8 : Dino's Heart

476 48 33
                                    

Alohaloooo gengs... ii kambek lagi. Tadinya mau kemarin up tuh cuma karena kemarin tuh ada kejutan-kejutan dan lain sebagainya jadi belum sempat ngetik lagi 😅😅😅 yang liat snap ii kayanya pasti tahu 😅😅😅. Heheee okeee deh ditunggu Vommentnya yaaaaaa makasih looh 😙😙😙😙

🙊HAPPYREADINGGENGS🙊

Pintu kamar bercat putih dibuka dari luar. Seorang laki-laki yang mengenakan kaos berwarna merah masuk ke dalam kamar itu seraya meniup-niup cangkir berisi susu cokelat di tangannya. Mata laki-laki itu bulat, mungkin bulatnya hampir sama dengan alas cangkir yang tengah dia pegang. Hidungnya mancung dengan dua lubang yang tercetak hampir menyerupai kecebong. Lalu bibirnya tebal, setebal skripsi-skripnya anak PTK. Sangat cocok jika dijadikan sofa untuk sekedar duduk-duduk manja. Dari definisi singkat tersebut, sepertinya sudah bisa ditebak makhluk seperti apa laki-laki itu.

Dinosaurus.

Ya benar. Dinosaurus Pak Ayang lebih tepatnya. Dan tolong dicatat, itu merupakan spesis baru di dunia perdinosaurusan.

Langkah laki-laki yang mari sejenak kita panggil Dino itu terhenti di depan meja kerjanya. Dia lalu menaruh susu di tangannya di dekat laptopnya yang tertutup namun tidak ada debu sedikitpun yang menempel di sana. Selanjutnya, laki-laki itu menarik kursi -yang berpasangan dengan meja yang dia ubah menjadi meja kerjanya- menghadap ke arah jendela yang gordennya sengaja dibuka. Kemudian dia duduk tenang seraya menikmati susu hangatnya sembari memandang bintang-bintang di luar sana. Aaah... nikmatnya hidup.

Baru beberapa mili susu cokelat yang Dino seruput, perhatiannya teralihlan oleh kaleng bekas minuman yang bentuknya sudah penyok. Dia lalu menyimpan kembali cangkir susu di tangannya, lalu beralih meraih kaleng bekas minuman itu.

Cukup lama dia mengamati kaleng bekas minuman itu sampai sebuah senyum yang tidak pernah ia tunjukan pada siapapun selain pada orang-orang terdekatnya, terlukis begitu saja. Ah... takdir, kenapa kau begitu pandai bermain-main?

Senyum Dino semakin mengembang saat teringat kejadian ditimpuk kaleng ini. Saat itu dia sedang asik membaca di taman belakang kantin sampai sebuah kaleng yang ditendang oleh perempuan yang akan dijodohkan dengannya mendarat manis di kepalanya.

"Ahahaaa... siang, Pak."

Itulah ucapan Anna ketika dia kepergok akan kabur oleh Dino. Saat itu jika mahasisiwa atau mahasisiwi lain yang melakukannya Dino pasti akan marah besar dan mungkin juga melaporkannya ke dekan. Tapi saat tahu pelakunya adalah Anna entah kenapa hatinya malah luluh dan sebenarnya dia ingin sekali tertawa. Sayangnya gengsinya membuat dia memilih menjadi manusia jetek super horor.

"Kamu dendam sama saya?"

Itu adalah pertanyaan yang Dino lontarkan dengan nada sinis dan nyaris membentak. Namun sejurus kemudian dia ingin sekali menarik kata-kata itu karena pada kenyatanyaan bukan itu yang ingin Dino tanyakan. Tapi...

'Kamu kenapa? Lagi ada masalah?'

Ya seharusnya itulah pertanyaan yang benar. Apalagi saat tahu bahwa Anna tidak bermaksud menendang kaleng itu padanya, gadis itu sedang kesal pada seseorang katanya. Hal itu membuat Dino semakin ingin menanyakan masalah apa yang dihadapinya. Tapi entah kenapa pertanyaan itu sangat sulit diucapkan. Entah dimakan gengsi atau apa yang keluar dari mulutnya justru malah pertanyaan sarkas.

"Saya kan sudah membatalkan perjodohan kita sesuai dengan keinginan kamu."

Dan ah... lagi-lagi mulutnya ini tidak bisa dikondisikan. Tapi tolong jangan hujat Dino. Sejujurnya saat itu dia hanya senang bercampur grogi dan bingung. Senang karena akhirnya bisa bertemu lagi dengan Anna -perempuan yang sayangnya menolak perjodohan dengannya-. Grogi karena ya... sekalinya bertemu lagi malah di situasi yang aneh semacam itu. Dan juga bingung, ya dia bingung harus bersikap bagaimana. Akhirnya... begitulah jadinya.

Jatuh Cinta Itu...🍎 [New VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang