terserah beta

Putra: maksud rama brisik ya?iyakan ram?

Rama: y

Agung: wah put, lo jadi tresletor rama aja

Ocha: translator bodoh bukan tresletor

Agung: heters, komen aja

Zanna: haters gung bukan heters

Abie: zan, seharusnya lo pake bodoh juga supaya serentak

Putra: iya zan, kita kan bhinneka tunggal ika

Resti: hubungannya apaan?

Rama left the group.

Agung: wayolo, rama marah

Resti: baperan

Putra: gue bilangin rama loh res

Resti: ga takut

Ocha: eh rama ngapa itu?

Agung: mana aku tau aku kan ikan

Zanna: paling rama marah, dia gasuka brisik

Agung: brisik juga gasuka rama

Ocha: bodo amat gung

Resti: 2

Putra: 3

Zanna: 4

Abie: 5

Agung: eh btw, nadine mana?

Abie: cie nanyain

Zanna: cihuy

Putra: ish asik banget agung nanyain nadine

Ocha: @nadine

Resti: @nadine

Agung left the group.

Masih banyak lagi pesan dari grup WhatsApp teman-teman les Nadine. Tapi ia memutuskan hanya melewatkan-nya sampai ke pesan paling terakhir. Nadine juga tidak berniat untuk menjawab ataupun membalas pesan-pesan itu.

Nadine mengambil earphone di meja belajar-nya. Ia memutuskan untuk menjernihkan kembali pikiran-nya dengan mendengarkan musik.

Tak perlu kau cari

Alasan untuk bahagia

Karena bahagia, kan datang sendiri

Tak mungkin sembunyi

Karena bahagiaku, bahagiamu

Lantunan lagu Bahagiaku Bahagiamu milik Ghaitsa Kenang mengalun indah ditelinga Nadine. Saat sedang asyik-asyiknya meresapi lirik lagu-nya. Handphone Nadine berdering, dan lagu tadi berubah menjadi ringtone-nya. Dan menampilkan nama Resti sebagai pelaku-nya.

"Kenapa, Res?" Tanya Nadine kepada yang disebrang sana.

"Entar lo les nggak, Nad?"

"Les, emang kenapa?"

"Pinjem buku IPA dong, punya gue ilang nih."

"Ya udah, ntar gue bawain deh."

"Yes makasih Nadine, tadi gue mau pinjem Putra tapi dia pelit."

Gue hanya tertawa sebagai jawaban.

"Udah nih, gitu doang?"

"Eh, iya hehe. Sorry ya kalo ganggu."

"Santai, ya udah gue tutup telfon-nya ya."

Nadine memencet tombol merah di handphone-nya. Dan dengan otomatis sambungan terputus.

Nadine segera mencari buku IPA milik-nya. Nadine sampai mengubek-ubek isi lemari buku-nya karena buku yang ia cari tidak kunjung ketemu. Yang ia temukan malah sampah plastik bekas makanan yang jumlahnya tak sedikit.

"Mana sih, elah." Gerutu Nadine sambil terus-menerus mencari buku IPA milik-nya.

Nadine menemukan selembar surat usang didalam lemari buku-nya. Sepertinya surat itu sudah tersimpan lama. Buktinya, kertas itu telah menguning.

Nadine membuka lipatan demi lipatan pada kertas itu dengan perlahan. Sampai akhirnya kertas itu terbuka dengan sempurna-nya. Dan kalimat pertama-nya sontak membuat mata Nadine membulat.

Untuk Nadine, dari Reza.

APA-APAAN INI?!

➖➖➖

To be continue.

Jangan lupa vote dan comment.

Love y'all.











The Seken One (SELESAI) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum