5: Gara-gara Bekal

Börja om från början
                                    

"Pak Dino." suara berat Fian akhirnya berkumandang, membuat gadis-gadis di kantin itu memekik malu-malu.

Dino yang dipanggil memusatkan atensinya pada mahasiswa sekaligus om dari gadis tidak tahu malu yang selalu merecoki harinya. Oh ya poin tambahan Fian adalah adik dari perempuan yang tidak jadi menikah dengannya.

Dino berusaha menenangkan diri. Dia tidak ingin kelepasan seperti tadi. Tapi rasanya sangat sulit karena garis wajah Fian yang mirip kakak pemuda itu mengingatkannya pada seseorang, Anna. Teringat Anna dan perjodohannya, hal itu membuat hati Dino semakin tidak karuan.

Fian menarik nafas dan menghembuskannya dengan satu hentakan,"Saya minta maaf atas nama Vania." Pemuda itu sedikit menundukkan kepala.

"Saya tahu perbuatan Vania pasti sangat mengganggu bapak." lanjutat Fian yang kini telah mengangkat kembali wajahnya sehingga matanya bisa beradu tatap lagi dengan mata tajam Dino. Meski begitu, Fian tidak gentar sedikitpun berhadapan dengan Dino. Ini bukan yang pertama untuk Fian, lagipula dulu dia pun pernah berhadapan dengan Bagas untuk meluruskan sesuatu.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Dino selain tatapannya yang semakin menajam, membuat Mutya, Sarah, dan pengunjung lainnya hampir menahan nafas. Sedangkan Reyvan dan Giovany tetap bersikap tenang di belakang.

"Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf."

"Kamu tidak usah meminta maaf seperti ini." Akhirnya suara Dino pun berkumandang, membuat orang-orang semakin berminat untuk menonton.

"Tapi Vania adalah keponakan saya." balas Fian seraya menggenggam tangan Vania lebih erat,"Saya bertanggungjawab untuk menjaga dia."

"Uuuuuuuuh..." riuhan dari para mahasiswa tidak bisa ditahan-tahan lagi, apalagi mereka yang berstatus mahasiswi jomblo. Mendengar Fian berkata seperti itu dengan tegas entah kenapa membuat hati mereka melumer. Tidak terkecuali Sarah dan Mutya, mereka juga semakin terjerumus oleh pesona Fian. Kalau saja mereka tidak tahu hubungan Fian dan Vania, pasti mereka akan menyangka bahwa dua makhluk yang sering beradu mulut itu adalah sepasang kekasih karena meskipun selalu terlihat seperti anjing dan kucing di saat tertentu Vania dan Fian akan terlihat begitu sweet dengan saling jaga dan perhatian, seperti sekarang misalnya.

Sementara itu, untuk beberapa detik Dino kembali diam. Dia mengamati lamat-lamat pemuda di hadapannya. Berani, bertanggungjawab, dan sayang keluarga. Setidaknya tiga poin itulah yang Dino tangkap dari Fian selain anak yang rajin dan tidak neko-neko. Jika saja Dino jadi menikah dengan Anna, maka adik seperti inilah yang akan Dino dapat. Diam-diam Dino salut dan menyukai gaya mahasiswa didepannya ini. Sayangnya anak emas seperti Fian ini tidak akan pernah bisa jadi adiknya lagi. Kesempatan itu telah dia berikan pada Bagas dan lewatkan begitu saja. Bodoh sekali kan.

"Kalau begitu didik juga dia supaya tidak jadi gadis murahan yang mengemis-ngemis cinta."

Oke. Kata-kata pedas Dino barusan berhasil membuat seisi kantin benar-benar menahan nafas. Tapi ada juga yang tergores hatinya begitu dalam. Dalam kasus ini tentu saja Vania dan teman-teman perempuannya. Eer... terutama Vania tentunya. Bila boleh lebay sedikit, sejujurnya hati Vania rasanya berdarah-darah mendengar perkataan Dino barusan. Perih, sakit, dan... sesak, tapi tak terlihat karena lukanya di dalam. Vania terguncang, tentu saja.

Gadis murahan yang mengemis-ngemis cinta? Jadi seperti itu Vania di mata Dino? Rendah sekali kedengarannya. Tapi... apa memang Vania serendah itu. Ah... tidak... Vania tidak melakukan hal-hal licik dan nekat yang nerugikan banyak orang, gadis itu hanya... hanya melakukan hal-hal bodoh yang sia-sia.

Vania menundukkan wajah, tangannya terkepal kuat meremas ujung bajunya. Beberapa kali dia menghela nafas berat lalu mengembungkan pipi.

Di sisi lain, Reyvan, pemuda satu itu sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat siap menghajar Dino kapan saja jika sejak tadi tidak ditahan dan ditenangkan oleh Giovany.

"Lepasin gue, Gi..." desis Reyvan.

"Please gak usah bertindak bodoh dan makin memperkeruh suasana. Fian udah ada di depan Nia, gue yakin dia tahu apa yang harus dia perbuat tanpa memperpanjang masalah." Giovany berbisik, mencoba menenangkan Reyvan sekali lagi.

Fian merasakan tangan Vania yang tadi balas menggenggamnya kini mengendur. Pemuda itu tahu, kata-kata Dino barusan pasti sangat melukai hati keponakannya. Sekalipun Vania adalah gadis yang tidak tahu malu, tapi jika dipermalukan di depan umum seperti ini pasti mental gadis itu pun terpuruk. Buktinya sejak tadi, gadis berisik itu tidak membuka suara.

Wajah Fian mengeras,"Mohon maaf sebelumnya, Pak, saya tahu perbuatan Vania memang mengganggu, tapi tolong tarik kembali ucapan bapak." ucap Fian dengan nada yang tenang seperti sebelumnya. Meskipun Fian mulai terpancing, dia tetap berusaha tenang agar tidak memancing keributan lebih jauh. Selain itu dia pun masih menghargai Dino sebagai dosennya.

Tindakan Fian jelas membuat orang-orang disekitarnya semakin terkagum-kagum.

"Itu faktanya." ucap Dino enteng.

Sarah yang sejak tadi jadi penonton yang terpesona oleh Fian mulai memelototi Dino dan berkomat-kamit. Dino yang menangkap gelagat Sarah hanya memberikan wajah datar, membuat Sarah semakin melotot dan mengode-ngode untuk meminta maaf pada Vania. Gadis itu semakin sebal saat Dino membuang muka. Sepertinya nanti dia harus memberi pelajaran pada dosen bermulut pedas itu.

Dino sebenarnya ingin meminta maaf pada Fian karena kata-katanya yang telah menyinggung hati Fian, tapi egonya sebagai dosen terus meronta-ronta.

"Jangan marahin om Tayo lagi." Vania akhirnya buka suara dengan nada yang sedikit bergetar.

Gadis itu melepaskan genggaman Fian lalu maju satu langkah dan berdiri di depan Fian. Kali ini biarkan Vania yang jadi perisai untuk Fian dari gangguan syaitonirozim macam Dino.

"Om Tayo gak salah, Nia yang salah karena udah maksa Pak Ayang eeeh maksudnya Pak Dino buat jawab pertanyaan Nia padahal jawabannya udah pasti." lanjut Vania dengan hati yang perih tapi dia tahan. Gadis itu tetap menunjukkan senyum manisnya.

"Nia minta maaf ya..." lanjut Vania masih dengan senyum yang mengembang. Gadis itu berusaha menatap Dino dengan binar cerianya seperti biasa meski kini ada riak-riak kaca di bola mata itu.

Bohong jika Dino tidak tersentuh sedikitpun dengan permintaan maaf Vania barusan. Permintaan maaf itu terdengar begitu tulus. Tapi Dino tetap pada pendiriannya, bersikap dingin pada Vania.

"Nia..." gumam Sarah dengan nafas yang tiba-tiba kembali sesak. Rasa bersalah itu kembali menggerogotinya. Apa sebaiknya dia mengatakan yang sebenarnya saja? Tapi dia sudah berjanji pada seseorang untuk merahasiakan hal itu. Dan juga jika Sarah buka mulut, dia takut Fian akan menjauhinya. Selama ini meskipun Fian terkesan cuek padanya, dia tetap merasa senang marena seenggaknya bisa berdekatan dengan pemuda itu.

Vania kembali menunduk lalu sekali lagi menghela nafas berat. Setelahnya dia kembali menatap Dino, membuat dosen lajang itu kembali bersiaga.

"Nia tahu Pak Dino itu sayang sama binatang jadi pasti bapak gak tega liat kucing yang kelaparan. Tapi tenang aja besok Nia bakalan bawain nasi gorengnya lebih banyak biar bapak sama kucing itu kebagian." kata Vania dengan entengnya seraya mengangkat dua jempolnya. Jangan lupa senyumnya yang semakin lebar seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

Allahuakbar...

Mari kita takbir sama-sama.

"VANIA ELNARAAAAA...!!!" Fian, Reyvan, Sarah, Mutya, dan Giovany berteriak kompak.

Sontak saja perkataan Vania dan teriakan itu plus ekpresi berang Dino membuat seluruh penghuni kantin tergelak dan bertepuk tangan, bahkan sampai ada yang memukul-mukul meja segala.

Dino menepuk jidat seraya memutar bola matanya jengah. Entah ngidam apa emaknya Vania sewaktu menganggung dia. Tanpa aba-aba dosen bermata bulat nan tajam itu langsung angkat kaki, tidak peduli Vania berteriak-teriak seraya melambaikan tangan membuat suasana kantin semakin riuh. Gadis itu lagi-lagi berhasil mempermalukannya. Ternyata dia jutaan kali lebih absurad dari tantenya.

___♡♡♡_______

Jiiaaaah segini dulu gengs... keabsurdan Vania yaaaa wkwkwkk

Jawa Barat, 31-12-2019
Salam Manis Guppy_Rh
Jaaaa neeee 😙😙😙

Jatuh Cinta Itu...🍎 [New VERSION]Där berättelser lever. Upptäck nu